Dalam perjalanan ini pasti sering kali
datang perasaan kagum terhadap seseorang atau bisa jadi itu yang disebut dengan
virus merah jambu. Cinta itu adalah fitrah dan semua orang pasti akan merasakan
cinta. Tapi terkadang banyak orang yang mengidentikan kata cinta dengan
pacaran. Ya mungkin masih banyak yang belum sadar kalau masih ada cinta yang
lebih luar biasa dari cinta yang dihasilkan dari pacaran yaitu cinta kasih-Nya,
Allah Ya Rahman, Ya Rohim.
Ya Allah, salahkah jika hamba terkagum
terhadap seseorang? Masalah hati memang tiada habisnya. “Berhati-hati lah
dengan hati”, bukankah begitu. Tidak terelakan lagi rasa kagum ini terhadap
seseorang. Astaghfirullah. Hamba sadar ya Allah, hamba belum pantas dan belum
siap untuk mencintai seseorang. Hamba juga takut salah dalam mengapresiasikan
perasaan ini. Hamba memang sedang dalam tahap pelajaran, memang belum bisa jadi
ikhwan yang sebenarnya. Menjadi ikhwan yang sebenarnya adalah tanggung jawab
besar. Tetaplah bimbing hamba ya Allah.
Ada seseorang yang sedang mendekatinya?
Semua orang sedang menjodohkannya dengan yang lain? Bagaimana jika ada yang
melamarnya terlebih dahulu? Lidah ini pun takkan bisa bergerak nantinya dan
pastinya perasaan ini akan kacau balau jika hal ini benar terjadi.
Astaghfirullah setan benar-benar mengganggu dengan semua pemikiran itu.
Teringat foto yang dikirimkan teh Arie, “ Jodoh itu bukan siapa yang cepat,
tapi jodoh adalah bila Allah sudah tetapkan, akan pasti dapat”.
Lantas apa aku harus mengungkapkan kalau
aku mencintainya? Padahal aku belum siap untuk masuk ke jenjang berikutnya, aku
harus menyelesaikan perkuliahanku terlebih dahulu, aku harus punya pekerjaan terlebih dahulu,
Tetapi aku tidak mau dia dilamar oleh orang lain sebelum aku. Sungguh EGOIS,
dia yang kau kagumi saat ini belum tentu dia akan menjadi pasangan hidupmu
nanti. Janganlah hanya memberi harapan palsu terhadap seorang wanita hanya
karena keegoisanmu. Karena yang kau rasa baik belum tentu itu yang terbaik
untukmu kan? Allah pasti punya rencana indah untuk kita.
Biarlah rasa kagum itu jadi cerminan
untuk dirimu apakah kita sudah pantas dan sudah siap? Jika belum mulai detik
ini lupakan dia, dia bukanlah siapa-siapamu saat ini, biar Allah yang
menentukan apa dia akan jadi yang special untukmu, atau tidak, atau Allah telah
menyiapkan yang lebih special untukmu.
“Tapi beneran tidak nyaman jika dipendem
sendiri, apa kuungkapkan saja biar jadi legah”.
Ya Allah aku berlindung dari godaan
setan yang terkutuk. Sungguhlah tidak tahu orang yang ingin mengungkapkan
perasaannya itu apa yang akan terjadi berikutnya. Astaghfirullah. Biarlah rasa
ini kucurahkan hanya padaMu ya Allah. Jika memang dialah tulang rusukku yang
hilang, biarkan Engkau yang mempertemukan kami di waktu yang tepat, Kau
pertemukan kami dalam cintaMu.
Perlahan buanglah perasaan ini, ini
benar-benar akan mengotori hatimu, jika kau benar mengaguminya, mengagumilah
dalam diam. Banyak orang yang begitu peka bahwa dia sedang dikagumi olehmu. Hindarilah
melakukan tingkah-tingkah yang membuatnya curiga. Mulai dari sekarang teruslah
perbaiki dirimu, jangan main-main dengan hati, karena hatilah yang akan
mempermainkanmu nantinya jika kau bermain dengan hati.
“Julius, tak usah lah kau takut akan
kehilangan seseorang yang kau kagumi, jika memang dialah jodohmu yakinlah kau
akan dipertemukan lagi, jika dipertemukan lamarlah dia, jumpailah orang tuanya
untuk menyampaikan keinginan seriusmu. Tetapi lebih baik rasa kagummu itu kau
buang perlahan, itu bisa membuatmu terlalu beraharap akannya dan mengotori
hatimu. Kau pun tidak pernah tau akan perasaan dia sebenarnya kan? KALAUPUN KAU
TAU itu tidak akan merubah segalanya. Bismillah move on dari rasa-rasa yang
bisa membuatmu terus gelisah, yakinlah Allah telah menyiapkan yang terbaik
untukmu”.
Bismillah tanggal 6 Desember 2013 ini
telah terketuk lagi hatimu untuk memperbaiki diri lagi.. Bismillah pasti
bisa..!!!
Temen nya temen ku di UI , baru semester 3 ada yg nikah (sama2 kuliah di UI). Awal nya itu ikhwan udh ada perasaan sama seorang akhwat. Pas pulang kampung gak sengaja satu kereta api mereka berdua. Di dalam kereta secara spontan, mungkin ini kesempatan yg tepat (karena tanpa disengaja bertemu bersama), ikhwan ini dgn hati yg mantap berbicara pada sang akhwat bahwa bolehkah berkunjung kerumahnya sekalian, mau melamar langsung kepada orang tuanya (padahal si ikhwan blom tau akhwatnya suka sama dia apa gak, tapi karna udh mantap hatinya, jadi apapun keputusannya ya bakal diterima dgn ikhlas). dan ternyata si akhwat nya memperbolehkan dia mampir kerumahnya dan menemui org tuanya. Singkat cerita, gak lama setelah melamar , pas masih Liburan kuliah mereka menikah.
BalasHapusKuliah bukan hambatan untuk seseorg menikah. Tapi ya kembali lagi kepada kesiapan mental, hati, dan kondisi keluarga besar kita juga terkadang patut untuk dipertimbangkan.
Smangat Julius ^_^ , kalo jodoh bakal bertemu lagi nanti. orang yang baik akan mendapat jodoh yang baik pula.
wah super sekali sugi.. kisah yg inspiratif
BalasHapus