Selasa, 22 Oktober 2013

Perjuangan Demi Sesuap Nasi di IPB

Alhamdulillah disinilah saya sekarang, tepat tanggal 5 Juli 2012 saya menuju Bogor, tepatnya di bumi kampus IPB ini. Iya inilah pilihan yang terbaik, disini saya sekarang dan InsyaAllah saya siap menjalankannya.



Alhamdulillah saya bisa bersekolah di IPB ini tanpa harus membayar uang sepeser pun berkat beasiswa yang saya dapatkan. Sejak meninggalkan kampung halaman, saya sudah berniat untuk bisa menghidupi diri sendiri tanpa harus bergantung lagi dengan kirimam uang dari Medan. Apalagi keadaan papa yang sudah semakin tua dan juga dengan penghasilan yang pas-pasan. Saya tidak ingin merepotkan mereka berdua lagi.

Alhamdulillah saya bisa berkuliah tanpa biaya pendaftaran dan pembayaran uang kuliah sedikitpun ditambah dengan adanya uang saku dari beasiswa yang diberikan sebesar 750.000 rupiah. Kalau menurut perhitungan matematika kasarnya itu cukup untuk sebulan jika makan mie melulu hehe.

Hidup mandiri itu memang sulit, untuk menghemat uang yang ada setiap bulannya saya membeli rice cooker agar bisa memasak nasi sendiri. Untuk lauknya sendiri terkadang saya masak telur yang praktis dan murah, sampai-sampai saya pernah menanam sayur-sayuran di pekarangan kosan untuk menghemat uang yang ada. Subhanallah banget usaha kali itu apalagi dengan sok tau cara menanam sayurannya hehe. Lalu bukan hanya di masalah makanan, ternyata untuk pakaian sehari-hari juga harus mengeluarkan biaya yaitu laundry. Untuk 1 kg pakaian dikenakan harga 6.000 rupiah. Kalau dihitung-hitung pengeluaran untuk itu sangatlah besar.

Sejak perkuliahan ini juga saya belajar bagaimana menyuci dan menyetrika walaupun di awalnya saya minta diajarin cara nyetrika yang benar sampai ditertawakan teman sekosan hehe. Ya Alhamdulillah sekarang saya sekarang pandai menyuci dan juga menyetrika dan bisa menghemat pengeluaran disamping sibuknya perkuliahan dan organisasi.

Setelah dihitung-hitung lagi itupun masih kurang untuk bisa hidup mandiri tanpa harus minta kiriman lagi dari orang tua. Saya memutuskan untuk berjualan di kelas iya apapun itu jualannya yang penting halal hehe. Saat itu saya menemukan partner bisnisku di kampus yaitu Septian Tri Cahyono seorang pemuda dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Kami sama-sama mendapatkan beasiswa dan kebetulan 1 organisasi di Forum Rohis Diploma IPB. Kami juga mempunyai visi yang di masalah ekonomi hehe. Sejak saat itu kami memutuskan untuk mencari bahan jualan yg bisa kami dagangkan di kelas.

Di awal kisah perdagangan ini kami menemukan pabrik roti. Roti inilah yang kami dagangkan pertama kalinya. Waktu itu penghasilan kami 10.000 rupiah per hari dan itupun harus dibagi dua dan masing-masing mendapatkan 5.000 rupiah perharinya. Dengan 5.000 rupiah itu sudah bisa membuat kami tersenyum setidaknya bisa untuk makan malam hehe. Untuk mendapatkan tambahan lebih kami menambah dagangan berupa gorengan, susu kedelai, ubi rebus dan pisang rebus. Alhamdulillah penghasilan menambah menjadi masing-masing 10.000-12.000 rupiah lah hehe. Tetapi karena kesibukkan perkuliahan dan organisasi, usaha susu kedelai, pisang rebus dan ubi rebus kami tinggalkan karena itu membutuhkan tenaga ekstra keras, mesti bangun tengah malam dan ditakutkan kecapekan ketika perkuliahan.

Gorengan dan rotilah menjadi andalan kami untuk mendapatkan sesuap nasi kala itu hehe. Pergi ketika yang lain masih terlelap dan pulang setelah yang lain tertidur. Begitulah kami, di pagi hari sibuk dengan dunia perdagangan dan malam sibuk dengan dunia organisasi. Bisnis, kuliah, dagang adalah pekerjaan yang melelahkan sebenarnya, tetapi jika kita enjoy semua jadi nikmat sih hehe.

Dengan penghasilan itu masih belum membuat kami berhenti untuk terus berjuang demi sesuap nasi hehe. Setelah itu kami menemukan dagangan baru yaitu donat. Sebenarnya penghasilan dengan penjualan donat ini lebih menguntungkan namun jarak yang terlalu jauh untuk mengambil donatnya membuat kami sedikit kebingungan. Kami terpaksa meminjam motor teman kami untuk mengambil donat di pabriknya. Sebenarnya tidak enak sih jika kami harus menyewa motornya sehingga kami mamutuskan untuk memberikan donat atau roti gratis setiap harinya untuk ia makan sebagai ucapan terimakasih kami. Tetapi tetap saja ada perasaan tidak enak ke dia. Iya bermodal nekat kami membeli sebuah motor untuk mempermudah bisnis kami. Alhamdulillah keputusan yang tepat dan tidak kebayang kalau tidak punya motor dengan kesibukan yang harus membuat kami pulang pergi kampus dan sibuknya organisasi apalagi kalau kuliah di Darmaga dan mesti pulang malam jika ada acara di kampus.

Dengan penjualan donat alhamdulillah penghasilan kami meningkat dan impian untuk tidak meminta bantuan dari orang tua benar-benar terwujud berkat kerja keras dan juga sedekah yang tiada henti-hentinya. Sejak penjualan roti kami menyisihkan setiap orang seribu rupiah untuk diinfakan, kemudian naik dengan dua ribu dan seterusnya seiring meningkatnya usaha kami. Berkah sedekah benar-benar kami rasakan dan itu benar-benar membuat kami sadar akan 1 hal. Bisnis yang kita usahakan bukan hanya mengejar dunia semata, dunia akhirat juga harus dipikirkan. InsyaAllah jika niat lurus dan kerja keras semua yang kita kerjakan tidak akan sia-sia dan keuntungan pun mengikuti.

Alhamdulillah sekarang kami menjadi distributor semua penjualan donat di Diploma IPB, sekarang penghasilan kami kurang lebih 100.000 peharinya.. Selain itu kami berhasil memotivasi dam membantu teman-teman Diploma IPB untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang tua dengan berjualan donat di kelasnya. Donat ini juga membantu teman-teman yang ingin berdanus untuk suatu acara ataupun event dan pastinya membantu kegiatan-kegiatan Forum Rohis yang luar biasa dan tidak kenal henti menyampaikan dakwah ini walaupun hanya satu ayat.

Memang penghasilan kami belum sampai berpuluh-puluh juta ataupun ratusan juta, belum bisa seperti Elang Gumilang dan teman-teman lain yang telah terlebih dahulu sukses dengan bisnis mereka masing-masing di IPB. Dengan hanya memakan waktu kurang lebih hanya 1-2 jam pengahasilan itu sangat cukup buat kami. Saya juga bisa fokus di kegiatan BEM dan Rohis saya.


"Saya bukanlah Elang Gumilang yang bisa begitu sukses di IPB ketika masa kuliahnya, tetapi saya tetap jadi diri saya sendiri dengan kenyamanan saya menjalankan usaha ini bersama Septian di IPB dan yang terpenting bisa memotivasi dan membantu orang untuk bisa hidup mandiri dengan membantunya berdagang". Hal itu adalah kepuasan batin tersendiri dan mudah-mudahan pengalaman bisnis di kuliah ini menjadi modal berbisnis yang luar biasa nantinya. Aamiin.. 


7 komentar:

  1. merinding bacanya juls, udah 100rb per hari aja ya haha. inspirasinya boleh dicontoh ya hehe

    BalasHapus
  2. iya alhamdulillah.. hehe iya tpi bagi berdua dengan kawan.. iya gak tetap sih.. kadang bisa lbih kadang kalau kurang bruntung ya lebih rendah hehe.. aamiin semoga menginspirasi orang

    BalasHapus
  3. kka sya dari sulbar pgen kuliah di ipb bgai mana cara supaya bisa hidup mandri kya kka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Fokus bagaimana bisa kuliah disini dulu aj :) InsyaAllah nantinya kamu nemuin jalannya jika memang sudah ada niat dari hati untuk bisa hidup mandiri.. Belajar sungguh-sungguh supaya bisa LULUS di SBMPTN.. Semangat!! IPB menantimu :)

      Hapus
  4. sangat menginspirasi,, saya juga pengen bgt bisa mendapat penghasilan sendiri ,, tpi belum ketemu jalan.a ...
    bisa kasih saran ga kak ? aku maba, angkatan 51 di diploma ipb

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah maaf ni lama balasnya hehee, semoga masih bisa memberi saran, emm luruskan niat dulu dan komitmen yang kuat akan itu, karena banyak orang yang pengen usaha tapi ngejalaninya setengah-setengah atau berdasarkan mood, ngejalaninya mesti konsisten, rawan rasa malas, rugi pasti sesekali terjadi, dan bukan membuat kita malas untuk melanjutkannya, tapi berusahalah bagaimana agar kerugian tidak terjadi lagi dan terus mengembangkan usaha yang ada, itu sih :) misalnya mungkin saat ini kita awalnya berjualan di dalam kelas, mungkin setelah itu satu jurusan, kemudian 1 kampus, jadi seorang distributor, selanjutnya bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu pemilik usahanya, tapi semua butuh proses, nikmati prosesnya. Harus dijalani sih step by stepnya, mulai dari bawah hingga ke atas.. Tetap semangat, semoga bermanfaat.. :)

      Hapus
  5. mnginspirasi kak.pengen banget masuk ipb.doakan ya kak aamiin.hehe
    oya kak,bagaimana caranya dapet beasiswa kaya kakak yang diceritain diatas?

    BalasHapus