Jumat, 13 Juni 2014

A Special Gift For You Dad

Alhamdulillah hari ini adalah hari yang bahagia buatku. 13 Juni 2014 merupakan hari kelahiran seorang yang sangat berarti. Ia yang selalu mendukung setiap kegiatan yang kulakukan. Ia yang telah kerja banting tulang hingga aku tumbuh sebesar ini. Aku tak tau berapa tetes keringat yang ia keluarkan hanya untuk membahagiakan kami sekeluarga.

Mungkin ia seorang yang terlihat acuh dibandingkan dengan seorang ibu. Mungkin ibu lebih sering menanyakan kabarku dan selalu khawatir akan anaknya yang jauh dari pelukannya, tapi sebenarnya selalu ada ia yang mengingatkan ibu untuk menanyakan kabar buah hatinya.

Aku teringat ketika seorang ibu begitu perhatian melihat anaknya yang begitu lelah sehingga membantunya untuk tidur, tapi harus kita tau pula sepulang ia kerja, ia selalu menanyakan kabar dan apa yang telah dilakukan anaknya seharian ini dibalik kelelahannya.

Sungguh kasih sayangnya mungkin tak kalah dibandingkan dengan seorang ibu, ia mungkin lebih memilih tidak menunjukan kasih sayangnya. Mungkin begitulah pemikiran seorang laki-laki yang begitu malu untuk menunjukkan semuanya.

Pa, sungguh aku sangat mencintaimu dan aku pun mungkin sama sepertimu, sulit untuk mengungkapkan rasa sayang ini ataupun menunjukkan perhatianku padamu. Tahukah papa kalau disinipun kadang aku meneteskan air mata melihat dirimu yang tetap bekerja keras walau rambut putih telah memenuhi kepalamu. Aku tahu kalau kau tetap ingin memberikanku sesuatu yang kusuka walau aku telah melarangnya bahkan hutang yang kau miliki tak menghentikanmu untuk mewujudkan apa yang kuinginkan.

Aku pun begitu sedih ketika mengetahui banyaknya masalahmu walau kau tak pernah menunjukkannya padaku. Sungguh aku benar-benar tidak tau bagaimana menunjukkan kasih sayangku padamu. Aku pun sedih ketika kau merasakan kesedihan itu. Ketika kau sedang dalam keadaan sakit aku juga merasa khawatir padamu walau aku tak menunjukkannya.

Selama ini kau hanya pernah marah satu kali di depanku hanya karena aku menginginkan buah manggis tapi kau tak mengizinkannya. Aku masih ingat hari itu hingga sekarang walau saat itu aku masih kelas 4 SD. Sungguh aku menyesal ketika aku malah merajuk hingga tak mau berbicara denganmu selama beberapa hari. Padahal itu adalah bentuk perhatianmu. Mungkin karena itu pula kau tak pernah marah lagi kepadaku langsung, jika pun kau tak menyukai apa yang kulakukan pasti kau menyampaikannya kepada mama. I’m sorry for that pa..

Hari ini adalah hari ulang tahunmu, sungguh aku ingin kau tetap punya semangat dalam menghadapi setiap masalah yang kau alami, aku ingin kau bisa melihatku sukses dan bisa memenuhi keinginan-keinginanmu tanpa membuatmu kesusahan. Aku tak tau apa yang bisa kuberikan dalam hari ulang tahunmu kali ini. Aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda di hari ulang tahunmu ini.

Mungkin aku bukanlah seorang hafidz Qur’an yang akan memberikan mahkota emas kepadamu nantinya di surga, satu bulan yang lalu aku berniat untuk menghafal Surat Ar-Rahman sebagai hadiahku untukmu. Alhamdulillah hari ini aku berhasil menyelesaikan hafalanku. Hadiah ini bukanlah sesuatu yang kubeli dengan banyak uang, hadiah ini bukanlah sesuatu yang bisa kau pakai atau kau gunakan dalam keseharianmu, hadiah ini adalah bentuk doaku padamu. Aku berharap dengan surat Ar-Rahman yang kuhafal, hatimu bisa terketuk untuk mencintai Islam, aku selalu berdoa untuk itu walau aku tak tau kapan waktu itu akan datang. Terimakasih buat Aldi yang telah memotivasiku dan menemaniku menghafal surat ini, Alhamdulillah kita berhasil kawan. Ya Allah ya Rahman ya Rohim semoga hadiah ini sampai kepadanya walau dia tak tau hadiah yang kuberikan dan semoga Kau mengabulkan doa-doaku ini. Aamiin ya Rab..