Kamis, 29 Mei 2014

Merekalah Obor Semangatku Disini

Alhamdulillah sudah hampir 2 bulan terlewati petualangan di kebun ini. Beginilah kehidupan kebun jika aku ditanya, sulit dari sinyal, jauh dari keramaian, dan jauh dari kota bahkan jalan raya.

Jadi apa tidak bosan jul? Emm pasti ada masanya bosan sih sebenarnya hehehe. Betah jul? Ya dibetah-betahin lah walaupun gak betah hehehe. Tapi Alhamdulillah selain bedanya dunia yang kuhadapi sekarang, aku punya penyemangat disini, merekalah yang bisa membuatku melepaskan kepenatan di kebun, tempatku bercerita dan tertawa. Ya mereka adalah anak-anak yang kutemui di mesjid yang ada disini.

Mungkin mereka sudah ditakdirkan bertemu denganku kali ya hehehe. Suatu hal yang tidak terduga ketika aku menyelesaikan tilawahku di ODOJ waktu itu, mereka mendatangiku merasa ada orang baru dan aneh. Mencoba berkenalan denganku, bercerita, hingga lama kelamaan mereka memintaku untuk mengajari mereka mengaji di saat Pak Ustadz berhalangan hadir waktu itu.  Jujur sebenarnya aku masih belum merasa pantas untuk berbagi ilmu mengenai ayat-ayatNya, tapi disini pula aku belajar memantaskan diri untuk bisa berdakwah dengan membaca dan mengajarkan ayat-ayatMu ya Allah.

Ketika kuliah aku sempat berfikir untuk menjadi seorang guru sambil menambah pemasukanku untuk makan sehari-hari, namun hal tersebut tidak tercapai karena banyak hal. Aku benar-benar ingin menjadi seorang guru kala itu untuk bisa berbagi ilmu dan juga menambah ilmu sendiri. Karena cara paling mudah untuk menambah ilmu adalah berbagi ilmu. Namun, kegagalanku kala itu dibalas oleh Allah disini, bukan sebagai seorang guru yang mengajarkan muridnya untuk bisa lulus ujian, UN atau SNMPTN, tapi Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk mengajarkan sesuatu yang lebih disukai olehNya, Alhamdulillah, semoga kesempatan ini bisa dimaksimalkan sebaiknya bukan semata untuk uang di dunia, tapi pahala di akhirat. J

Aku sangat bersyukur telah masuk ke jalan dakwah ini, mungkin aku bukanlah orang yang mendapatkan sekolah khusus ataupun belajar intensif dalam mengaji seperti anak yang lain. Bahkan ketika SMA pun bacaanku masih belepotan. Buta huruf Qur’an di masa laluku takkan kubiarkan terjadi untuk mereka. Mereka punya kesempatan dan aku akan beri mereka semuanya agar bisa memanfaatkan kesempatan itu.

Belajar bersama mereka, bercerita, mengajarkan sesuatu yang membuat mereka tertarik akan Islam, Alhamdulillah mereka pun mulai menerimaku dan aku benar-benar merasa diterima disini.

Jika ditanya seneng tidak disana? Sungguh aku merasa senang karena mereka. Aku selalu menanti sholat magrib untuk bisa bertemu mereka, malah aku merasa sedih ketika datang malam Jumat, karena malam itu dipastikan aku tidak bertemu dengan mereka karena mereka libur mengaji di malam Jumat hehehe. Pokoknya waktu yang selalu kunanti selain jam main bola, adalah mengaji dengan mereka. Benar-benar aku senang bisa menjadi guru ngaji untuk mereka, sekalian persiapan untuk ngajar ngaji kalo udah punya, *eh hehehehe. Maklum terlalu terobsesi. Tapi sebenarnya guru ngaji terbaik bagi seorang anak adalah ayahnya sendiri loh, jadi untuk calon ayah harus belajar ngaji tanpa kenal umur supaya bisa ngajar anaknya nanti.

Suatu hal yang sangat membuatku sayang dengan mereka adalah semangat belajar mereka. Ada yang ingin jadi dokter, seorang santri, pilot, guru bahkan ada yang berkata padaku bahwa cita-citanya adalah seorang hafidz Qur’an subhanallah. Seketika aku merinding ketika mendengar pernyataannya. Seorang anak sudah berfikir untuk menjadi seorang hafidz yang lebih mulia di mata Allah dibandingkan profesi lain. Semoga impian mereka semua bisa tercapai dan bisa tetap menyeru akan kebaikan dengan agamaMu ini ya Allah.

Alda, Darwin yang paling kecil dan paling akrab samaku dan paling kusayang, Esti dan Diah yang kemana-kemana selalu bareng semoga tercapai keinginnya untuk masuk pesantren dan jadi guru ya, Desi yang paling pendiam, Susi dan Manda yang paling cerewet, awas kalo tinggal kelas lagi ya dek, Remo yang paling mahir masalah jenis-jenis awan, semoga tercapai keinginannya  jadi pilot ya, Tasya, Afta, Yoga, dan yang lainnya semoga kita bisa bertemu nantinya, dan tidak lupa Wahyu, semoga tercapai keinginannya menjadi seorang Hafidz Qur’an yang akan menyematkan mahkota kepada orang tuanya kelak di surga. Aamiin.


Mungkin nantinya kalian akan jadi orang-orang yang tidak akan kulupakan ketika aku kembali ke Bogor, semoga begitu juga dengan kalian. Terimakasih atas waktu dan pelajaran hidup luar biasa yang kalian berikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar