Wanita yang kau damba-dambakan sebelum menikah mungkin akan terlihat biasa saja ketika sudah beberapa tahun menjalani rumah tangga. Ia yang selalu cantik di awal pernikahan di matamu, mungkin akan memudar kecantikannya seiring berjalannya waktu.
Kebosanan adalah hal yang wajar dalam rumah tangga. Terlalu monoton, sang suami seperti mesin uang yang kerja pagi hingga pagi malah sedangkan sang istri layaknya robot penjaga rumah, yang hanya menjadi pelayan suami menyediakan makan ketika ia pulang kerja, menyuci pakaiannya, dan mengurus bayi di rumah. Begitulah setiap hari.
Seperti itukah rumah tangga?
Lantas karena pemikiran itukah banyak yang memilih untuk menunda sebuah pernikahan?
Kebosanan adalah hal yang wajar terjadi, tinggal bagaimana kita menanggapinya. Hei para "SUSKER" (Suami Keren/Suami Suka Kerja). Tak terelakan bagimu kalau kau punya tanggung jawab untuk menafkahi keluargamu hingga kau perli banting tulang, pergi pagi pulang pagi, sungguh penghormatan sebesar-besarnya atas usaha dan kerja kerasmu dalam menafkahi keluarga. Tapi bisakah kau beri waktumu sedikit saja setiap harinya untuk bercanda dengan keluargamu, atau sekedar bercerita keseharianmu hari itu, atau duduk bersama menikmati sarapan/makan malam menikmati hidangan bidadari surgamu. Bisakah kau beri waktumu 1 hari saja untuk jalan bersama/piknik sekedar keluar dari rumah tanpa harus mengeluarkan banyak.
Banyak hal sepele yang kita lupa untuk lakukan padahal sangat bermanfaat untuk keharmonisan keluarga. Senyum atau mencium istrimu ketika memasuki rumah setelah habis dimaki-maki oleh si bos, tanpa membawa sedikitpun masalah yang ada di kantor. Bercerita panjang lebar tentang hal-hal yang kita alami hari itu karena mungkin sebelum kepulangan kita dia merasa sangat bosan di rumah, kesepian. Ajak bicaralah dia, berikan sedikit rayuan kepadanya, sungguh perempuan sangat suka dirayu. (Tapi hanya merayu istri tidak boleh wanita lain -___-) 😅.
Untuk para istri, kebosanan menjalani rutinitas yang itu-itu saja pasti sangat tidak menyenangkan. Masak, nyuci, nyapu, masak, nyuci, nyapu begitu berulang-ulang. Tapi bawalah aktifitas itu ke dalam ibadahmu, jadikanlah itu sebagai amalan bagimu untuk suamimu.
Jangan menganggap kepulangan suami adalah hal biasa saja, karena pandangan pertama suami sepulang kerja adalah hal yang dinanti-nantikan olehnya. Jika sudah waktunya, cobalah tampil sedikit lebih rapi, tap perlu berdandan, hanya mencoba memberi refleksi mata kepada sang suami. Pakaian bersih, wajah tidak kucel, enak dipandang.
"Tapi suamiku orangnya apa adanya kok, tetap menganggap aku cantik dalam keadaan bagaimanapun."
"Betul, insyaAllah semua suami seperti itu, menerima istrinya apa adanya, namun kitakan ingin memberi hal yang lebih, menambah kecintaan suami ke istri, dll, tidak salahkan cantik ketika ia pulang, namun boleh kucel lagi kok setelah itu 😅" *bercanda.
Kebosanan dalam rumah tangga itu tinggal bagaimana kita menanggapinya, mau dibuat seperti apa, mau dijadikan seperti apa, dan mau diarahkan seperti apa nantinya.
Pontianak, 14 Oktober 2017
dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup terasa mudah dengan iman hidup menjadi terarah I Perkebunan Kelapa Sawit '49 IPB I FR Diploma IPB I BEM-J IPB | Anisa Fitriani's
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Kenapa bisa bertahan dengan jarak untuk waktu yang lama?? Karena sungguh jarak ini layaknya bumbu pemanis cinta kami berdua.. Terus kali...
-
Hampir 2 tahun berkarir dengan celana pendek, 15 November 2014 - 31 Agustus 2016, akhirnya per 1 September 2016 celanaku kembali panjang lag...
-
Dalam suatu keluarga, ada 3 bersaudara terlahir dalam keluarga tersebut. Yang paling besar namanya Diki, yang kedua bernama Dini, dan yang k...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar