Tapi kalimat itu pulalah yang menguatkan ukhuwah kita hingga sekarang.. mudah-mudahan kita bisa bersilahturahmi lagi nanti walaupun sekarang kita terpisah entah dimana-mana hehehe..
dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup terasa mudah dengan iman hidup menjadi terarah I Perkebunan Kelapa Sawit '49 IPB I FR Diploma IPB I BEM-J IPB | Anisa Fitriani's
Selasa, 29 Oktober 2013
Ukhuwah Islamiyah ala Bintalis SMA Negeri 4 Medan
Tapi kalimat itu pulalah yang menguatkan ukhuwah kita hingga sekarang.. mudah-mudahan kita bisa bersilahturahmi lagi nanti walaupun sekarang kita terpisah entah dimana-mana hehehe..
Selasa, 22 Oktober 2013
Perjuangan Demi Sesuap Nasi di IPB
Rabu, 16 Oktober 2013
Idul Adha 1434 H
Kamis, 10 Oktober 2013
Pemecah Belah Umat
Alhamdulillah di perkuliahan ini banyak pngalaman2 yg menyenangkan, menyebalkan, menjengkelkan semuanya terkumpul jadi satu..
Teman-teman semakin bnyak, pngalaman berorganisasi bertmbah. Mulai dari kita berkumpul pertama kali untuk menyamakan visi disuatu organisasi, bahagia, duka, capek segala macam kita lakukan bareng-bareng walaupun trkadang ada perasaan jengkel hehe.
Dan saya disini tinggal beberapa bulan lagi ya karena ada perbedaan sendri sih yg mengharuskan kami untuk segera menyelesaikan dunia kampus ini.
Masih ingin pastinya mencari pngalaman dan memperbaiki kesalahan-kesalahan di tahun ini. Tapi mungkin kontribusi sya hanya bisa sampai disini, kalianlah yang harus menjalankan tongkat estafet ini.
Tetapi sekarang seblum tongkat estafet ini berlanjut "Sadarkah kita ada suatu hal yang memecah belahkan kita"
"Hal itu yang membuat kita menjadi musuh dalam selimut"
"iya karena hal itu"
"_______"
Saya tak usah menyebutkan hal itu apa. Tidak bisakah kita bersatu tanpa memandang jelek yang lain. Saya masih begitu sedih dengan hal-hal ini.
Taukah kalian? Kita ini hanya boneka orang-orang yang mengedepankan kepentingannya. Memanfaatkan kita karena mereka tak bisa mewujudkan keinginan mereka di zaman mereka.
Saya merasa dibodoh-bodohin dengan _______. Apakah yang kalian incar sebenarnya bukankah akhirat lebih indah dari dunia. Memang Allah menganjurkan kita agar tidak mengabaikan dunia, tapi buka berarti karena dunia kita jadi bermusuhan dan mengabaikan yang lain ?
Saya mungkin masih berbekal sedikit ilmu, tpi sebentar lagi perang akan dimulai, saya tidak mau ada perpecahan diantara kita sahabat. Ingatlah visi kita bukan visi mereka yang sengaja mengobrak-abrik kita.
Keep hamasah..
Kembalikan semua ini kepadaNya, berdoalah semoga kita diberikan hidayah.
Minggu, 06 Oktober 2013
Ku Memilih
Ketika kelas 3 SMA aku sudah mulai bertanya kemanakah aku setelah SMA ini. UI, ITB, IPB, STAN? Itulah pilihanku dulu walaupun belum tau jurusan apa yang kupilih. Ikut bimbel, diskusi sampai larut malam, ikut T.O demi mendapatkan satu kursi di perguruan tinggi negeri nantinya agar bisa membahagiakan kedua orang tua dan membanggakan mereka karena aku tau mungkin ratusan juta telah keluar hanya untuk menyekolahkanku dan membesarkanku hingga SMA ini.
Alhamdulillah aku pun diterima di SMA Negeri kala itu hingga tidak terlalu memberatkan masalah administrasi di SMA ya walaupun tetap banyak biaya yang keluar selain uang sekolah.
Awalnya aku ingin bersekolah di STAN menjadi salah satu pegawai pajak nantinya. Ya karena jaminan perkuliah yang gratis selama disana dan jaminan pekerjaan setelah tamat dari sana membuatku berkeinginan bisa bersekolah disana. Keinginan itu hingga membuatku mengantungkan tulisan STAN di dinding kamarku waktu itu.
Selain di STAN aku juga berkeinginan besar untuk kuliah di IPB waktu itu. Termotivasi dari video Danang Ambar Prabowo, cerita mengagumkannya Elang Gumilang yang menjadi seorang pengusaha luar biasa dan cerita luar biasa LDK Al Hurriyah. Al Hurriyah benar-benar tujuanku di IPB, menjadi salah satu aktifis dakwah kampus disana. Aku benar-benar terkagum dengan Lembaga Dakwah Kampus yang diceritakan oleh Kak Wahyudi. Keinginan besar melanjutkan perjuanganku dan dakwah ini setelah masa-masa luar biasa di Bintalis SMAN4 Medan benar-benar memotivasi diriku untuk masuk IPB.
Seiring berjalannya waktu aku mengetahui akan kelemahanku di bidang IPA waktu itu. Hingga muncullah keinginan untuk berkuliah di ITB yaitu Fakultas Seni Rupa dan Desain atau Sekolah Bisnis Manajemen. Dikarenakan nilai IPS ku yang luar biasa dan mencapai target akan jurusan itu hingga memunculkan pilihan-pilihan itu di kepalaku. Tetapi lama kelamaan aku merasa kurang cocok di FSRD itu sendiri. Isu-isu mengenai SBM yang membutuhkan biaya puluhan juta pun membuat keinginanku untuk berkuliah disana terhapuskan. Padahal aku juga ingin menjadi pengusaha dan belajar berbisnis nantinya. Tapi aku juga harus realistis dengan keuangan keluarga yang tak memungkinkan diriku untuk berkuliah disana.
Mencoba mencari pilihan yang tepat dengan kemampuan akademikku di IPS aku pun tertarik dengan jurusan Administrasi Fiskal dan Administrasi Bisnis di UI. Itu juga karena kemiripan jurusan seperti yang kutemukan di STAN dan keinginanku menjadi seorang pengusaha seperti Elang Gumilang. Lama kelamaan berdasarkan hasil TO aku masih pesimis dengan kemampuanku sendiri hingga menempatkan pilihan itu di opsi terakhir itu pun di SIMAK UI.
Hari-hari menuju undangan SNMPTN pun semakin dekat sedangkan aku belum menentukan pilihan yang akan kupilih nantinya. Di IPB ada Agribisnis dan Teknologi Hasil Perairan, di ITB ada SBM dan FSRD, di UI ada Admin Fiskal dan Admin Bisnis sedangkan STAN isunya tidak aka ada di tahun itu sehingga membuatku tidak terlalu berharap lebih lagi. Dan di akhir pemilihan muncul 1 opsi baru yaitu UNIBRAW. Dan akhirnya aku memilih untuk universitas yang akan kupilih di undangan yaitu :
Agribisnis (Institut Pertanian Bogor)
Teknologi Hasil Perairan (Institut Pertanian Bogor)
Agribisnis (Universitas Brawijaya)
Teknologi Hasil Perikanan (Universitas Brawijaya)
Isu-isu pilihan jurusan di universitas 1 dan 2 yang harus berhubungan membuatku memilih jurusan yang sama seperti yang kupilih di IPB dan kutemukan itu di UNIBRAW. Dan UNIBRAW lah menjadi pilihan keduaku di undangan.
Banyak hal yang tak kulupakan ketika memilih jurusan di IPB waktu itu. Aku memilih agribisnis karena aku tetap berharap bisa menjadi pebisnis di bidang pertanian nantinya dan di THP karena peluang untuk menjadi pebisnis di bidang perikanan. Ya semuanya dikaitkan dengan peluang bisnis sih hehehe karena memang aku ingin menjadi seorang pengusaha selepas dari IPB nantinya bahkan bisa menerapkan ilmu di perkuliahan langsung di kehidupan nyata sekalian menjalankan kuliah. Jadinya ketika perkuliahan aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri.
Untuk pilihan agribisnis itu sendiri sebenarnya peluang untukku semakin kecil karena teman satu sekolahanku yang memiliki nilai lebih tinggi juga memilih agribisnis. Tetapi bermodal sertifikat tingkat provinsi dan sertifikat lainnya membuatku tak peduli dengan hal itu. Aku menganggap isu kalau 1 sekolah memberikan 2 nama di jurusan dan PTN yang sama akan ditolak keduanya tidak membuatku mengalihkan jurusan yang telah kupilih.
Sambil menunggu pengumuman undangan aku tetap belajar untk ujian SNMPTN nantinya dan tidak terlalu berharap lebih di undangan itu. Setelah itu aku mendapatkan tawaran untuk ikut beasiswa yang diberikan Sinarmas di IPB oleh Adhe. Tawaran itu sendiri memberikan beasiswa full selama masa perkuliahan dan uang saku bahkan jaminan kerja nantinya setelah tamat dari IPB. Aku begitu tertarik apalagi tawaran itu di IPB yang kudamba-dambakan dari dulu. Tetapi ada resiko yang harus kuambil yaitu Sinarmas hanya memberikan beasiswa di D3, apabila aku keluar sebelum masa kontrak selesai aku akan kena denda, dan aku harus siap kerja dan ditempatkan di perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia dengan ikatan dinas 5 tahun.
Berhari-hari aku memikirkan keputusan yang akan kuambil, aku pun mencari informasi-informasi sebanyak-banyaknya mengenai beasiswa tersebut dan resiko-resikonya. Resiko yang paling menghantuiku adalah siap atau tidaknya aku tinggal di kebun yang jauh dari perkotaan dengan kehidupan yang pastinya keras dan berbeda dengan kehidupanku seperti biasanya. Mampu bertahankah aku di Kalimantan nantinya? Jangan sampai aku tidak tahan hingga aku keluar dan mengeluarkan denda yang sangat besar karena kecerobohanku. Jangan sampai niat tidak ingin merepotkan orang tua malah menjadi sangat merepotkan orang tua karena denda yang harus aku keluarkan untuk itu. Diskusi dengan orang tua dan mereka sangat mendukungku akan itu ya mungkin karena mereka tau tidak perlu mengeluarkan biaya lagi nantinya. Dan aku memlih untuk mengikuti tes tersebut. Tes nya ada wawancara, tes tulis, psikotes dan tes kesehatan. Ya aku tetap menjalaninya dan tidak terlalu berharap lebih, jujur aku masih takut akan resiko-resiko nantinya.
Dan tibalah pengumuman undangan snmptn yang sangat kutunggu, tapi entah kenapa aku berharap aku tidak lulus di UNIBRAW, kalaupun lulus, luluskan aku di IPB, sampai aku berdoa kala itu mendingan aku tidak lulus sekalian daripada aku lulus di UNIBRAW. Astaghfirullah.. ntah apa yang merasuk pikiranku kala itu. Tiba-tiba aku tidak mau berkuliah di UNIBRAW, aku takut lulus disana aku takut ketika aku lulus disana malah aku tidak mengambilnya, berdosanya aku. Maafkan hamba ya Allah. Aku masih percaya diri untuk mendapatkan universitas yang lebih baik lagi di SNMPTN nantinya. Waktu itu aku benar-benar sombong akan hal itu, padahal aku merasa siap ketika aku lulus di UNIBRAW dulunya.
Tanggal 26 Mei 2013, ternyata aku lulus di pilihan ke-4 yaitu Teknologi Hasil Perikanan Universitas Brawijaya seperti yang kutakutkan. Ketika aku lulus aku bukan mengucapkan syukur tapi aku beristighfar akan kesedihanku waktu itu. Aku mengatakan kepada kedua orang tuaku kalau aku lulus di UNIBRAW dengan keadaan sedih bukannya bahagia. Aku merasa sangat bodoh kenapa aku memilih jurusan yang tidak kuminati hingga akkhirnya begini. Aku akan menjadi orang yang sangat jahat apabila aku tidak mengambil jurusan tersebut. Dan malam itu aku benar-benar hanya mengurung diri sendiri di kamar tanpa memperdulikan siapapun. Ketika orang bertanya mengenai kelulusanku aku tak memperdulikan mereka. Astaghfirullah aku benar-benar bingung waktu itu.
Keesokan harinya aku siap dengan kenyataan yang kuterima walaupun masih berat hati. Aku berusaha meyakinkan diriku akan kelulusanku karena aku tau masih banyak yang bersedih karena tidak lulus. Masih sedih ketika melihat mereka lulus di pilihan yang mereka inginkan. Astaghfirullah aku benar-benar orang yang tak bersyukur waktu itu.
Setelah beberapa hari aku sudah bisa meyakini diriku dan yakin itu keputusan Allah yang terbaik untukku. Nantinya pun aku masih bisa mencoba SIMAK UI, UMB dan ujian-ujian lainnya. Yang terpenting aku tidak mau menjadi orang yang jahat gara-gara aku tidak mengambil undangan yang kudapatkan karena keegoisanku sendiri. Dan aku teringat akan jalur yang ditawarkan oleh Sinarmas dan aku sudah lewat tahap wawancara kala itu. Emm atas permintaan papa dan mama aku tetap mengikuti jalur tersebut walapun aku tak terlalu berharap, ya setidaknya menyenangkan mereka walaupun aku juga berharap tidak lulus kala itu.
Aku pun harus segera berangkat ke Malang untuk mendaftarkan diriku disana. Ya aku sudah siap dan aku tidak pernah menyalahkan keputusan Allah kala itu. Dan resikonya adalah aku tidak bisa ikut SNMPTN karena jadwal yang bentrok dengan daftar ulang. Mama dan papa masih berharap aku lulus di Sinarmas kala itu dan apabila aku lulus maka mama dan papa memintaku untuk meninggalkan UNIBRAW.
Pengumuman Sinarmas 2 hari setelah daftar ulang. Dan aku masih menunggu di Surabaya dengan kelulusanku. Jika aku lulus aku harus segera pulang karena besoknya akan ada tes kesehatan. Iya walaupun aku keluar setidaknya aku telah membayar uang pendaftaran agar tidak kenak imbasnya ke adik kelas nantinya. Iya walapun tetap ada sedikit rasa bersalah jika aku keluar begitu saja.
Dan ternyata benar aku lulus di Sinarmas dan aku harus memilih lagi. Aku benar-benar bingung dengan kelulusanku. Sekarang aku bisa kuliah di IPB di tempat yang kubanggakan tetapi aku tidak mau meninggalkan UNIBRAW di hati kecilku ini. Tetapi ada satu hal yang membuatku memilih di IPB, yaitu kebahagiaan papa dan mama ketika aku lulus di IPB. Ya mungkin karena anaknya lulus dengan beasiswa sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untukku. Aku tidak bisa menolak keinginan mereka apalagi kebahagiaan mereka, aku tidak bisa menghancurkan raut kebanggaan di wajah mereka kepadaku. Dan malam harinya aku langsung menuju Medan untuk mengikuti tes kesehatan,
Alhamdulillah setelah menigikuti tes kesehatan dan lulus akupun telah resmi menjadi mahasiswa IPB. Alhamdulillah sekarang aku menjadi mahasiswa Perkebunan Kelapa Sawit IPB ’49 Smart Diploma Batch 6. Iya disinlah aku sekarang, insyaAllah merupakan pilihan yang terbaik yang Allah berikan untukku. Aku takkan mau menyesal dengan pilihanku lagi. InsyaAllah aku siap dan aku akan menikmari setiap kisahnya. Karena inilah pilihanku dan aku akan berjuang maksimal disini. Aamiin
Sedekah..
Hari ini akupun bergegas untuk kembali ke kota yang tak pernah lepas dengan hujan yaitu Bogor. Setelah beberapa hari di Medan dengan berat hati harus meninggalkan kota kelahiranku ini. Padahal masih ingin menghabiskan waktu bersama dngan keluarga dan sahabat-sahabat disana.
Sebenarnya bukan kesedihan itu yang ingin kuceritakan disini hehe. Ada suatu kejadian yang luar biasa yang mungkin akan jadi sebuah pelajaran penting dalam hidupku.
Ketika sudah sampai di Bandara Kuala Namu Medan, aku bergegas untuk melaksanakan sholat dzuhur. Setiba di musholla aku bertemu dengan seorang akhwat *ups. Bukan maksud apa-apa ni hehe. Iya aku sama sekali tidak mengenal akhwat tersebut.
Ketika akhwat itu sedang keluar tanpa sengaja aku melihat dia memberikan sejumlah uang kepada seorang wanita yang menjaga tas nya diluar, iya wanita itu adalah seorang cleaning service yang membersihkan musholla tersebut. Wanita itu tampak menolak pemberian dari akhwat tersebut mungkin karena dia bekerja bukan sebagai peminta-minta tapi seorang cleaning service. Dengan sedikit paksaan dari akhwat tersebut akhirnya wanita itu menerima sedekahnya.
Mungkin ceritanya biasa aja sih, tapi ada suatu hikmah yang kudapat disana.
"Memberi itu bukan menunggu orang meminta baru kita beri, memberi itu disaat kita peka terhadap lingkungan kita dan kita rela memberi bantuan tanpa harus ia meminta terlebih dahulu"
salut deh sama akhwat tadi.. mudah-mudahan dia dapat pasangan yang baik dan amalannya diterima oleh Allah, dan mudah-mudahan saya mendapatkan seorang akhwat seperti dia nantinya.. *loh hehe
Sama wanita itu juga salut deh, walaupun keuangan tidaklah seberapa tapi ia tidak mau menjadi seorang pengemis yang hanya mengharapkan bantuan dari orang lain, dia mau mati-matian walaupun mungkin tidak berbekal pendidikan yang tinggi, yang terpenting bagaimana kita memperoleh sebuah penghasilan yang halal..
Yuk menjadi pribadi yang lebih semangat dan peka terhadap lingkungan.. dan sedekahnya harus ditingkatkan ni.. semangat! Jazakallah..
Jumat, 04 Oktober 2013
Sebuah Perubahan
Rintangan dan cobaan itu biasa dalam proses prubahan, itu juga adalah bumbu-bumbu indah yang Allah berikan jika kita mampu melewatinya. Semoga tulisan ini bermanfaat, bismillah, yuk istiqomah untuk menjadi yang lebih baik dan tebarkan kebaikan ini kepda sahabat-sahabat kita InsyaAllah jika kita luruskan niat smua pasti akan dmudahkan olehNya.. aamiin..
Rabu, 02 Oktober 2013
Barakallah Bang Heri dan Kak Wulan
-
Kenapa bisa bertahan dengan jarak untuk waktu yang lama?? Karena sungguh jarak ini layaknya bumbu pemanis cinta kami berdua.. Terus kali...
-
Hampir 2 tahun berkarir dengan celana pendek, 15 November 2014 - 31 Agustus 2016, akhirnya per 1 September 2016 celanaku kembali panjang lag...
-
Dalam suatu keluarga, ada 3 bersaudara terlahir dalam keluarga tersebut. Yang paling besar namanya Diki, yang kedua bernama Dini, dan yang k...