Jumat, 25 Juli 2014

Hadirkan Qur'an Dalam Keseharian Kita

Apakah kita membutuhkan lebih banyak
waktu? atau kita perlu lebih disiplin dengan
waktu yg kita miliki?
#OneDayOneJuz

Menciptakan generasi cinta Qur'an harus
dimulai dari membiasakan diri untuk tilawah
#OneDayOneJuz

"Baca aja masih gagok, apalagi tilawah satu
juz" | Karena sering membaca lah lidah kita
terbiasa dan bacaan mnjadi lancar
#OneDayOneJuz

Bacaan sudah lancar bukan berarti tidak
mau trus memperbaiki bacaan kan? | jangan
pernah cepat puas, teruslah belajar
#OneDayOneJuz

Alhamdulillah jika bacaan sudah semakin baik,
jangan lupa berbagi ilmunya, karena sebaik-
baik orang adalah yang mempelajarinya dan
mengajarkannya
#OneDayOneJuz

Umur bukan batasan bagi kita untuk belajar
membaca Qur'an, jangan dikalahkan dengan
rasa malu karena umur yang tidak muda lagi..
#OneDayOneJuz

Jadikanlah tilawah sebagai suatu kebutuhan
bukan suatu keterpaksaan..
#OneDayOneJuz

Kita begitu suka membaca buku-buku terlaris,
novel-novel romntis, kisah-kisah inspiratif.. bagaimana
dengan Qur'an?? #OneDayOneJuz

Hadirkanlah Qur'an dalam keseharianmu..
Semoga kita akan mndapatkan ganjaran
sebsar2nya di akhirat aamiin..
#OneDayOneJuz



Selasa, 22 Juli 2014

Selamat Bertugas Pak Jokowi-JK

Alhamdulillah pesta demokrasi rakyat Indonesia telah berakhir. Presiden ke-7 kali ini telah sah dijabat oleh Pak Jokowi. Bersedih? Sungguh sedikit bersedih sih karena sesungguhnya bukan dia sih yang kuharap. Tapi yuk kita anggap ini adalah pilihan terbaik yang diberikan oleh Allah untuk Indonesia dan pastinya untuk membuat Indonesia bisa lebih berjaya.

“....Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu teramat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu teramat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (Q.S Al Baqarah: 216). Ya ayat ini selalu menjadi jurus jitu ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan.

Buat pendukung Pak Prabowo yuk kita kembalikan semuanya kepada Allah, kalau kata orang Jawa sih “legowo”.

“Tapi pihak yang menang bermain curang”.

Sebaiknya kita selalu berprasangka baik akan setiap kenyataan yang terjadi di sekitar kita walau tak sesuai dengan harapan kita. Jika memang terbukti ada kecurangan silahkan diajukan ke pihak Bawaslu ataupun KPU biar mereka yang menindak lanjuti, mereka dibentuk adalah untuk menangani masalah-masalah seperti ini kan, so serahkan kepada mereka tanpa harus menjadi provokator timbulnya kerusuhan.

“Bagaimana jika nantinya dia membuat ini, membuat itu......”.

Negara kita adalah negara demokrasi cuy, bukankah begitu mudah menurunkan orang yang sudah terbukti salah? Jadi jangan khawatir, saat ini kita hanya bisa percaya kepada mereka untuk memimpin negara ini. (Walaupun sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan sistem demokasi ini hehehe). Kalau ada kebijakan-kebijkan yang aneh-aneh atau bahkan melanggar syariat Islam, saya akan jadi salah satu orang yang paling memberontak akan kebijakan tersebut.

Seorang pemimpin yang hebat takkan mampun memajukan suatu negara tanpa adanya dukungan dari semua rakyat Indonesia, baik nomor 1 ataupun 2 yang terpilih. Yang dibutuhkan adalah saling kerjasama dari tingkat bawah hingga paling atas. Yuk kita dukung siapapun pemimpin kita selagi dalam jalan yang benar. Yang menang haruslah rendah hati dan yang kalah haruslah berbesar hati.

Ingatlah akan tujuan awal kita berdiri di tingkat tertinggi pemerintahan. Ingin kekuasaan tinggi atau karena ingin membuat Indonesia lebih maju? Hayoo yang mana...?

Jangan sampai jabatan tinggi yang menjadi tujuan awal kita, karena kalau jabatan tinggi itu yang kita incar maka sudah pasti galau pun akan melanda jika kita kalah hehehe.

Jadi yang harus direnungkan adalah “membuat Indonesia lebih maju bukan hanya karena jabatan kita yang tinggi, yang tak memiliki kursi di pemerintahan bahkan rakyat kecil juga bisa membuat maju Indonesia, untuk kita semua, tetaplah berkontribusi tanpa memandang status diri kita, InsyaAllah Indonesia akan lebih baik”

Buat pendukung Pak Jokowi, kemenangan ini bukan jadi ajang ejek-ejekan bahkan menghina satu sama lain. Semua ini hanya titipan amanah yang diberikan oleh Allah. Sudah seharusnya amanah ini menyedihkan kita karena begitu banyak tanggung jawab yang harus kita pikul, bagaimana jika kita melenceng sedikit saja bahkan mengecewakan orang banyak. Sudah seharusnya kita takut akan amanah ini, tapi mudah-mudahkan ketakutan itu bisa ditransfer menjadi energi positive sehingga membuat kita mau bekerja keras agar tidak mengecewakan semua rakyat Indonesia yang telah percaya kepada Pak Jokowi-JK untuk 5 tahun ke depan. Ditunggu kontribusinya untuk Indonesia. Bukan kontribusi Beliau saja tapi kontribusi kita semua.

Minggu, 20 Juli 2014

Sifat Ayah

Cukup mnyntuh ! ‎​‎​Arti ayah di kehidupan kita..

Bagi seorang yang sudah dewasa,
yang sedang jauh dari orang tua,
akan sering merasa kangen dengan mamanya.

bagaimana dengan ayah ?

Mungkin karena mama lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaan mu

Tapi tahukah kamu,
jika ternyata ayah lah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu ?

Saat kecil,
mamalah yang lebih sring mendongeng.
Tapi tahukah kmu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan pada mama apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kamu sakit batuk/pilek,
ayah kadang membentak
"sudah dibilang! jangan minum es!".
Tapi tahukah kamu bahwa ayah khawatir ?

Ketika kamu remaja,
kamu menuntut untuk dapat izin kluar malam.
ayah dengan tegas berkata "tidak boleh !"
Sadarkah kmu bahwa ayah hanya ingin menjagamu ?

Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya.
Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yg dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa dan harus sekolah/kuliah di kota lain.
Ayah harus melepasmu.
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Dan ayah sngat ingin menangis.
Di saat kmu memerlukan ini-itu, untuk keperluan sekolahmu, ayah hanya mengernyitkan dahi.
Tapi tanpa menolak,
beliau memenuhinya.

Ayah sangat menyayangimu, tetapi seorang ayah sulit mengungkapkan dalam perbuatan dan perkataan seperti ibu..

Sampai ketika teman pasanganmu datang
untuk meminta izin mengambilmu dari ayah
ayah akan sngat berhati-hati dalam memberi izin

Dan akhirnya..
Saat ayah melihatmu duduk dipelaminan bersama seorang yang dianggapnya pantas,
Ayahpun trsenyum bahagia

Apa kamu tahu,
bahwa ayah pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia.

Semoga Putra/putri kecilku yang manis berbahagia bersama pasangannya"

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk

Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu
♥ ayah 

Sabtu, 12 Juli 2014

Musa, Bocah Penghafal Qur'an Yang Berusia 5,5 Tahun

Sebuah program 'Hafidz Indonesia' yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta menampilkan berbagai hafidz dan hafidzah (penghafal Alquran) yang mayoritas adalah anak-anak.
Dalam sebuah sesi kontes Hafidz Indonesia yang disiarkan pada hari Minggu (29/6/2014), pihak penyelenggara menampilkan dua bocah Hafidz yakni Adi dan Musa. Acara yang dipandu oleh presenter kondag Irfan Hakim ini mulanya tampak biasa. 


Mula-mula Irfan melakukan sesi wawancara kecil kepada Adi tentang jumlah adik kandung yang dimilikinya, setelah itu ia mencoba senggol soal jumlah Juz Alquran yang telah dihafal oleh Adi. Anak penghafal Al-Quran yang tampil 'centil' itu mengatakan bahwa dirinya menghafal 9 Juz. Namun saat dikonfirmasi, Ibu kandung Adi yang tengah duduk di kursi penonton menklarifikasi bahwa Adi hafal 2 Juz, sedangkan 9 Juz tersebut adalah cita-cita Adi.

Suasana ruangan siaran pun mendadak berubah setelah Irfan Hakim mencoba bertanya kepada Musa. Kontestan asal Bangka yang baru berusia 5,5 tahun itu mengaku telah menghafal Al-Quran hingga 29 Juz. Lagi-lagi upaya konfirmasi Irfan berlanjut yang dibenarkan oleh ayah kandung Musa yang juga berada di kursi penonton.

Tercengang dengan pengakuan Musa, Irfan Hakim pun meminta kepada dewan juri untuk melakukan tes hafalan kepad Musa. Tester pertama dilakukan oleh Syeikh Ali Jaber sebagai dewan juri. 

Saat menguji Musa, Ulama asal Arab Saudi itu membacakan Surat Al-Baqarah. Bacaan Syeikh Ali pun dilanjutkan dengan lancar oleh Musa. Tak puas dengan test pertama, Irfan pun mempersilahkan kepada juri lainnya yakni Ustadz Amir Faishol Fath untuk ikut menguji hafalan Musa. Ustadz Amir pun membacakan sebuah ayat dari surat Ar-Rahman dan lagi-lagi surat tersebut dilanjutkan dengan mudah oleh Musa.

Ternyata Irfan pun tak puas dengan uji coba hanya dua kali. Beberapa penonton pun diminta untuk ikut membuktikan kehebatan hafalan Al-Quran Musa. Dua penonton yang mengajukan surat Al-Baqarah dan Surat Muhammad, bacaan dua surat tersebut pun mampu dilanjutkan dengan fasih oleh Musa.

Setelah membuktikan kehebatan hafalan Musa, beberapa penonton dan juga dewan juri pun tak sanggup menahan air mata melihat fenomena yang ada di hadapan mata mereka. Betapa hebatnya Musa yang sanggup menghafal Al-Quran hingga 29 Juz dalam usianya yang ke 5,5 tahun.

Haru melihat Musa, Ustadz Amir Fasihol pun hingga menangis dan mendatangi Musa di depan panggung sambil mencium tangan Musa. Insiden yang sangat jarang terjadi dalam ajang kontes Hafidz Indonesia itu. 

Tak ketinggalan pula, Ustadz Amir juga menyempatkan diri memberikan tausiyah kepada para pemirsa. Dalam tausiyahnya itu, Ustadz Amir mengumpamakan Musa dengan sebuah uang kertas senilai Rp. 100.000. Dengan uang kertas tersebut, Ustadz Amir menganalogikan sebuah bentuk dan nilai. Uang kertas itu tidak ada apa-apanya, tidak berarti bahkan saat diinjak sekalipun, namun kertas tersebut tetap akan berharga karena nilai yang terkandung pada uang tersebut.

Dalam sesi terakhir pada sekmen tersebut, Syeikh Ali Jaber pun mambacakan sebuah surat Al-Qamar dengan arti "Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dipelajari".


Jadwalnya Musa si "Hafizh kecil" (5,5 tahun) sehari-hari?


Berikut jadwal Musa menghafal dan muraja'ah hafalan Al-Qur'an:Musa sekarang (beda ketika awal-awal) jam 02. 30 pagi sudah bangun kemudian wudhu dan langsung murojaah depan saya sampai jam 04.00 pagi.
Kemudian menambah hafalan barunya dan mnstorkannya sampai adzan Shubuh berkumandang. Kemudian berhenti untuk shalat. Selesai shalat langsung tambah hafalan dan berhenti sampai jam 07.30 pagi kemudian istirahat (untuk sarapan, minum, dan main) sampai jam 08.30.

Kemudian murojaah sampai jam 10.00 atau 10.30 (dilihat maju mundurnya waktu shalat). Jam 10.00 atau 10.30 wajib tidur sampai adzan zhuhur berkumandang kemudian ke masjid.

Setelah shalat, tambah hafalan baru dan berhenti sampai jam 13.30 siang kemudian istirahat dan makan siang sampai jam 14.00 siang.
Kemudian murojaah sampai 'Ashr. Setelah 'Ashr, tambah hafalan baru dan murojaah sampai jam 17.00 sore. Kemudian main sebentar dan umumnya menyiapkan untuk pergi ke mesjid shalat Magrib.

Setelah magrib murojaah sampai Isya dan makan malemnya setelah shalat Isya. Terkadang murojaah sampai mendekati waktu Isya dan langsung makan sore. Setelah shalat Isya harus tidur.
Tiap 4 atau 5 hari ada liburnya. Di hari libur tersebut, Musa full bermain.

dari Abu Musa dengan sedikit perbaikan kalimat...

semoga bisa menginspirasi para bapak ibu untuk mendidik anak2nya menjadi hafizhul qur'an...