Seseorang pernah bertanya, "Salah tidak kita berharap jodoh kita itu sholeh/sholehah, baik ibadahnya, bisa mimpin kita atau selalu mengingatkan kita untuk tetap dalam jalanNya?" "Tidak kok tidak ada yang salah, semua orang berhak punya mimpi seperti itu." Nah, yang jadi permasalahan adalah sudah seperti apa kita, sudah sejauh mana ibadah kita, sudah usaha apa saja yang kita lakukan untuk mencapai impian kita mendapatkan jodoh seperti itu, sudah sesiap apa kita, dan sudah sesholeh atau sholehah apa kita. "Ada yang berniat baik dan dia sudah datang menemui orang tuaku, tapi salahkah aku berharap yang datang itu adalah yang bener-bener bisa menjadi imamku atau lebih tepatnya yang bener-bener baik." Emm, pertama jempol untuk mereka yang memberanikan dirinya datang menemui orang tua pihak perempuan dengan maksud berniat baik kepadanya. Tapi, keberanian tanpa kesiapan pun tak ada gunanya, maka ketika kau siap barulah datanglah kepadanya. Jangan memberikan sedikit harapanpun kepada perempuan ketika dirimu belum siap saat itu juga, katakanlah hanya ketika kau siap. Karena berada dalam ketidakpastian itu akan menimbulkan penderitaan bagi perempuan. Apalagi ketika dia sudah berharap kepadamu lalu tiba-tiba seorang yang dikaguminya ingin berniat baik pula kepadanya. Emm mari kita bayangkan. Dan memang itu menimbulkan kebimbangan, sudah kebayang rasanya walau aku tak merasakannya.. 😅😂
#ReminderBuatParaLelaki
Kedua, sungguh Allah telah menyiapkan yang sesuai dengan kita, apabila kita baik insyaAllah yang baik pula yang akan bersama kita. Tapi terlalu banyak memilih juga menjadi masalah bagi pihak perempuan 😅. Istikharahkan ketika dirimu dalam kebimbangan. Salah satu tujuan rumah tangga adalah membuat keduanya semakin taat kepadaNya, insyaAllah bersama berjuang menjadi lebih baik itu lebih nikmat rasanya. Jadi bukan karena istri/suami kita baik, maka dialah yang membuat kita menjadi lebih baik, melainkan karena niat kedua pihaklah untuk bisa menjadi pribadi yanh lebih baik itulah yang membuat hidup mereka menjadi lebih baik.
Sungai Tawang, 03 Oktober 2017
Julius Tan
dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup terasa mudah dengan iman hidup menjadi terarah I Perkebunan Kelapa Sawit '49 IPB I FR Diploma IPB I BEM-J IPB | Anisa Fitriani's
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kenapa bisa bertahan dengan jarak untuk waktu yang lama?? Karena sungguh jarak ini layaknya bumbu pemanis cinta kami berdua.. Terus kali...
-
Hampir 2 tahun berkarir dengan celana pendek, 15 November 2014 - 31 Agustus 2016, akhirnya per 1 September 2016 celanaku kembali panjang lag...
-
Dalam suatu keluarga, ada 3 bersaudara terlahir dalam keluarga tersebut. Yang paling besar namanya Diki, yang kedua bernama Dini, dan yang k...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar