Kamis, 29 Agustus 2013

Aku berjuang bukan untuk sebuah tahta ataupun karena sebuah tahta

Bermanfaat untuk orang laing.. memberikan akan arti tentang kehadirannya disini...
bukan semata-mata karena itu adalah kerjaanku maka aku harus mengerjakannya..
Tapi karena aku ingin memberikan arti akan hidupku maka aku harus mengerjakannya...

Sahabatku..
Malam ini kita membuang waktu kita hanya gara2 orang lain.. sedangkan diri kita sendri aja belum tentu terurus..

Orang tua kita mengharapkn kita agar kita bisa bermanfaat untuk negara...

"Belajarlah baik2 nak, bahagiakan mama dan papa"
begitukan kata orang tua kita?

Memang akademik adalah nomor satu tapi pengalaman berorganisai bukan di nomor duakan kan?

capek.. itu pasti capek..
Mengeluh bukan solusi..

Bekerjalah maksimal untuk semuanya.. saya kamu atau kalian mungkin hanya seorang anggota tapi berpikirlah seperti seorang pemimpin.. bagaimana sulitnya dan beban yg ditanggung pemimpin.. bagaimana jika kamu pemimpinnya dan anggota kamu itu tak bisa mmberikan manfaat sedih kan? Oleh karena itu jadilah anggota yg taat..

dan bagaimana jika kamu menjadi pemimpin? Bukan brarti kamu lupakan telah menjadi anggota dulunya, yg terkadang kesal melihat pemimpinnya hanya bercakap doang tanpa ada action .. maka ingatlah ketika kita menjadi anggota maka pemimpin seperti apa yg diinginkan anggota itu.. dan kamupun bisa menjadi pemimpin yg diharapkan anggotanya...

Bukan tahta yg mengatur pergerakanmu.. tapi niat yg tulus dan ikhlas mencari keridhoannya lah sahabatku.. yg mngatur segala pergerakanmu..

Jika trdapat kesalahan bukan gimana kamu? Tpi ayok kita perbaiki :)

Malam ini kutulis sebuah tulisan untuk sahabat2ku pantia MPKMB 50 AKU.. KAMU.. KALIAN.. KITA BISA... :)

Senin, 26 Agustus 2013

Rasa Cinta

Rasa Cinta

Biarlah rasa cinta kita terhijab di dasar hati.
Biarkan ia bersinar dengan cantiknya dan
Tunggulah saat yang tepat untuk membukanya.
Tunggulah hingga kita bertemu orang yang tepat
Untuk melihat binarnya cinta yang kita simpan itu

Subhanallah..


Sahabat Kecil

Sahabat Kecil




Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

20-08-2013

20-08-2013
Aku membongkar seluruh barang-barangku yang ada di kamar sebelum aku balik ke Bogor untuk melanjutkan kuliahku. Barang-barang itu membuat aku tertawa karena begitu polosnya aku dulu sampai barang-barang yang aneh pun disimpan supaya nantinya jadi kenangan gitu sih harapannya hehehe.
Aku menemukan bet-bet pengenalku ketika menjadi kepantiaan di SMA, banyak juga ternyata. Setelah itu aku juga menemukan brosur-brosur pementasan teater waktu di SMA bareng Teater Enceng Gondok beserta pin ketika aku diresmikan jadi anggota EG.
Setelah itu aku menemukan sebuah hadiah yang diberikan padaku berupa sebuah buku “Tuhan Izinkan Aku Pacaran” yang lumayan menginspirasiku untuk mulai menjaga hatiku ini, terimakasih untuk bukunya.
Tetapi ada juga yang membuatku bersalah ketika melihat hadiah selanjutnya, maafkan aku telah bersikap bodoh atau mungkin memberikan harapan tak jelas, aku sadar hal itu bener-bener bisa membuat hati seseorang sakit, tapi terimakasih untuk bukunya maaf tidak bisa memenuhi keinginan pemberi, karena aku memilih pilihan menyimpan buku itu saja. Tapi buku itu bener-bener indah dan keren J
Aku juga menemukan barang-barang jualanku yang sisa ketika berjualan ketika SMA, pulpen, pensil, tinta dll.

Dan yang terakhir aku menemukan kenangan luar biasa ketika SMP. Aku menyesal tapi aku pun tak bisa menyesal. Aku menyesal karena aku telah mengerti pacaran ketika SMP kala itu, aku tak bisa menyesal juga karena aku juga belajar bahwa pacaran itu hanya indah diawal tapi menyebabkan salah satu pihak bersedih diujungnya, banyak indahnnya tapi banyak juga yang tersakiti ujungnya. Hadiah-hadiah yang kusimpan kubuka lagi hari ini, itu semua membuatku tersenyum dan bersedih. Maafkan aku telah menyakiti hatimu dulu, semoga kita bisa diberikan pasangan yang terbaik nantinya, dan semoga kita bisa menjaga hati ini, menjauhi zina, karena Allah lah tujuan kita.

Senin, 19 Agustus 2013

Olimpiade Mahasiswa IPB 2013

Olimpiade Mahasiswa IPB 2013
Sabtu, 16 Februari adalah awal mula segalanya. Kala itu aku mendapatkan amanah yang luar biasa di event besar olahraga terbesar di IPB, Olimpiade Mahasiswa IPB. Bismillahirrohmaanirrohiim Julius PKS’49 (Ketua Kontingen Diploma OMI 2013), Givandio Betani Purba TMP’49 (Wakil Kontingen Diploma OMI 2013), Novalita Sri Maryam KIM’49 (Sekretaris Kontingen Diploma OMI 2013), dan Rahmadini Suryani KMN’49 (Bendahara Kontingen Diploma OMI 2013). Kami ber-4 diamanahkan untuk membawa pulang kembali Piala OMI ke gedung CC.
Sejak saat itu saya berkomitmen dan berjanji pada diri sendiri untuk bisa menjalankan amanah yang sudah diberikan kepada saya. Perjalanan dimulai dengan mencari PJ dari setiap cabang. Sebenarnya saya juga kebingungan untuk mencari PJ yang tepat, tetapi kepedulian yang luar biasa dari kakak-kakak 48 di Orsenibud mempermudah saya untuk mencari PJ untuk setiap cabang. Yang buat saya terkagum lagi adalah Kadep Orsenibud juga rela turun untuk membantu saya mencari PJ nya. Itu lah salah satu pemimpin yang baik yang mau untuk turun dan tidak hanya memikirkan image.  Hehehehe dan saya sangat beruntung saat itu. Itu juga pelajaran buat saya, dan yang lain ketika menjadi pemimpin.
Saya kurang setuju dengan hanya adanya PJ itu. Saya lebih setuju jika adanya PJ didampingi dengan anak-anak Orsenibud di setiap cabang. Jadi ketika latihan saya tidak perlu turun di setiap cabang karena ada setiap Orsenibud yang bertanggung jawab dengan satu cabang yang diamanahkan kepadanya. Tetapi pemikiran saya salah, dikarenakan banyaknya proker jadi tidak mungkin semua anak Orsenibud turun hanya untuk OMI, anak-anak Orsenibud juga harus turun  di Proker lain.
Terbentuklah PJ nya saat itu, Yansen IKN’48 (Sepakbola), Rizky IKN’48 (Futsal), Win KMN’48 (Aerobik), Aji MAB’48 (Badminton), Benni MAB’48 (Atletik), Sheila AKN’48 (Basket Putri), Rizky KMN’47 (Basket Putra), Derien KMN’48 (Tenis Lapangan), Ibnu TNK’48 (Tenis Meja), Danto INF’48 (Renang), Kiky TMP’48 (Volly), Zulkifli JMP’48 (Catur), Tandika MAB’48 (Supporter).
Rapat PJ adalah yang harus segera dilakukan, setiap PJ meminta agar dana segera turun dan berharap dari pihak BEM mau memerhatikan mereka latihan. Mulai dari situ saya mulai bersiap mengajukan dana dengan anggaran yang diberikan oleh PJ kepada saya. Dan tidak lupa pula datang ketika mereka melakukan penyeleksian.
Publikasi dengan adanya seleksi dilakukan dengan berbagai cara, mulut ke mulut, media social, jarkoman dan banner dengan memampangkan foto-foto PJ beserta nomor Hp nya untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan informasi adanya seleksi. Dan tidak lupa pula foto saya dengan mengenakan jas almamater juga terpampang di banner hihihi.
Masalah yang saya hadapi selanjutnya adalah supporter. Adanya dualisme supporter membuat masalah yang sedikit rumit. Adanya hooligan dan ultras. Hooligan dari pihak MAB dan Ultras gabungan dari beberapa PK. Berkali-kali diadakan pertemuan yang membuat saya tegang karena takutnya terjadi perkelahian. Karena hanya sebuah nama pun menjadi masalah. Semuanya pada keras kepala mempertahankan pendapat. Tetapi ketika pelepasan atlet dibuat kesepakatan dengan nama SPARTAN DIPLOMA dengan mottonya BERPERANG UNTUK DIPLOMA. Desainnya keren hahaha.
Dana yang kita ajukan adalah sebesar 31 juta. Awalanya saya ragu dengan dana yang sebesar itu. Tapi Alhamdulillah berkat juara umum tahun 2012, dana dengan mudah keluar. Ditambah lagi dengan tambahan dana dari dana wajibnya 4 juta, mempermudah pembagian dana untuk para atlet membeli kostum dan membayar pelatih. Dan saya lupa untuk menaruh anggaran dana untuk kostum secara keseluruhan, misalnya jaket untuk semua atlet atau baju polo untuk semua atlet, jika saya taruh kan keren J
Kesalahan di OMI kali ini adalah masalah baju supporter. Seharusnya baju supporter itu sudah dipublish dari seleksi OMI, jadi ketika OMI berlangsung kita sudah memakai baju supporter.
Ketika cairnya dana adalah hal yang benar-benar membuat saya syok. Baru kali itu saya dipanggil untuk mengambil uang untuk dana OMI yang sebesar 31 juta. Untuk menghitungnya di depan Pak Asep saya gemetaran dan berulang kali karena gugupnya. Subhanallah sekali pengalaman saat itu.
Sebagian dari uang itu digunakan untuk pembelian alat-alat latihan atlet. Kesalahan kita adalah alat-alat untuk para atlet dari pergelaran OMDI dan OMI dari tahun lalu tidak dijaga sehingga membuat kita melakukan pembelian lagi.
Acara selanjutnya adalah pelepasan. Saya menyerahkan amanah itu kepada Bunga. Alhamdulillah Bunga amanah menjalankannya. Saya sudah menyiapkan sertifikat untuk para PJ dari hari-hari yang lalu agar bisa diberikan kepada PJ ketika pelepasan. Acara pelepasan Alhamdulillah sangat ramai. Ada Pak Zairin, Pak Warno, dan dari jajaran KOMDISMA yang menunjukkan kepeduliannya. Kata kakak-kakak Orsenibud pelepasan kali ini luar biasa. Sayangnya bentuk nyata pelepasannya yang seharusnya penyerahan baju atlet tidak terlaksana karena kostum para atlet belum pada selesai. Bentuk pelepasan jadinya hanya pemberian bola volley, tapi tak apa deh, yang terpenting kami siap untuk melaksanakan OMI dan membawa pulang juara umum tahun lalu. Aamiin.
4 Mei 2013 adalah rangkaian awal dari pembukaan OMI, dimulai dari jalan sehat hingga upacara penyalaan obor OMI. Tetapi dari Diploma penontonnya sedikit, katanya sih karena jaraknya yang jauh. Saya pun tidak terlalu memaksakan para atlet untuk datang. Yang berkesan saat itu adalah saat penyanyian HYMNE IPB di Gymnasium. Benar-benar membuat saya merinding. Saya teringat ketika masa SMA saya mengidamkan IPB dan sekarang saya berada di Gymnasium IPB bersama mahasiswa IPB lainnya menyanyikan lagu Hymne IPB subhanallah terimakasih Allah, Engkau memberikan saya kesempatan berada di bumi kampus IPB.

Mimpi Yang Terpendam

      Mimpi yang Terpendam
karya :Julius

Bermimpilah setinggi langit di angkasa, begitulah pepatah mengatakan. Sebagai seorang manusia yang lemah yang hanya bisa berikhtiar dan berharap semua mimpi-mimpi itu akan terwujud, Aji seorang anak kecil yang masih berumur 7 tahun mempunyai mimpi-mimpi yang luar biasa untuk dirinya, untuk orang tuanya, dan untuk keluarganya.
***
“Aji.. jika kamu besar nanti pengennya jadi apa?”
“Aku sih pengen jadi dokter ma, nanti kalau mama sakit, papa sakit, abang sakit pokoknya sama Aji gratis deh” jawab Aji sambil tertawa kecil.
Sebuah pelukan hangat dari seseorang yang paling dimuliakan di dunia ini pun dirasakan oleh Aji. Mimpi-mimpi seorang anak yang tergantung begitu tinggi merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu. Cinta seorang ibu itu seperti pupuk yang diberikan untuk tanaman yang dapat menghidupi dan menyuburkan tanaman itu. Seorang petani tak akan membiarkan tanamannya tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya pupuk. Begitu juga seorang ibu, tanpa adanya paksaan, rasa cinta itu pasti tetap ia berikan.
“Apapun mimpimu sayang yang terpenting adalah berguna bagi orang banyak nantinya. Karena yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain. Aji punya buku catatan mimpi ngak?” Tanya mama Aji dalam keadaan masih merangkul anaknya.
“Belum ma”
“Nanti mama beliin kamu sebuah buku mimpi, isilah buku itu dengan semua mimpi yang pernah terukir dalam hati dan yakinlah buku ini menjadi saksi akan kesuksesanmu yang terangkai indah seperti kumpulan not yang berhubungan satu dengan yang lain menjadi alunan musik yang begitu indah. Buku inilah yang akan menjadi pil semangatmu ketika perasaan semangat itu merosot turun dan rasa malas itu datang menghampiri.”
“Iya ma, yang terpenting dua orang yang begitu berarti dalam hidup Aji akan terkagum bangga dengan prestasi dari hasil didikan mereka yang penuh dengan kesabaran dan cinta yang terus mengalir tanpa terhenti. Ma, besok kan udah masuk bulan Ramadhan, Aji boleh puasa ma. Aji malu sama teman-teman kalau ditanya Aji puasa atau ngak ” jawab Aji sehingga membuat mamanya tersenyum walaupun kalimat Aji itu sedikit menguncang batin mamanya.
Tenggorokan tiba-tiba tercekat tak bisa berkata sepatah kata pun, hanya anggukan sajalah yang menandakan bahwa ia setuju terhadap keinginan Aji untuk berpuasa besok harinya. Aji pun melompat kegirangan setelah mamanya mengizinkannya puasa. Tahun-tahun sebelumnya mama Aji tidak mengizinkan Aji berpuasa dulu karena keterpaksaan yang sebenarnya tak diinginkan.
Hangatnya cahaya matahri begitu terasa, kicauan burung pun tak henti-hentinya terngiang di telingga, pandangan mama Aji sekejap kosong. Tidak tahu apakah keputusan yang diambil itu benar atau tidak.
Tuhanku….
Dengarlah curahan hatiku..
Apakah kau tahu perasaan yang kurasakan saat ini
Ada rasa takut di dada ini..
Ada rasa yang bergemuruh di setiap langkahku..
Ada rasa harap Engkau akan menghamburkan berkat dan menaburkan rahmat
Sudah saatnya aku menerima resiko dari perbuatanku dan keputusanku di masa lalu
Sebenarya Aji terlahir dari seorang mama yang muslim tapi papanya adalah seorang kafir. Tapi ketika akan menikah mama Aji berjanji kepada dirinya sendiri walaupun saat itu dia mencintai orang yang bukan seagamanya tetapi dia akan mempertahankan agamanya yaitu agama Islam. Begitu juga ketika anaknya nanti dia akan tetap mengajarkan tentang Islam kepadanya yaitu Aji. Beratnya memikul tumpukan kayu tak sebanding dengan beratnya mempertahankan kehidupan islami yang diinginkan. Badai-badai tak memberi kesempatan untuk sang pantai bisa menikmati hari-hari yang indah. Islam juga tak membiarkan umatnya untuk menikmati hidup begitu saja, cobaan-cobaan lah yang menghadirkan harmoni kehidupan itu.
***
“Sahur.. Sahur.. Sahur..”, itulah kalimat-kalimat yang terngiang di pagi dini hari saat itu. Teriakan penuh semangat hadir untuk membangunkan warga di daerah itu untuk bergegas sahur. Kemeriahan itu begitu terasa bagi semua penduduk muslim di dunia. Dinginnya pagi hari pun tidak  melunturkan semangat umat muslim untuk bermalas-malasan dan tidak berpuasa. 
“Aji.. bangun nak udah saatnya sahur, ayok nak cuci mukanya dulu”, kata mama Aji sambil mencoba membangunkan Aji. Aji pun bangun dalam keadaan setengah sadar dan mencuci mukanya lalu ia menuju meja makan. Tiba-tiba dia sedikit kebingungan.
“Papa dimana ma? Papa gak puasa ma?”,
“Papa masih tidur sayang”, jawab mama Aji sambil tersenyum kecil.
“Papa ngak puasa ya ma?”,
“Ayok sayang cepat sahurnya nanti keburu imsyak”, potong mama mengalihkan pembicaraan. Aji pun makan dengan lahap setelah itu ia kembali tidur.
Ketakutan itu datang lagi, lidah ini pun lagi-lagi tak mau berucap, ya Allah mudahkanlah segala sesuatunya ya Allah….
***
Cahaya matahari menyelinap masuk disela-sela dedaunan pagi itu. Bunga pun perlahan-lahan menampakkan kecantikannya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
“Aji bangun nak, kamu mau sarapan apa?” kata papa Aji.
“Aji ngak sarapan pa, Aji hari ini puasa bareng mama tadi”, jawab Aji polos.
Setelah mendengarkan itu, papa Aji sedikit tercengang dengan ucapan dari Aji. Aji tak pernah mau untuk puasa biasanya. Ayah Aji langsung meninggalkan Aji dan menemui mamanya.
“Kamu mengajarkan apa sama Aji, kenapa dia sudah ikut-ikut puasa seperti kamu, aku udah memberi kebebasan kepada kamu untuk mengajarkan agamamu itu kepada abangnya Aji, kenapa Aji juga kamu perlakukan begitu’, kata papa Aji kesal.
“Tapi kan pa dia anakku juga, aku hanya ingin dia mendapatkan pengajaran ilmu islam yang sama seperti teman-temannya yang lain”, jawab Mama Aji membela.
Papa Aji pun mengacuhkan ucapan dari mama Aji, seketika kedua tangan papa Aji menampar meja yang didepannya dan ia langsung berangkat kerja dalam keadaan kesal. Mama Aji pun menangis karena terkejut akan hentakan pukulan meja tersebut.
Ya Allah aku hanya ingin menjadi bidadari-bidadari di surga nantinya. Apa aku bisa mencium harum bunga dan bermandian dengan bunga yang lebih indah dari bunga Sakura. Telah kusempurnakan agamaku dengan merajutkan hatiku dengan seorang bidadara. Tapi kusadari dia bukanlah seorang yang mempercayai keagunganmu. Apakah aku tetap dapat menghirup wewangian surgamu nanti dengan keputusanku kala itu.
***
“Ma.. di sekolah tadi Aji ada disuruh untuk baca Al Qur’an dan sholat sama guru agama Aji ma, tapi Aji ngak bisa ma dan ditertawain sama teman-teman” curhat Aji.
Mama Aji mendengarnya pun begitu sedih. Sesungguhnya tubuh ini tak bisa ditipu, helaan nafas ini pun tak bisa menahan air mata ini untuk tidak keluar. Bukan tidak ingin mengajarkan semuanya kepada Aji, tetapi ketakutannya terhadap papa Aji lah yang membuatnya sampai sekarang belum mengajarkannya tentang semua itu. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia merasa bahwa ia adalah ibu yang paling berdosa di dunia karena tidak mengajarkan tentang agama kepada anaknya dan telah membuat anaknya menjadi bahan tertawaan teman-temannya.
“Mama kenapa menangis”
“Tidak apa-apa nak, yauda sayang nanti kamu ikut abang aja belajar ngaji, nanti untuk sholat mama yang ngajarin ya, jangan sedih ya sayang”, bujuk mama Aji.
***
Di sore harinya Aji ikut abangnya belajar mengaji bersama guru ngaji yang dipanggil mama Aji kerumah. Dan tiba-tiba papa Aji pulang dan melihat Aji belajar ngaji. Emosi papa Aji pun kembali merajai hatinya. Ia pun langsung menemui mama Aji.
“Kenapa sekarang Aji jadi ikut-ikutan ngaji, pokoknya aku ngak mau liat Aji ngaji lagi besok”. Tegas papa Aji dan langsung pergi ke kamar tanpa berkata sepatah kata pun lagi. Lagi-lagi air mata ini harus turun. Sungguh sangat menyesak hati ini setelah mendengar perkataan dari papa Aji.
Setelah Aji belajar mengaji, mama Aji  memberikan buku mimpi seperti yang ia janjikan kepada Aji.
“Aji ini bukunya, pokoknya kamu tulis apapun yang kamu impikan di buku ini ya sayang, ow ya besok Aji ngak usah belajar ngaji lagi ya sayang, papa ….”, ucap mama Aji dalam keadaan sedih.
“Kenapa papa ma?”
“Papa tidak mau melihat kamu mengaji lagi…”,
“Kenapa gitu ma, papa kok jahat gitu. Yauda ma tidak apa-apa kok ma, daripada mama kena marah lagi nanti”. Jawab Aji walaupun ada sedikit rasa kecewa di hatinya.
“Ya sayang, nanti biar mama aja yang mengajari kamu. Untuk besok kamu juga tidak usah puasa ya nak, tadi papa tahu kalau kamu puasa”, kata mama Aji mencoba untuk menjelaskan kepada Aji.
“Tapi ma, Aji ingin puasa seperti teman-teman,” suasana pun hening menghampiri ruangan itu untuk beberapa detik. “Yauda ma nanti Aji puasanya diam-diam aja di dalam kamar ma, iya ma boleh ya ma”, pinta Aji.
Mama Aji pun mengiyakan permintaan Aji walaupun ia tahu resikonya jika papa Aji tahu akan itu, tapi dia merasa tidak tega melihat anaknya sedih. Kemudian setelah itu Aji pun diajari untuk sholat, mulai dari sholat shubuh hingga isya.
***
Ketika sahur berikutnya mama Aji mengantarkan makanan untuk sahur ke kamar Aji. Aji sahur di kamarnya sendirian dengan mengunci kamarnya agar papanya tidak langsung masuk ketika Aji sedang sahur. Ketika di pagi harinya ia pun berbohong ketika ditanya papanya apakah ia sudah sarapan atau pun belum, Aji selalu mengatakan bahwa dia sudah sarapan untuk menghindari kecurigaan kalau dia sedang puasa saat itu.
.
Ketika sudah sampai di minggu terakhir bulan Ramadhan, Aji sudah mulai bisa untuk sholat dan dia juga tak ketinggalan untuk sholat berjamaah di masjid walaupun secara diam-diam, dia juga sudah menyiapkan strategi ketika papanya bertanya dia kemana, dia meminta mamanya untuk berkata bahwa ia sedang bermain.
Setelah sahur ia langsung bergegas ke masjid untuk sholat, tetapi ketika di masjid, tiba-tiba sebuah musibah menghampirinya, asbes dari bangunan masjid yang sedang direnovasi itu roboh dan mengenai Aji.
Setelah mengetahui itu papa dan mamanya langsung menuju ke masjid. Ketika melihat Aji mereka pun hanya bisa menangis histeris. Siapa yang tak sedih jika melihat anaknya harus pergi meninggalkan mereka terlebih dahulu. Innalillahi wainnalillahi rojiun. Mungkin kalimat itulah yang hanya bisa terucap dari bibir setiap orang setelah kepergian Aji yang begitu cepat.
***
Setelah beberapa hari kepergian Aji, papa Aji masih merasa kesal kepada mama Aji. Dia merasa kecelakaan ini dikarenakan oleh mamanya.
“Buat apa kamu mengajarkan agamamu itu kepada Aji!! Dan kamu lihat akibatnya sekarang kan!!” papa Aji pun langsung pergi dan meninggalkan mamanya menuju kamar Aji. Mama Aji pun tak bisa berkata-kata, dia hanya bisa menangis dan merasa bersalah atas kejadian itu.
Papa Aji memeluk pakaian-pakaian Aji untuk mengenang kenangan manis bersama anaknya tercinta itu. Tiba-tiba di dapatinya sebuah buku yang bertuliskan “Buku Mimpi Aji”, dibukalah buku itu dan dibaca perlahan-lahan oleh papanya.
Bismillahirrohmanirrohim. Mimpi-mimpiku
Memiliki keluarga yang bahagia
Membahagiakan papa dan mamaku
Menjadi dokter
………………..
Papanya terdiam di mimpi Aji yang keempat, tiba-tiba dia menangis. Mimpi keempat, “membuat papa menjadi seorang Muslim dan bisa sholat berjamaah dengan papa, mama dan abang.”
Hati papa Aji tiba-tiba seperti mendapat sebuah goncangan hebat, dia begitu menyayangi Aji, tapi dia tak pernah tahu mimpi Aji itu. Biasanya apapun keinginan Aji pasti ia berikan, tetapi untuk ini dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Sejenak papa Aji terdiam, dia merasa bersalah akan semua ini, air mata pun menetes perlahan-lahan membasahi di buku itu, langsung dipeluk buku itu oleh papa Aji. Dia menangis lagi dan terus menangis.
“Maafkan papa Ji… maafkan papa ji.. maafkan papa ji….” Papa Aji pun menemui mama Aji yang masih bersedih.
“Ma.. Papa mau belajar tentang Islam, tentang puasa dan tentang sholat sebagaimana yang Aji pernah lakukan.” Mama Aji pun langsung memeluknya dan akhirnya papa Aji pun memeluk Islam bentuk cintanya kepada Aji. TAMAT

Aku Ingin Menjadi Seorang Ikhwan

Aku Ingin Menjadi Seorang Ikhwan

Zaman sekarang hidup tanpa pacaran rasanya hampa, tidak gaul, tidak keren dan kampungan. Pacaran dulu baru nikah, kalau tidak pacaran kita tidak akan kenal calon pasangan kita. Pacaran itu membuarhielestharie.tumblr.comat kita merasa tenang karena selalu diperhatiin sama dia. Ketika sakit, pacar yang akan selalu menemani kita sampai kita sembuh, masakin masakan kesukaan kita bahkan nyulangin kita. Itulah pemikiran anak muda zaman sekarang, khususnya Amir.
Amir adalah seorang aktifis di sekolahnya, dia terkenal dengan ide-ide kerennya dan perannya di sekolah. Semua murid bahkan guru mengenalnya sangat baik. Di bidang akademis dia juga tidak kalah saing dengan murid yang lain. Pokoknya dia adalah idaman para wanita.
“Mir mana cewekmu? udah berapa lama ni ngejomblo hahaha” kata Said, teman akrab Amir sejak kelas 1 SMA.
“Belum dapat yang cocok Id, sejak putus dengan Raisya aku masih mencari yang benar-benar mencintaiku lah hahaha” kata Amir
Amir dan Raisya sudah pacaran selama satu tahun lebih, tetapi karena sering bertengkar satu sama lain akhirnya Amir memutuskan mengakhiri hubungannya dengan Raisya dengan berat hati. Sebenarnya banyak yang suka dengan Amir, tetapi Amir adalah orang yang selektif untuk memilih seorang pacar.
Beberapa bulan sejak putus dari Raisya Amir merasakan sesuatu yang berbeda, biasanya dia selalu diperhatiin oleh Raisya, sekarang malah dia yang mencari perhatian perempuan lain. Pacar itu seolah-olah menjadi sebuah kebutuhan baginya.
“Open Recruitment Rohis 2012/2013, bersiaplah menjadi aktifis dakwah yang luar biasa!”
“Mir, kemarin itu kamu bilang mau ikutan Rohis kan? Itu OR-nya udah dibuka” kata Said sambil menunjukan brosur OR Rohis yang didapatnya di musholla.
“Akhirnya dibuka juga, berarti aku bisa nambah pengalaman organisasiku” kata Amir kegirangan.
“Tapi Mir apa kamu siap?” tanya Said
“Siap apaan?” Amir menjawab dengan rasa penasaran.
“Ya kamu mesti siap untuk tidak pacaran. Anak-anak Rohis kan tidak kenal kata pacaran sedangkan kamu pasti tidak bisa hidup kalau tidak pacaran” kata Said ragu.
“Tidak jadi masalah itu Id, lagipula aku pacaran tidak melakukan hal-hal aneh, tapi malah kalau ada pacar aku semakin semangat untuk berorganisasi dan berkreasi, pokoknya besok aku bakalan ikut pelatihannya” jawab Amir santai.
Keesokan harinya pelatihan perekrutan Rohis pun dimulai, tapi ada hal aneh yang dirasakan Amir. Sekilas dia melihat seorang akhwat yang menarik perhatiaanya. Akhwat ini berbeda dengan perempuan yang pernah menarik perhatiannya sebelumnya. Biasa perempuan akan terlihat cantik apabila dia seksi, putih dan berbadan ideal menurut Amir, tetapi kali ini berbeda. Ada aura kecantikan yang melebihi kategori itu semua. Ternyata lama kelamaan dia tau kalau akhwat itu bernama Irun.
Irun merupakan seorang akhwat yang memiliki jilbab yang lebar, selalu menutup auratnya, dan selalu menolong siapapun yang ia rasa membutuhkan suatu bantuan. Itulah yang membuat seorang Amir terkagum melihatnya. Dia belum pernah melihat perempuan seperti Irun sebelumnya di lingkungan sekolah, mungkin karena Irun yang biasa menghabiskan waktunya di kelas ataupun di musholla sedangkan Amir selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan lainnya sehingga membuat mereka tidak pernah bertemu.
“Id aku ngak pernah bertemu dengan dia sebelumnya, benar-benar melebihi kata cantik ataupun anggun. Wajahnya bersinar-sinar karena wudhunya, subhanallah Id” ucap Amir tekagum-kagum.
“Mir.. mir.. sadar mir dia adalah seorang akhwat sedangkan kamu bukan seorang ikhwan, lagipula dia tidak akan mau pacaran mir. Kalaupun kau mau, kau harus langsung menikahinya baru bisa pacaran dengan dianya, tetapi bukan hanya itu kamu juga harus melamar dia dengan hapalan Qur’an mu mir” Cetus Said.
“Segitu sulitkah Id.. Astaga! Aku belum siap Id kalau harus menikah dengan umur segini, lagipula hapalanku cuman surat-surat pendek aja” kata Amir kebingungan.
Hari demi hari berlalu, tidak terasa lembaran kalender pun kian berganti, terus berganti dan terus berganti. Amir semakin bingung dengan perasaannya yang kadang tercabik-cabik dengan rasa kebingungannya.
“Cinta itu butuh pengorbanan, berarti aku harus menjadi seorang ikhwan seperti yang Irun mau. Apakah aku bisa menjadi seperti itu? Apakah aku bisa bertahan untuk tetap mencintainya dan bertahan untuk tidak pacaran?” sepintas beberapa pertanyaan itu selalu hadir di pikirannya.
“Cinta itu sangat indah akan tetapi cinta itu akan terasa lebih indah jika kita mampu  menjaganya, cinta kepada Allah adalah cinta yang abadi, hanya kepadaNya lah seharusnya kita memberikan cinta terbesar kita, bukan kepada sesama manusia seperti yang terkenal dengan sebutan pacar” kata kak Wahyu, pementor Amir yang sedang menyampaikan materinya di depan anak-anak Rohis.
“Tapi kan kak pacar itu juga banyak manfaatnya, misalnya dia bisa menjadi motivasi kita untuk belajar dengan giat, terkadang kita kan akan merasa jenuh dengan banyaknya kegiatan di sekolah, nah si pacar juga bisa menjadi penghibur kita dan juga bisa menjadi seorang yang perhatian terhadap kita kan kak?”, kata Amir.
“Allah lagi, Allah dulu, Allah terus seperti katanya Ust Yusuf Mansyur, Allah lah seharusnya motivasi kita untuk selalu berdakwah ataupun belajar untuk mencapai surganya, ketika kita merasa jenuh apakah pacar selalu ada? Mungkin ketika di awal hubungan dia akan selalu disamping kita tapi apa iya untuk besok, satu minggu lagi, satu bulan lagi, satu tahun lagi atau untuk beberapa tahun ke depan? Apa antum yakin dengan itu? Tetapi coba lihat lah Allah, dia selalu bisa jadi tempat curhat kita ketika kita punya masalah, bahkan ketika kita sempat melupakannya Dia tetap mau mendengarkan curhatan kita bahkan mengabulkan permintaan kita. Apa pantas kita memberikan cinta utama kita selain kepada Allah?” jawab kak Wahyu.
Amir pun tercengang mendengarkannya, dia pun mulai berfikir dengan apa yang ia cari selama ini. Sebuah perasaan yang tidak pasti terus menghampirinya.
“Oh ya dek, InsyaAllah kakak akan menikah dua minggu lagi, datang ya di acara pernikahan kakak” kata kak Wahyu tersenyum.
“Wah siapa ni kak calonnya? Kenalin dong, pasti dia adalah akhwat yang beruntung mendapatkan ikhwan seperti kakak” jawab Amir dan teman-temannya.
“Aamiin.. mudah-mudahan seperti itu, antum harus percaya lelaki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan lelaki yang buruk maka untuk perpempuan yang buruk pula” jawab kak Wahyu.
Amir pun terbengong untuk kesekian kalinya setelah mendengar perkataan kak Wahyu, dia mulai bingung dengan dirinya sendiri.
Saat ini Amir sudah menjadi lelaki yang lebih baik dari sebelumnya, berkat pergaulan dengan teman-teman yang baik di Rohis, dia pun mulai rajin sholat, mengaji, dan menghafal Al Qur’an.
Tibalah saat pernikahan kak Wahyu, untuk menepati janji Amir dan teman-temannya kepada kak Wahyu, mereka pun datang dengan beramai-ramai. Acara itu pun membuat Amir kembali berfikir, dia melihat seorang akhwat disamping kak Wahyu, benar-benar seorang akhwat yang luar biasa dan seorang ikhwan yang luar biasa disana waktu itu.
“Apa aku bisa seperti itu? Apa aku bisa disana seperti kak Wahyu dengan seorang akhwat yang luar biasa seperti Irun. Aku benar-benar merasa jatuh cinta kepada Irun tetapi aku belum merasa pantas untuk itu. Aku ingin menjadi seorang ikhwan yang sebenarnya, aku harus bisa menjadi seorang ikhwan, aku harus bisa” sekali lagi Amir merenung dengan perasaanya
Sejak adanya prinsip untuk menjadi seorang ikhwan Amir mulai meningkatkan ibadahnya, seperti puasa, sholat-sholat sunnah, dan begitu semangat untuk menghafal Al Qur’an.
“Kak aku begitu ingin menjadi seorang ikhwan seperti kakak, jujur kak aku jatuh cinta terhadap seorang akhwat, sejak saat itu aku berkeinginan menjadi seorang ikhwan.” Kata Amir kepada kak Wahyu.
“Mir ingatlah setiap yang kita lakukan semata-mata karena Allah bukan karena akhwat itu, kamu tidak akan menjadi seorang ikhwan jika niatmu belum lurus, jadilah ikhwan karena kamu ingin dekat dengan Allah. Jangan jatuh cinta mir, tapi bangunlah cinta maka kamu akan mendapatkan cinta sejatimu. Percayalah kamu akan mendapatkan yang terbaik, jika kamu memberi yang terbaik untuk agama Allah.”
Amir tersenyum dan dia sadar yang dia lakukan lagi-lagi salah, tapi itulah yang membuat dia bertambah semangat, dia semakin menemukan jati diri yang sesungguhnya setelah bergabung dengan Rohis dan berkumpul dengan orang-orang sholeh, dia pun juga tahu rahasia kenapa Allah menyuruh kita dekat dengan orang-orang yang sholeh.
Sejak saat itu nama Irun dihapus dari pikirannya, dia yakin suatu saat nanti nama itu ataupun nama akhwat lain akan muncul di hatinya bukan hanya di hatinya tetapi juga mucul di surat nikahnya nantinya. Yang terpenting saat ini ia akan menjadi seorang ikhwan yang sebenarnya, berdakwah, dan memajukan agama Allah.

TAMAT