Minggu, 27 November 2016

Carilah Rezeki dengan Bersedekah

Akan datang waktu dimana kita dituntut bukan lagi sebagai pendengar setia suatu majelis tapi sebagai penyampai, penyeru kebaikan. Sungguh ilmu sangatlah minim, tapi bukan berarti kita menyerah dengan keadaan dan tak mau belajar. Bismillah, semangat buat para pelosokers untuk tetap menyeru pada kebaikan dan menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Kali ini akan sedikit sharing tentang materi khutbah jumat pertama saya. MasyaAllah dek-dekan sebenarnya hehehe. Alhamdulillah punya kesempatan untuk cari-cari materi di google dan milih tausyiahnya Ustadz Arifin Ilham tentang sedekah untuk disampaikan hehehe. Jazakallah ustadz atas ceramahnya, alhamdulillah punya kesempatan meneruskan ceramah ustadz walaupun belum bisa menyampaikan materi yang dikarang sendiri.
Semoga bermanfaat..

Bismillah.
Tiada sikap terbaik sebagai hamba Allah yang telah ditentukan jadwal kematian bagi dirinya yang semakin hari jam detik menit semakin dekat dengan jadwal kematian kecuali selalu siap menyambutnya dengan sungguh-sungguh bertaqwa kepada Allah.

Maasiran muslimin yang dirahmati Allah, Rasulullah saw bersabda” istaqzilur rizqo bii shadaqati” carilah rezeki dengan bersedekah, carilah rezeki dengan bersedekah. Sekilas membingungkan, menurut logika matematika atau hukum ekonomi sesuatu yang dikeluarkan maka akan mengurangi dari yang dimiliki. Subhanallah. Logika iman berbeda dengan logika matematika. Logika iman mengatakan bahwa rezekinya dari al razzak, maha pemberi rezeki, wamaa mindaabatin il ardhi ila alallahi rizquha, tidak satupun makhluk yang melata di muka bumi ini kecuali rizkinya dari Allah, maha pemberi rezeki, jangankan kita, semut saja yang ada di rumah Allah ini jumlahnya milyiar milyiaran dijamin rezekinya oleh Allah sebagai wujud kasih sayang dan bentuk bertanggung jawabnya kepada makhluk yang ia ciptakan

Ki fa ahlu’u halqon walam ar zukhu, dalam hadits kursi Allah berfirman bagaimana mungkin aku menciptakan makhluk sementara aku tidak memberi rezeki  kepadanya. Setiap makhluk ada rezekinya. Ini yang membuat orang beriman tidak rakus, tidak serakah, tidak bakhil, lahir sifat qanaah. Bukan hanya puas dengan segala kenikmatan yang memang pantas dipuaskan tapi puas dengan segala ketentuan Allah, itulah yang Allah amanakahkan untuk dirinya sehingga ia mensyukuri nkmat Allah itu.

Kesadaran bahwa ini rezeki dari Allah lalu ia infaqkan di jalan Allah sebagai wujud syukurnya atas nikmat-nikmat Allah.

wa  idz ta addzana rabbukum la in syakartum la azii dannakum, wa la inkafartum inna ‘adzaa bii lasyadid,
karena ia mensyukuri nikmat Allah, maka kembali Allah tambah nikmat itu untuk dirinya, berarti ia pantas kuat  menjaga amanah Allah, Allah tambah lagi amanah nikmat itu. Ia syukuri lagi, Allah tambah lagi, syukur lagi tambah lagi, syukur lagi nikmat lagi, syukur lagi, nkmat lagi syukur lagi, nikmat lagi syukur lagi selama ia bersyukur dengan sedekah, selama itulah mengalir ni’am nikmat-nikmat yang banyak kepadanya.

Dalam Qur’an At Taubah :99 dijelaskan “ Maa yunfiqu qurubaatin ‘indallah” apa-apa pun yang kau infaqan  di jalan Allah “qurubaatin ‘indallah” berarti engkau mendekatkan dirimu kepada Allah  Ar Razak, Yang Maha Kaya, Yang Maha Mengayakan, di tangannya lah Rezeki, di tanganya langit dan bumi, di tangannya semua hati, di tangannya sehat sakit, begitu mudahnya baginya membolak balik, maka tatkala manusia bersedekah, ia dekat dengan Allah, dekat dengan maha kaya, maka ia pun dijamin kekayaannya oleh Allah. Allahu Akbar.

Kemudian, kenapa dengan orang bersedekah rezekinya bertambah? karena mendapat nilai, harga berkali-kali lipat. Perhatikan Q.S Al Baqarah: 261, kalau Al Qur’an itu dibaca seakan Allah bicara langsung dengan kita dan itu mukjizat, pasti terjadi, janji Allah pasti terjadi.

“masalulladzi na amwaa lahum fii sabilillah”
Perumpamaan orang-orang menginfakkan rezekinya di jalan Allah

“kamasali Habbatin ambatadz sab ‘a sanaa bilafii kulli sumbullatimm mi atu Habbah”
Seperti sebutir biji yang menumbuhkan 7 tangkai, dan dari setiap tangkai menghasilkan 100 biji.

“Wallahu yudhoo ‘ifu limayasyaaa’.. Wallahu waa si ‘un ‘alim”
Allah melipat gandakan bagi siapa yang Ia kehendaki, Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.

Infaq di analogikan dengan tanaman.. Berarti 1 dikali 7 dikali 100 berarti 700 dan ini bukan angka matematika yang mati, 700 itu minimal, ini kelipatan. Kenapa kelipatan? Bagaimana jika setiap tangkai itu menghasilkan lebih dari 7, bagaimana jika biji yang dihasilkan itu dibibitkan, ditanam lagi, berbuah lagi, kemudian ditanam lagi, berkembang lagi, berkembang lagi, lagi dan lagi.
Maka Allah menjelaskan dengan “Wallahu yudhoo ‘ifu limayasyaaa’.. Wallahu waa si ‘un ‘alim”
Allah melipat gandakan bagi siapa yang Ia kehendaki, Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui.

Dalam Q.S Saba :39

“wamaaa anfaqtum min sya ‘in fahuwa yukhlifuhu, wahuwa khoirur raziqin”
Apapun yang kau infaqkan berarti engkau percaya kepada Allah sebagai penjamin rezeki.

Kita punya uang lalu kita ingin aman uang kita, kita simpan, kita pilih bank, dengan profit yang luar biasa, padahal disitu masih banyak transaksi riba.
Lalu bagaimana dengan Allah, sudah berimankan kita kepada Allah, percayakah kita kepada Allah yang menjaga, yang mengamankan rezeki kita, yang menjamin rezeki kita, yang akan melipat gandakan minimal 700 kali lipat, bandingkan dengan bank konvensional.

Bayangkan kita berinfaq 100 rupiah cash, dikali 700 maka sama dengan 70.000 rupiah yang dicatat oleh malaikat dan itu minimal, karena tidak ada hartawan, darmawan yang ikhlas lalu menjadi miskin kedermawananny, para malaikat selalu senang mendoakan hamba-hamba darmawan, tambahkan, tambahkan, tambahkan rezekinya, Rasulullah saw menjamin,

Idstadzillu rizqo bii shodaqoti, carilah rezeki dengan sedekah, Allah menjamin, 29 ayat di dalam Al Qur’an. Orang-orang darmawan sangat dicintai oleh Allah.
Ikhwahfillah, Hamba yang dekat dengan Allah itu adalah hamba-hamba yang darmawan. Karena itu rasulullah saw ketika ditanya ya Rasul tunjukkan kepada kami karakter utama yang sangat dekat dengan Allah. Rasulullah menjawab, hamba-hamba yang belas kasih, hamba-hamba yang darmawan, sangat dicintai oleh maha penyayang.

Karena itu hamba yang beriman tau persis  hidup ini hanya sebentar, kita akan hidup di akhirat nanti selama-lamanya, kehidupan akhirat itulah sebenar-benarnya kehidupan. Inilah yang membuat orang beriman sangat darmawan, itu menjadi karakter utamanya.
Dalam Al Baqarah:254
“Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat, kecuali orang-orang yang berinfaq.
Penerang di alam kubur, lentera di akhirat nanti, dan itulah yang dibawa.

Selamat Hari Guru

Selamat hari guru..
Tetaplah menginspirasi...
Karena jika emas itu kadarnya adalah karat, manusia kadarnya adalah manfaat..
Tetaplah memberi manfaat untuk orang banyak terutama mereka yang butuh perhatian khusus di daerah yang tak tersentuh belaian pemerintah.

Ribuan jempol dan apresiasi luar biasa buat mereka para lulusan sarjana yang rela mengeyampingkan tawaran-tawaran beasiswa luar negeri, tawaran-tawaran pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan, datang ke daerah pedalaman negeri, dengan membawa visi bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan setara dengan anak yang lain, tanpa membedakan ras, golongan, ataupun tempat.

Pendidikan di daerah perbatasan, pedalaman, atau apapun itu namanya mungkin bisa saya katakan "Mengerikan"
Bukan mengejek tapi begitu kenyataannya.

Sekali terimakasih buat para guru, guru yang mengenyampingkan berbagai macam materi, guru yang rela menjadikan dirinya bukan guru elit malah guru pelosokers.. Ingat kadar kita adalah manfaat.

Sebaik-baik umat adalah mereka yang bermanfaat untuk yang lainnya.
Terima kasih kepada guru-guru yang mengajarkan segala hal kepada saya.
Selamat Hari Guru!!!!

Keep inspiring Guru-Guru Indonesia!!!

Kamis, 03 November 2016

Kepemimpinan Dalam Islam

Alhamdulillah sudah masuk awal November. Yaps, ini bakal jadi tulisan pembuka di bulan ini. Hehehe. Ya Allah semoga bisa tetap istiqomah menulis, walau tulisan tak sebanding dengan penulis-penulis hebat disana. Paling tidak keinginan berbagi sesuatu dan ingin menebar manfaat sebanyak-banyaknya buat yang lain tetap ada dalam hati ini.

Kepemimpinan Dalam Islam.
(Ustadz Mizan Qudsiyah)

Kali ini ingin berbagi apa yang telah disampaikan sang ustadz tentang kepemimpinan. Apalagi akhir-akhir ini sangat banyak kicauan-kicauan luar biasa tentang kepemimpinan di negara tercinta ini. Ada negatif ada positif, ada saling sikut, ada saling menopang, dll. Ya tapi tulisan ini akan berbicara tentang sisi lainnya dari polemik kepemimpinan yang lagi hot saat ini hehehe.

Pada zaman sekarang ini banyak sekali perselisihan dan perdebatan yang tak habis-habis untuk dibahas. Si A berkata yang ini, si B berkata yang itu, si C berkata bukan yang ini ataupun itu, dsb. Keegoisan, percaya diri yang tinggi hingga bermuara pada perasaan kalau dialah yang paling benar pun bermunculan di muka bumi. Astaghfirullah.

'Alaikum bi sunnah.

Kembalikan semuanya ke sunnah, sudah clear, tak perlu dipermasalahkan.

Pada zaman Rasulullah saw, proses pemilihan pemimpin berbeda dengan saat ini. Proses pemilihan pemimpin ada 2 cara waktu itu. Yang pertama adalah penunjukan pemimpin oleh pemimpin yang saat itu menjabat. Ini terjadi ketika Abu Bakar menunjuk Umar bin Khattab untuk menjadi khalifah berikutnya. Yang kedua adalah penunjukan pemimpin oleh sekelompok orang. Ini terjadi ketika Umar menunjuk 6 orang pada saat itu untuk memilih pemimpin berikutnya yaitu Utsman.

Proses pemilihan tersebutlah yang dijalankan kala itu dan merupakan metode syari'i yang sebenarnya harus diterapkan. Pada saat ini bisa dikatakan pemilihan kita tergolong pemilihan yang tidak syari'i atau disebut keterpaksaan.

Tapi...

Ada satu hal yang sebagian orang melupakannya. Ketaatan kita kepada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah dan Rasulnya. Telah dijelaskan dalam Surat An-Nisa:59 untuk kita agar menaati pemimpin.

Pemimpin adalah sosok yang harus kita taati kecuali dalam hal kemaksiatan. Memang benar taatnya kita kepada pemimpin merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. Tapi ingat dalam perbuatan ma'ruf bukan kemaksiatan.

Kita tidak boleh membangkang terhadap seorang pemimpin. Taatilah dia, terlebih dalam kebaikan.

"Terus kalau dia pemimpin yang mengarahkan kita pada kemaksiatan?"

Kita boleh melakukan kudeta terhadapnya. Dan harus kita ingat, dikarenakan banyaknya mudharat yg ditimbulkan dari suatu kudeta, kudeta adalah opsi terakhir untuk itu.

"Menasehati pemimpin"

Kita berhak atau menyampaikan apa yang harusnya disampaikan ke pemimpin kita. Tapi siapa yang ingin menasehati pemimpin /penguasanya, menasehatinya dengan cara empat mata atau tanpa terang-terangan di depan umum adalah pilihan dan cara terbaik untuk itu.

"Siapa yang melihat kemungkaran, cegahlah dengan tangan kalian, jika tidak bisa cegahlah dengan lisan kalian, jika tidak bisa juga, cegahlah dengan hati kalian, dan itu adalah selemah-lemah iman".

"Sebaik-baik pemimpin adalah yang mencintai kalian & kalian mencintainya, yang menghormati kalian & kalian menghormatinya".

Beberapa ucapan Rasulullah kepada kaummnya yang diriwayatkan oleh beberapa hadits yang seharusnya bisa menjadi intropeksi bagi kita semua dalam problematika kepemimpinan saat ini.

Ketika pemimpin kita adalah seorang muslim, bencilah amalannya jika dia melakukan sesuatu yang salah, tapi bukan orangnya, dan tetap taati dia karena dia adalah pemimpin kita selagi dalam koridor yang bukan kemaksiatan.

Ketika pemimpin kita adalah seorang non muslim, banyaklah beristighfar, karena tidak Allah beri kekuasaan kepada orang kafir melainkan karena orang muslim itu sendiri.

Sahabat-sahabatku, sungguh banyak kita saat ini terlalu banyak meminta kepada pemerintah, tahunya hanya mengomentari saja, tanpa ada action yang jelas. Stop terlalu banyak meminta pada pemerintah tapi mintalah pada Allah. Sungguh Allah sangat senang ketika umatnya datang kepadaNya dengan segala macam permintaan, terus kenapa ragu minta kepada Allah, Allah tak pernah membatasi permintaan umatnya.

Bismillah, semoga tulisan ini bermanfaat untuk semuanya, ambil positifnya, buang negatifnya. Ini hanya sedikit pemikiran kecil dari saya dari ceramah yang saya tonton di youtube. Maklum jauh dari peradaban hingga sulit untuk mendatangi majelis-majelis ilmu.

Bersiap menuju aksi 4 November.
Semoga tidak terprovokasi akan tindakan-tindakan anarkis.

Sungai Tawang, 3 November 2016.
Kalimantan Barat.
Julius Tan.