Sabtu, 21 November 2015

Acip Donat

Acip donat, jika kata itu yang terucap maka yang paling kuingat adalah sosok sahabat luar biasaku, rekan usaha, rekan yang sikapnya selalu kujadikan contoh buat diriku. Septian.

Sudah 2 tahun ini kita meninggalkan usaha itu sep. Usaha yang kita mulai dengan keuntungan minim pada awalnya dan alhamdulillah bisa terus berkembang pada saat itu. Dari awalnya yang gak punya motor sampai minjem motor dengan bayaran ambil donat gratis ke si pemilik motor hehehe hingga akhirnya punya motor untuk bisa distribusi donat dari cilibende - baranangsiang.

Aku masih ingat pada awalnya kita jadi pedagang donat itu sendiri di kelas, lalu mencoba menjadi distributor donat ke kelas-kelas lain dengan merekrut orang untuk bisa menjual donat kita. Maida. Iya Maida lah orang pertama pada saat itu yang mau mendistribusikan donat kita dan kita menggambil keuntungan 2000 per kotak dari hasil jualannya dan si penjual mendapatkan keuntungan 6000 per kotak. Kecil sih, tapi alhamdulillah pada saat itu banyak diantara mahasiswa yang ingin berdagang guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain itu, kita memanfaatkan teman-teman lembaga di kampus yang ingin mengumpulkan dana dari dagangan anggota-anggotanya, menyuplai ke pesantren, hingga ke sekolah-sekolah pada saat itu. Alhamdulillah kita sampai bisa menyuplai 100 kotak per harinya.

MasyaAllah kalau ingat perjuangan kita waktu itu. Bermodal motor kharisma pada saat itu, septian lah yang bertugas sebagai operator motor, dan aku lah yang diboncengnya memegang puluhan kotak hahaha.. luar biasa jika ingat moment-moment itu. Berangkat lebih awal dibandingkan yang lainnya, bukan karena ingin lebih cepat datang di kampus, tapi karena ada orderan yang menanti hehehe.

Kerugian? Pasti ada. Kadang kita lupa atau ada misscom dengan si pembeli bahkan kadang yang kita jual sendiri, si konsumen donat ngutang dan lupa untuk bayar. Emmm.. ya itu sih resiko kalau jualan ke teman-teman sendiri hahaha. Pokoknya harus punya catatan yang detail dan lengkap untuk mereka yang sering ngutang hehehehe. Dan kadang kalau tidak habis ya dimakan sendiri aja.. -,-

Benar-benar kita telah berhasil membuat acip donat diterima di kampus. Mungkin pada saat itu sekampus tahu bener dengan Acip Donat. Setiap angkatan, setiap jurusan, pasti kita coba untuk masukin donat ke kelasnya hehehe. Memanglah pedagang ini. Oh iya sampai-sampai dosen pun ikut memesankan donatnya ya hehehe.

Karena masa yang singkat mau tak mau usaha itu kami wariskan ke departemen ekonomi di organisasi yang aku dan septian keluti. Forum Rohis Diploma IPB. Setelah kami harus meninggalkan kampus untuk PKL, Rama dan Benny yang meneruskannya, dan infonya alhamdulillah masih jalan sampai sekarang.

Alhamdulillah walau sebentar di kampus, ada lah kenangan yang kita tinggalkan disana. Semangat terus untuk mereka yang merelakan sedikit waktu belajarnya untuk bisa berdagang guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jangan malu untuk berdagang, jangan malu karena kamu harus mondar kesana kemari untuk menjual dagangan apapun itu. Keep istiqomah.

Oh iya ada 1 hal lagi yang tak boleh dilupakan. "SEDEKAH" dan "DHUHA". Alhamdulillah kita pada saat itu telah komitmen akan ibadah tersebut, setiap hari haruslah ada keuntungan kita yang kita sisihkan untuk sedekah. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Biar berkah juga dah semuanya.

Sekarang kamu Sep sudah ninggalin kebun duluan dibandingkan aku. Ya mudah-mudahan itu pilihan terbaikmu untuk bisa berbisnis di luar sana. Jujur aku pun ingin mengikuti jejakmu tapi sayangnya aku ngak bisa senekatmu sep hehehe. Tapi tidak masalah sih, insyaAllah jika ada kesempatan dan kita berjodoh lagi nantinya, yuk kita mulai lagi suatu bisnis bersama sep, mungkin tidak jauh dari donat juga tidak apa-apa hehehe. Sungguh aku rindu masa-masa luar biasa bareng kamu sep. Tunggu aku disana yo, sukses terus sep. Bismillah. :)

1 komentar: