Selasa, 29 Oktober 2013

Ukhuwah Islamiyah ala Bintalis SMA Negeri 4 Medan

Rindu ukhuwahnya temen-temen BINTALIS SMA NEGERI 4 MEDAN,melek dulu sampai larut malam mengerjakan proker-proker kita, capek bareng, istirahat bareng, semuanya bareng.. ingatkah kalian teman2 apa kalimat yang paling melekat di kepala ketika seorang senior bilang "mana ukhuwah kalian dek" hehe pasti semua langsung merengut...

Tapi kalimat itu pulalah yang menguatkan ukhuwah kita hingga sekarang.. mudah-mudahan kita bisa bersilahturahmi lagi nanti walaupun sekarang kita terpisah entah dimana-mana hehehe.. 



















Selasa, 22 Oktober 2013

Perjuangan Demi Sesuap Nasi di IPB

Alhamdulillah disinilah saya sekarang, tepat tanggal 5 Juli 2012 saya menuju Bogor, tepatnya di bumi kampus IPB ini. Iya inilah pilihan yang terbaik, disini saya sekarang dan InsyaAllah saya siap menjalankannya.



Alhamdulillah saya bisa bersekolah di IPB ini tanpa harus membayar uang sepeser pun berkat beasiswa yang saya dapatkan. Sejak meninggalkan kampung halaman, saya sudah berniat untuk bisa menghidupi diri sendiri tanpa harus bergantung lagi dengan kirimam uang dari Medan. Apalagi keadaan papa yang sudah semakin tua dan juga dengan penghasilan yang pas-pasan. Saya tidak ingin merepotkan mereka berdua lagi.

Alhamdulillah saya bisa berkuliah tanpa biaya pendaftaran dan pembayaran uang kuliah sedikitpun ditambah dengan adanya uang saku dari beasiswa yang diberikan sebesar 750.000 rupiah. Kalau menurut perhitungan matematika kasarnya itu cukup untuk sebulan jika makan mie melulu hehe.

Hidup mandiri itu memang sulit, untuk menghemat uang yang ada setiap bulannya saya membeli rice cooker agar bisa memasak nasi sendiri. Untuk lauknya sendiri terkadang saya masak telur yang praktis dan murah, sampai-sampai saya pernah menanam sayur-sayuran di pekarangan kosan untuk menghemat uang yang ada. Subhanallah banget usaha kali itu apalagi dengan sok tau cara menanam sayurannya hehe. Lalu bukan hanya di masalah makanan, ternyata untuk pakaian sehari-hari juga harus mengeluarkan biaya yaitu laundry. Untuk 1 kg pakaian dikenakan harga 6.000 rupiah. Kalau dihitung-hitung pengeluaran untuk itu sangatlah besar.

Sejak perkuliahan ini juga saya belajar bagaimana menyuci dan menyetrika walaupun di awalnya saya minta diajarin cara nyetrika yang benar sampai ditertawakan teman sekosan hehe. Ya Alhamdulillah sekarang saya sekarang pandai menyuci dan juga menyetrika dan bisa menghemat pengeluaran disamping sibuknya perkuliahan dan organisasi.

Setelah dihitung-hitung lagi itupun masih kurang untuk bisa hidup mandiri tanpa harus minta kiriman lagi dari orang tua. Saya memutuskan untuk berjualan di kelas iya apapun itu jualannya yang penting halal hehe. Saat itu saya menemukan partner bisnisku di kampus yaitu Septian Tri Cahyono seorang pemuda dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Kami sama-sama mendapatkan beasiswa dan kebetulan 1 organisasi di Forum Rohis Diploma IPB. Kami juga mempunyai visi yang di masalah ekonomi hehe. Sejak saat itu kami memutuskan untuk mencari bahan jualan yg bisa kami dagangkan di kelas.

Di awal kisah perdagangan ini kami menemukan pabrik roti. Roti inilah yang kami dagangkan pertama kalinya. Waktu itu penghasilan kami 10.000 rupiah per hari dan itupun harus dibagi dua dan masing-masing mendapatkan 5.000 rupiah perharinya. Dengan 5.000 rupiah itu sudah bisa membuat kami tersenyum setidaknya bisa untuk makan malam hehe. Untuk mendapatkan tambahan lebih kami menambah dagangan berupa gorengan, susu kedelai, ubi rebus dan pisang rebus. Alhamdulillah penghasilan menambah menjadi masing-masing 10.000-12.000 rupiah lah hehe. Tetapi karena kesibukkan perkuliahan dan organisasi, usaha susu kedelai, pisang rebus dan ubi rebus kami tinggalkan karena itu membutuhkan tenaga ekstra keras, mesti bangun tengah malam dan ditakutkan kecapekan ketika perkuliahan.

Gorengan dan rotilah menjadi andalan kami untuk mendapatkan sesuap nasi kala itu hehe. Pergi ketika yang lain masih terlelap dan pulang setelah yang lain tertidur. Begitulah kami, di pagi hari sibuk dengan dunia perdagangan dan malam sibuk dengan dunia organisasi. Bisnis, kuliah, dagang adalah pekerjaan yang melelahkan sebenarnya, tetapi jika kita enjoy semua jadi nikmat sih hehe.

Dengan penghasilan itu masih belum membuat kami berhenti untuk terus berjuang demi sesuap nasi hehe. Setelah itu kami menemukan dagangan baru yaitu donat. Sebenarnya penghasilan dengan penjualan donat ini lebih menguntungkan namun jarak yang terlalu jauh untuk mengambil donatnya membuat kami sedikit kebingungan. Kami terpaksa meminjam motor teman kami untuk mengambil donat di pabriknya. Sebenarnya tidak enak sih jika kami harus menyewa motornya sehingga kami mamutuskan untuk memberikan donat atau roti gratis setiap harinya untuk ia makan sebagai ucapan terimakasih kami. Tetapi tetap saja ada perasaan tidak enak ke dia. Iya bermodal nekat kami membeli sebuah motor untuk mempermudah bisnis kami. Alhamdulillah keputusan yang tepat dan tidak kebayang kalau tidak punya motor dengan kesibukan yang harus membuat kami pulang pergi kampus dan sibuknya organisasi apalagi kalau kuliah di Darmaga dan mesti pulang malam jika ada acara di kampus.

Dengan penjualan donat alhamdulillah penghasilan kami meningkat dan impian untuk tidak meminta bantuan dari orang tua benar-benar terwujud berkat kerja keras dan juga sedekah yang tiada henti-hentinya. Sejak penjualan roti kami menyisihkan setiap orang seribu rupiah untuk diinfakan, kemudian naik dengan dua ribu dan seterusnya seiring meningkatnya usaha kami. Berkah sedekah benar-benar kami rasakan dan itu benar-benar membuat kami sadar akan 1 hal. Bisnis yang kita usahakan bukan hanya mengejar dunia semata, dunia akhirat juga harus dipikirkan. InsyaAllah jika niat lurus dan kerja keras semua yang kita kerjakan tidak akan sia-sia dan keuntungan pun mengikuti.

Alhamdulillah sekarang kami menjadi distributor semua penjualan donat di Diploma IPB, sekarang penghasilan kami kurang lebih 100.000 peharinya.. Selain itu kami berhasil memotivasi dam membantu teman-teman Diploma IPB untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang tua dengan berjualan donat di kelasnya. Donat ini juga membantu teman-teman yang ingin berdanus untuk suatu acara ataupun event dan pastinya membantu kegiatan-kegiatan Forum Rohis yang luar biasa dan tidak kenal henti menyampaikan dakwah ini walaupun hanya satu ayat.

Memang penghasilan kami belum sampai berpuluh-puluh juta ataupun ratusan juta, belum bisa seperti Elang Gumilang dan teman-teman lain yang telah terlebih dahulu sukses dengan bisnis mereka masing-masing di IPB. Dengan hanya memakan waktu kurang lebih hanya 1-2 jam pengahasilan itu sangat cukup buat kami. Saya juga bisa fokus di kegiatan BEM dan Rohis saya.


"Saya bukanlah Elang Gumilang yang bisa begitu sukses di IPB ketika masa kuliahnya, tetapi saya tetap jadi diri saya sendiri dengan kenyamanan saya menjalankan usaha ini bersama Septian di IPB dan yang terpenting bisa memotivasi dan membantu orang untuk bisa hidup mandiri dengan membantunya berdagang". Hal itu adalah kepuasan batin tersendiri dan mudah-mudahan pengalaman bisnis di kuliah ini menjadi modal berbisnis yang luar biasa nantinya. Aamiin.. 


Rabu, 16 Oktober 2013

Idul Adha 1434 H

Selasa, 15 Oktober 2013, Idul Adha 1434 H.



Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk melaksanakan sholat idul adha dengan keadaan sehat luar biasa hehe. Yang rumahnya dekat pada pulang kampong, buat anak perantauan seperti saya ya tetap stay di kosan berharap akan ada makanan yang datang ke kosan hehehe.

Lebaran kali ini sih ikutan jadi panitia kurban di al ghifari, ya daripada di kosan cuman tidur mendingan membantu pekerjaan orang dengan jadi panitia kurban, insyaAllah Allah permudah urusan kita J

Alhamdulillah juga dapat baju gratis dari Al-Ghifari hehehe. Sehari sebelum idul adha sih pasti bakalan berlomba-lomba untuk bisa puasa Arafah. Ya katanya puasa Arafah ini bisa menghapuskan dosa kita setahun kedepannya aamiin. Tapi sayangnya hari itu telat bangun dan ketinggalan sahur deh padahal nasi uda dimasak, lauk uda dibeli, iya tapi mau gimana lagi. Itu tidak menjadi halangan juga sih buat berpuasa, iya daripada buang-buang kesempatan untuk beribadah mendingan tetap lanjut puasa, insyaAllah dengan niat yang kuat semua bisa teratasi #sokbijak.

Ketika jam 5 pagi pas baru bangun eh udah dijemput sama Bagus rupanya disuruh  bantuin buat shaf di lapangan Baranangsiang untuk sholat Id besok. Iya karena takut ngecewain dan perasaan tidak enak juga dengan yang lain udah dimintain bantuan, sah deh pergi tanpa mandi (tapi tetep gosok gigi) hehehe.

Buat shafnya dari pagi sampai siang, dengan teriknya matahari, pakai berdebat-debat juga bagaimana tata cara pengajiran yang benar -_-“ , hehehe lucu-lucu ajalah gara-gara seutas tali  pun bisa berantam. Kemudian di lanjutkan di sore harinya dengan melawan hujan, sampai harus basah-basahan, Subhanallah kali lah perjuangannya.

Ketika pergi ke lapangan pun ada kisahnya. Kisah yang sangat mengharukan yaitu habis bensin -____- terpaksa deh jalan di sisa perjalanan. Banyak juga kisahnya ya sampai sholat id.

Oke saatnya masuk ke acara pemotongan hewan kurban. Iya sebagai pemula cuman bisa motong-motongin daging aja sih hehehe. Ya walaupun cuman motong-motong doing tetap aja lumayan capek. Iya tapi untung aja ada pengobat lelahnya, yaitu makanan gratis, ori buatan akhwat-akhwat FR dan Al-Ghifari hehe.


Alhamdulillah hari yang melelahkan dan menyenangkan. Jika ditanya lelah, iya pasti lelah. Jika ditanya mau lagi kayak gini, iya pasti mau heheh walaupun badan sudah sama baunya seperti kambing hehehe karena nantinya pasti bakalan rindu masa-masa seperti ini, semoga jadi kelelahan yang dirindukan dan dikenang

Kamis, 10 Oktober 2013

Pemecah Belah Umat

Alhamdulillah di perkuliahan ini  banyak pngalaman2 yg menyenangkan,  menyebalkan, menjengkelkan semuanya terkumpul jadi satu..

Teman-teman semakin bnyak, pngalaman berorganisasi bertmbah. Mulai dari kita berkumpul pertama kali untuk menyamakan visi disuatu organisasi, bahagia, duka, capek segala macam kita lakukan bareng-bareng walaupun trkadang ada perasaan jengkel hehe.

Dan saya disini tinggal beberapa bulan lagi ya karena ada perbedaan sendri sih yg mengharuskan kami untuk segera menyelesaikan dunia kampus ini.

Masih ingin pastinya mencari pngalaman dan memperbaiki kesalahan-kesalahan di tahun ini. Tapi mungkin kontribusi sya hanya bisa sampai disini, kalianlah yang harus menjalankan tongkat estafet ini.

Tetapi sekarang seblum tongkat estafet ini berlanjut "Sadarkah kita ada suatu hal yang memecah belahkan kita"

"Hal itu yang membuat kita menjadi musuh dalam selimut"

"iya karena hal itu"

"_______"

Saya tak usah menyebutkan hal itu apa. Tidak bisakah kita bersatu tanpa memandang jelek yang lain. Saya masih begitu sedih dengan hal-hal ini.

Taukah kalian? Kita ini hanya boneka orang-orang yang mengedepankan kepentingannya. Memanfaatkan kita karena mereka tak bisa mewujudkan keinginan mereka di zaman mereka.

Saya merasa dibodoh-bodohin dengan _______. Apakah yang kalian incar sebenarnya bukankah akhirat lebih indah dari dunia. Memang Allah menganjurkan kita agar tidak mengabaikan dunia, tapi buka berarti karena dunia kita jadi bermusuhan dan mengabaikan yang lain ?

Saya mungkin masih berbekal sedikit ilmu, tpi sebentar lagi perang akan dimulai, saya tidak mau ada perpecahan diantara kita sahabat. Ingatlah visi kita bukan visi mereka yang sengaja mengobrak-abrik kita.

Keep hamasah..
Kembalikan semua ini kepadaNya, berdoalah semoga kita diberikan hidayah. 

Minggu, 06 Oktober 2013

Ku Memilih

Ketika kelas 3 SMA aku sudah mulai bertanya kemanakah aku setelah SMA ini. UI, ITB, IPB, STAN? Itulah pilihanku dulu walaupun belum tau jurusan apa yang kupilih. Ikut bimbel, diskusi sampai larut malam, ikut T.O demi mendapatkan satu kursi di perguruan tinggi negeri nantinya agar bisa membahagiakan kedua orang tua dan membanggakan mereka karena aku tau mungkin ratusan juta telah keluar hanya untuk menyekolahkanku dan membesarkanku hingga SMA ini.

Alhamdulillah aku pun diterima di SMA Negeri kala itu hingga tidak terlalu memberatkan masalah administrasi di SMA ya walaupun tetap banyak biaya yang keluar selain uang sekolah.

Awalnya aku ingin bersekolah di STAN menjadi salah satu pegawai pajak nantinya. Ya karena jaminan perkuliah yang gratis selama disana dan jaminan pekerjaan setelah tamat dari sana membuatku berkeinginan bisa bersekolah disana. Keinginan itu hingga membuatku mengantungkan tulisan STAN di dinding kamarku waktu itu.

Selain di STAN aku juga berkeinginan besar untuk kuliah di IPB waktu itu. Termotivasi dari video Danang Ambar Prabowo, cerita mengagumkannya Elang Gumilang yang menjadi seorang pengusaha luar biasa dan cerita luar biasa LDK Al Hurriyah. Al Hurriyah benar-benar tujuanku di IPB, menjadi salah satu aktifis dakwah kampus disana. Aku benar-benar terkagum dengan Lembaga Dakwah Kampus yang diceritakan oleh Kak Wahyudi. Keinginan besar melanjutkan perjuanganku dan dakwah ini setelah masa-masa luar biasa di Bintalis SMAN4 Medan benar-benar memotivasi diriku untuk masuk IPB.

Seiring berjalannya waktu aku mengetahui akan kelemahanku di bidang IPA waktu itu. Hingga muncullah keinginan untuk berkuliah di ITB yaitu Fakultas Seni Rupa dan Desain atau Sekolah Bisnis Manajemen. Dikarenakan nilai IPS ku yang luar biasa dan mencapai target akan jurusan itu hingga memunculkan pilihan-pilihan itu di kepalaku. Tetapi lama kelamaan aku merasa kurang cocok di FSRD itu sendiri. Isu-isu mengenai SBM yang membutuhkan biaya puluhan juta pun membuat keinginanku untuk berkuliah disana terhapuskan. Padahal aku juga ingin menjadi pengusaha dan belajar berbisnis nantinya. Tapi aku juga harus realistis dengan keuangan keluarga yang tak memungkinkan diriku untuk berkuliah disana.

Mencoba mencari pilihan yang tepat dengan kemampuan akademikku di IPS aku pun tertarik dengan jurusan Administrasi Fiskal dan Administrasi Bisnis di UI. Itu juga karena kemiripan jurusan seperti yang kutemukan di STAN dan keinginanku menjadi seorang pengusaha seperti Elang Gumilang. Lama kelamaan berdasarkan hasil TO aku masih pesimis dengan kemampuanku sendiri hingga menempatkan pilihan itu di opsi terakhir itu pun di SIMAK UI.

Hari-hari menuju undangan SNMPTN pun semakin dekat sedangkan aku belum menentukan pilihan yang akan kupilih nantinya. Di IPB ada Agribisnis dan Teknologi Hasil Perairan, di ITB ada SBM dan FSRD, di UI ada Admin Fiskal dan Admin Bisnis sedangkan STAN isunya tidak aka ada di tahun itu sehingga membuatku tidak terlalu berharap lebih lagi. Dan di akhir pemilihan muncul 1 opsi baru yaitu UNIBRAW. Dan akhirnya aku memilih untuk universitas yang akan kupilih di undangan yaitu :

Agribisnis (Institut Pertanian Bogor)
Teknologi Hasil Perairan (Institut Pertanian Bogor)
Agribisnis (Universitas Brawijaya)
Teknologi Hasil Perikanan (Universitas Brawijaya)

Isu-isu pilihan jurusan di universitas 1 dan 2 yang harus berhubungan membuatku memilih jurusan yang sama seperti yang kupilih di IPB dan kutemukan itu di UNIBRAW. Dan UNIBRAW lah menjadi pilihan keduaku di undangan.

Banyak hal yang tak kulupakan ketika memilih jurusan di IPB waktu itu. Aku memilih agribisnis karena aku tetap berharap bisa menjadi pebisnis di bidang pertanian nantinya dan di THP karena peluang untuk menjadi pebisnis di bidang perikanan. Ya semuanya dikaitkan dengan peluang bisnis sih hehehe karena memang aku ingin menjadi seorang pengusaha selepas dari IPB nantinya bahkan bisa menerapkan ilmu di perkuliahan langsung di kehidupan nyata sekalian menjalankan kuliah. Jadinya ketika perkuliahan aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

Untuk pilihan agribisnis itu sendiri sebenarnya peluang untukku semakin kecil karena teman satu sekolahanku yang memiliki nilai lebih tinggi juga memilih agribisnis. Tetapi bermodal sertifikat tingkat provinsi dan sertifikat lainnya membuatku tak peduli dengan hal itu. Aku menganggap isu kalau 1 sekolah memberikan 2 nama di jurusan dan PTN yang sama akan ditolak keduanya tidak membuatku mengalihkan jurusan yang telah kupilih.

Sambil menunggu pengumuman undangan aku tetap belajar untk ujian SNMPTN nantinya dan tidak terlalu berharap lebih di undangan itu. Setelah itu aku mendapatkan tawaran untuk ikut beasiswa yang diberikan Sinarmas di IPB oleh Adhe. Tawaran itu sendiri memberikan beasiswa full selama masa perkuliahan dan uang saku bahkan jaminan kerja nantinya setelah tamat dari IPB. Aku begitu tertarik apalagi tawaran itu di IPB yang kudamba-dambakan dari dulu. Tetapi ada resiko yang harus kuambil yaitu Sinarmas hanya memberikan beasiswa di D3, apabila aku keluar sebelum masa kontrak selesai aku akan kena denda, dan aku harus siap kerja dan ditempatkan di perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia dengan ikatan dinas 5 tahun.

Berhari-hari aku memikirkan keputusan yang akan kuambil, aku pun mencari informasi-informasi sebanyak-banyaknya mengenai beasiswa tersebut dan resiko-resikonya. Resiko yang paling menghantuiku adalah siap atau tidaknya aku tinggal di kebun yang jauh dari perkotaan dengan kehidupan yang pastinya keras dan berbeda dengan kehidupanku seperti biasanya. Mampu bertahankah aku di Kalimantan nantinya? Jangan sampai aku tidak tahan hingga aku keluar dan mengeluarkan denda yang sangat besar karena kecerobohanku. Jangan sampai niat tidak ingin merepotkan orang tua malah menjadi sangat merepotkan orang tua karena denda yang harus aku keluarkan untuk itu. Diskusi dengan orang tua dan mereka sangat mendukungku akan itu ya mungkin karena mereka tau tidak perlu mengeluarkan biaya lagi nantinya. Dan aku memlih untuk mengikuti tes tersebut. Tes nya ada wawancara, tes tulis, psikotes dan tes kesehatan. Ya aku tetap menjalaninya dan tidak terlalu berharap lebih, jujur aku masih takut akan resiko-resiko nantinya.

Dan tibalah pengumuman undangan snmptn yang sangat kutunggu, tapi entah kenapa aku berharap aku tidak lulus di UNIBRAW, kalaupun lulus, luluskan aku di IPB, sampai aku berdoa kala itu mendingan aku tidak lulus sekalian daripada aku lulus di UNIBRAW. Astaghfirullah.. ntah apa yang merasuk pikiranku kala itu. Tiba-tiba aku tidak mau berkuliah di UNIBRAW, aku takut lulus disana aku takut ketika aku lulus disana malah aku tidak mengambilnya, berdosanya aku. Maafkan hamba ya Allah. Aku masih percaya diri untuk mendapatkan universitas yang lebih baik lagi di SNMPTN nantinya. Waktu itu aku benar-benar sombong akan hal itu, padahal aku merasa siap ketika aku lulus di UNIBRAW dulunya.

Tanggal 26 Mei 2013, ternyata aku lulus di pilihan ke-4 yaitu Teknologi Hasil Perikanan Universitas Brawijaya seperti yang kutakutkan. Ketika aku lulus aku bukan mengucapkan syukur tapi aku beristighfar akan kesedihanku waktu itu. Aku mengatakan kepada kedua orang tuaku kalau aku lulus di UNIBRAW dengan keadaan sedih bukannya bahagia. Aku merasa sangat bodoh kenapa aku memilih jurusan yang tidak kuminati hingga akkhirnya begini. Aku akan menjadi orang yang sangat jahat apabila aku tidak mengambil jurusan tersebut. Dan malam itu aku benar-benar hanya mengurung diri sendiri di kamar tanpa memperdulikan siapapun. Ketika orang bertanya mengenai kelulusanku aku tak memperdulikan mereka. Astaghfirullah aku benar-benar bingung waktu itu.

Keesokan harinya aku siap dengan kenyataan yang kuterima walaupun masih berat hati. Aku berusaha meyakinkan diriku akan kelulusanku karena aku tau masih banyak yang bersedih karena tidak lulus. Masih sedih ketika melihat mereka lulus di pilihan yang mereka inginkan. Astaghfirullah aku benar-benar orang yang tak bersyukur waktu itu.

Setelah beberapa hari aku sudah bisa meyakini diriku dan yakin itu keputusan Allah yang terbaik untukku. Nantinya pun aku masih  bisa mencoba SIMAK UI, UMB dan ujian-ujian lainnya. Yang terpenting aku tidak mau menjadi orang yang jahat gara-gara aku tidak mengambil undangan yang kudapatkan karena keegoisanku sendiri. Dan aku teringat akan jalur yang ditawarkan oleh Sinarmas dan aku sudah lewat tahap wawancara kala itu. Emm atas permintaan papa dan mama aku tetap mengikuti jalur tersebut walapun aku tak terlalu berharap, ya setidaknya menyenangkan mereka walaupun aku juga berharap tidak lulus kala itu.

Aku pun harus segera berangkat ke Malang untuk mendaftarkan diriku disana. Ya aku sudah siap dan aku tidak pernah menyalahkan keputusan Allah kala itu. Dan resikonya adalah aku tidak bisa ikut SNMPTN karena jadwal yang bentrok dengan daftar ulang. Mama dan papa masih berharap aku lulus di  Sinarmas kala itu dan apabila aku lulus maka mama dan papa memintaku untuk meninggalkan UNIBRAW.

Pengumuman Sinarmas 2 hari setelah daftar ulang. Dan aku masih menunggu di Surabaya dengan kelulusanku. Jika aku lulus aku harus segera pulang karena besoknya akan ada tes kesehatan. Iya walaupun aku keluar setidaknya aku telah membayar uang pendaftaran agar tidak kenak imbasnya ke adik kelas nantinya. Iya walapun tetap ada sedikit rasa bersalah jika aku keluar begitu saja.

Dan ternyata benar aku lulus di Sinarmas dan aku harus memilih lagi. Aku benar-benar bingung dengan kelulusanku. Sekarang aku bisa kuliah di IPB di tempat yang kubanggakan tetapi aku tidak mau meninggalkan UNIBRAW di hati kecilku ini. Tetapi ada satu hal yang membuatku memilih di IPB, yaitu kebahagiaan papa dan mama ketika aku lulus di IPB. Ya mungkin karena anaknya lulus dengan beasiswa sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untukku. Aku tidak bisa menolak keinginan mereka apalagi kebahagiaan mereka, aku tidak bisa menghancurkan raut kebanggaan di wajah mereka kepadaku. Dan malam harinya aku langsung menuju Medan untuk mengikuti tes kesehatan,

Alhamdulillah setelah menigikuti tes kesehatan dan lulus akupun telah resmi menjadi mahasiswa IPB. Alhamdulillah sekarang aku menjadi mahasiswa Perkebunan Kelapa Sawit IPB ’49 Smart Diploma Batch 6. Iya disinlah aku sekarang, insyaAllah merupakan pilihan yang terbaik yang Allah berikan untukku. Aku takkan mau menyesal dengan pilihanku lagi. InsyaAllah aku siap dan aku akan menikmari setiap kisahnya. Karena inilah pilihanku dan aku akan berjuang maksimal disini. Aamiin

Sedekah..

Hari ini akupun bergegas untuk kembali ke kota yang tak pernah lepas dengan hujan yaitu Bogor. Setelah beberapa hari di Medan dengan berat hati harus meninggalkan kota kelahiranku ini. Padahal masih ingin menghabiskan waktu bersama dngan keluarga dan sahabat-sahabat disana.

Sebenarnya bukan kesedihan itu yang ingin kuceritakan disini hehe. Ada suatu kejadian yang luar biasa yang mungkin akan jadi sebuah pelajaran penting dalam hidupku.

Ketika sudah sampai di Bandara Kuala Namu Medan, aku bergegas untuk melaksanakan sholat dzuhur. Setiba di musholla aku bertemu dengan seorang akhwat *ups. Bukan maksud apa-apa ni hehe. Iya aku sama sekali tidak mengenal akhwat tersebut.

Ketika akhwat itu sedang keluar tanpa sengaja aku melihat dia memberikan sejumlah uang kepada seorang wanita yang menjaga tas nya diluar, iya wanita itu adalah seorang cleaning service yang membersihkan musholla tersebut. Wanita itu tampak menolak pemberian dari akhwat tersebut mungkin karena dia bekerja bukan sebagai peminta-minta tapi seorang cleaning service. Dengan sedikit paksaan dari akhwat tersebut akhirnya wanita itu menerima sedekahnya.

Mungkin ceritanya biasa aja sih, tapi ada suatu hikmah yang kudapat disana.

"Memberi itu bukan menunggu orang meminta baru kita beri, memberi itu disaat kita peka terhadap lingkungan kita dan kita rela memberi bantuan tanpa harus ia meminta terlebih dahulu"

salut deh sama akhwat tadi.. mudah-mudahan dia dapat pasangan yang baik dan amalannya diterima oleh Allah, dan mudah-mudahan saya mendapatkan seorang akhwat seperti dia nantinya.. *loh hehe

Sama wanita itu juga salut deh, walaupun keuangan tidaklah seberapa tapi ia tidak mau menjadi seorang pengemis yang hanya mengharapkan bantuan dari orang lain, dia mau mati-matian walaupun mungkin tidak berbekal pendidikan yang tinggi, yang terpenting bagaimana kita memperoleh sebuah penghasilan yang halal..

Yuk menjadi pribadi yang lebih semangat dan peka terhadap lingkungan.. dan sedekahnya harus ditingkatkan ni.. semangat! Jazakallah..

Jumat, 04 Oktober 2013

Sebuah Perubahan


Berubah menjadi lebih baik itu bukan karena seseorang, karena jika perubahan itu hanya untuk seseorang, perubahan itu hanyalah sementara.. Mau brubah sejenak atau seterusnya dan tetap istiqomah? Itu semua kembali ke niat kita. Apa sebenarnya tujuan kita dengan berubahnya kita?


Berubah itu juga bukan karena desakan orang lain tapi kalau termotivasi dari orang lain itu boleh sih hehe tapi tetaplah jadi diri sendri yg lbih baik. Kalau bisa kita itu lebih baik dari orang yg memotivasi kita untuk jadi lebih baik

Bercermin lagi dan berfikir mau dibawa kemana perubahan kita ini. Berubahlah hanya karena-Nya karena ingin mendapatkn ridho dari-Nya bukan karena yg lain :) Jika karena-Nya insyaAllah perihal yg lain mengikuti hehe.

Bismillah yuk move on dari pribadi buruk kita.. perlahan saja tidak usah terburu-buru. Berubah dari hal-hal yang kecil dahulu. Sedikit demi sedikit, jangan menganggap perubahan itu bisa instant sama seperti halnya mie instant hehe. Perubahan juga btuh proses dan dari proses itu kita akan merasakan pahit manisnya khidupan.

Rasa penasaran juga penting dalam suatu proses perubahan. Semakin kita penasaran semakin ingin kita tau mengenai perubahan itu sendiri, ibaratnya kita di kepoin akan suatu amalan, gara-gara penasaran itu kita sampai beli buku untuk teritorial perubahan kita hehe tapi tenang insyaAllah pasti brmanfaat. Saya dulu juga begitu, tapi kalau saya karena gamau beli buku malah minjam-minjam buku hehehe *ups hehe. Tapi bagaimanapun caranya itu tidaklah masalah yang penting niat tulus dan istiqomah menjalankannya.

Rintangan dan cobaan itu biasa dalam proses prubahan, itu juga adalah bumbu-bumbu indah yang Allah berikan jika kita mampu melewatinya. Semoga tulisan ini bermanfaat, bismillah, yuk istiqomah untuk menjadi yang lebih baik dan tebarkan kebaikan ini kepda sahabat-sahabat kita InsyaAllah jika kita luruskan niat smua pasti akan dmudahkan olehNya.. aamiin..

Rabu, 02 Oktober 2013

Barakallah Bang Heri dan Kak Wulan


Alhamdulillah tanggal 2 September sudah lepas deh status anak lajangnya bang heri. Alhamdulillah bersama Kak Seruni Wulandari telah menjadi sepasang suami istri yang halal. Semoga menjadi keluarga yang samara, bisa membahagiakan kedua orang tua, dan memberikan banyak manfaat untuk orang disekitarnya, aamiin..

Ceritanya sih dulunya bang heri ketemu kak wulan ketika kak wulan menjadi seorang nasabah di suatu bank tempat bang heri kerja di Stabat. Ya begitulah jodoh, tidak kenal jauh dekatnya rumah, suku dan segala macam. InsyaAllah Allah akan memberikan pasangan terbaik yang sesuai dengan kita, yang penting teruslah memperbaiki diri karena lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik pula.

Jangan takut tidak kebagian jodoh hehehe. Bersabarlah… (nasehat untuk diri sendiri) hehehe..

Dan sekarang tinggal menunggu aku ni.. emm ntah kapan hehehe.. katanya bang agus dapat jodoh di kebun tebu, bang heri di kebun coklat, aku masak di kebun sawit hehehe. Ya siapa yang tau ntar sang bidadari dari mana. Dari Bogor mungkin, atau Medan, ataupun Kalimantan siapa yang tau, biar Allah yang menentukan siapakah wanita yang beruntung itu *loh
                                                                        
Pernikahan ini adalah sebuah amanah yang harus kita laksanakan dan kita amalkan sebaik-baiknya. Pernikahan ini adalah ladang ibadah yang sangat besar bagi mereka yang bisa memanfaatkannya dan juga bisa menjadi ladang dosa jika mereka yang tak sanggup menjalankannya. Semoga pernikahan ini diridhoin-Nya. Aaminn ya rab.. barakallah bang heri dan kak wulan.