Sabtu, 26 Maret 2016

Kamu Bersyukur atau Tidak?

Banyak dari kita yang kurang bersyukur akan hidup yang dijalaninya saat ini. Merasa dirinya lebih rendah dibandingkan yang lain, merasa hidupnya tak adil, merasa Allah tidak sayang kepadanya.

Hei, tidak sadarkah kita bahwa tak ternilai nilai yang sudah Allah beri ke kita sejak kita lahir. Kitalah yang kurang bersyukur, mengingat kuat akan kesedihan yang datang, melupakan sekuat-kuatnya akan nikmat dan kebahagian yang sudah diberikan ke kita.

Aku sendiri mungkin masih jadi orang yang kurang bersyukur hingga saat ini. Ketika kita bisa bersekolah di sekolah favorit kita menganggapnya biasa saja. Ketika kita sudah lulus di salah satu universitas, kita merasa itu bukan universitan pilihan utama kita, sehingga kita meninggalkannya. Ketika kita sudah berada di universitas pilihan kita, kita merasa itu bukan jurusan yang kita inginkan. Padahal kita kuliah tanpa biaya alias beasiswa full plus uang saku dan plus kepastian lapangan pekerjaan.

Astaghfirullah begitu kurang bersyukurnya kita. Setelah kita wisuda, kita mendapatkan pekerjaan yang jauh dari kota dan kita masih belum bersyukur kenapa jauh dari kota. Padahal banyak mereka yang bergelar sarjana hingga saat ini masih pengangguran dan menanti panggilan dari suatu perusahaan.

Di saat kita sudah mendapatkan penghasilan yang lumayan besar dengan status A.Md dan mengalahkan mereka yang sudah lama mengabdi untuk perusahaannya bahkan mereka yang bergelar sarjana di kota, kita merasa iri dengan penghasilan mereka yang bergelar sarjana disini.

Astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah. Malah ada rasa iri dengan mereka yang bekerja di kota, kadang terbesit keinginan dan pikiran, "Mending di kota aja gaji lebih kecil sedikit tidak apa-apa yang penting tidak kerja di pelosok gini", astaghfirullah lagi-lagi kita kurang bersyukur padahal angka penghasilan yang didapat ini malah 8diidam-idamkan sama mereka yang bekerja di daerah perkotaan.

Rezeki Allah yang mengatur, kitalah yang harus bekerja keras. Besarnya penghasilan seseorang tidak bisa dinilai dari quantity rupiahnya. Mereka yang berpenghasilan 1 - 2 juta, pasti akan habis juga penghasilannya, mereka yang berpenghasilan 2 - 3 juga akan habis juga, 4-5 juta juga begitu, bahkan yang sudah menyentuh 2 digit di depannya juga akan merasa sama, kok habis gitu aja ya.

Jadi perbedaan diantara semuanya ada di titik syukur. Mereka yang berpenghasilan 2 digit belum tentu puas dan bahagia, bisa saja merek yang berpenghasilan 1-2 juta malah lebih bahagia. Iya itu di titik syukurnya. Bersyukur, bersyukur, bersyukur. Itu kuncinya. Bukankah ketika kita bersyukur, Allah akan menambah nikmat itu?

Reminder buat diri saya sendiri, dan semoga bisa jadi reminder buat yang membaca ini. Berapapun penghasilanmu, tetap sisihkan sebagian rezeki kita di jalan Allah, tetap bersyukur akan yang kita miliki sekarang, yakinlah Allah menunggu kita bekerja keras dari sebelumnya... Bismillah teman-teman.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar