Kamis, 01 Januari 2015

Biarlah Hujan Ini Menjadi Saksi

Menangis itu tak seperti tertawa
Ia juga tak sama dengan tersenyum
Biarlah hujan ini menjadi saksi
Menjadi saksi turunnya tetesan air ini

Dia sama dengan air yang turun dari awan
Sama pula dengan darah yang mengucur dari daging
Kenapa dengan darah?
Kenapa ia sama?
Ada rasa sakit yang didapat walau sakit itu tak terasa ada dimana

Awan mulai menenggelamkan sinar matahari yang keluar
Padahal ia telah hadir dari ujung Timur bumi ini
Ada apa denganmu awan?
Kenapa kau begitu egois menyingkirkan sinar yang dinanti oleh ratusan juta orang?
Tidak!! Mungkin aku lah yang paling menanti sinar itu

Hujan ini lagi - lagi menjadi saksi
Sampai kapan?

Secangkir kopi hangat tak mampu menandingi dinginnya
Lalu kau datang malah menambah kedinginan yang ada
Hey... apa kau tau apa yang kubutuhkan saat ini?

Kau datangkan hujan dan dia telah menjadi saksi akan semuanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar