Alhamdulillah disinilah saya sekarang, tepat tanggal 5
Juli 2012 saya menuju Bogor, tepatnya di bumi kampus IPB ini. Iya inilah pilihan
yang terbaik, disini saya sekarang dan InsyaAllah saya siap menjalankannya.
Alhamdulillah saya bisa bersekolah di IPB ini tanpa
harus membayar uang sepeser pun berkat beasiswa yang saya dapatkan. Sejak
meninggalkan kampung halaman, saya sudah berniat untuk bisa menghidupi diri
sendiri tanpa harus bergantung lagi dengan kirimam uang dari Medan. Apalagi
keadaan papa yang sudah semakin tua dan juga dengan penghasilan yang pas-pasan.
Saya tidak ingin merepotkan mereka berdua lagi.
Alhamdulillah saya bisa berkuliah tanpa biaya
pendaftaran dan pembayaran uang kuliah sedikitpun ditambah dengan adanya uang
saku dari beasiswa yang diberikan sebesar 750.000 rupiah. Kalau menurut
perhitungan matematika kasarnya itu cukup untuk sebulan jika makan mie melulu hehe.
Hidup mandiri itu memang sulit, untuk menghemat uang yang
ada setiap bulannya saya membeli rice
cooker agar bisa memasak nasi sendiri. Untuk lauknya sendiri terkadang saya
masak telur yang praktis dan murah, sampai-sampai saya pernah menanam
sayur-sayuran di pekarangan kosan untuk menghemat uang yang ada. Subhanallah
banget usaha kali itu apalagi dengan sok tau cara menanam sayurannya hehe. Lalu
bukan hanya di masalah makanan, ternyata untuk pakaian sehari-hari juga harus
mengeluarkan biaya yaitu laundry. Untuk 1 kg pakaian dikenakan harga 6.000
rupiah. Kalau dihitung-hitung pengeluaran untuk itu sangatlah besar.
Sejak perkuliahan ini juga saya belajar bagaimana
menyuci dan menyetrika walaupun di awalnya saya minta diajarin cara nyetrika
yang benar sampai ditertawakan teman sekosan hehe. Ya Alhamdulillah sekarang saya
sekarang pandai menyuci dan juga menyetrika dan bisa menghemat pengeluaran
disamping sibuknya perkuliahan dan organisasi.
Setelah dihitung-hitung lagi itupun masih kurang untuk
bisa hidup mandiri tanpa harus minta kiriman lagi dari orang tua. Saya
memutuskan untuk berjualan di kelas iya apapun itu jualannya yang penting halal
hehe. Saat itu saya menemukan partner bisnisku di kampus yaitu Septian Tri
Cahyono seorang pemuda dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Kami sama-sama
mendapatkan beasiswa dan kebetulan 1 organisasi di Forum Rohis Diploma IPB.
Kami juga mempunyai visi yang di masalah ekonomi hehe. Sejak saat itu kami
memutuskan untuk mencari bahan jualan yg bisa kami dagangkan di kelas.
Di awal kisah perdagangan ini kami menemukan pabrik
roti. Roti inilah yang kami dagangkan pertama kalinya. Waktu itu penghasilan
kami 10.000 rupiah per hari dan itupun harus dibagi dua dan masing-masing
mendapatkan 5.000 rupiah perharinya. Dengan 5.000 rupiah itu sudah bisa membuat
kami tersenyum setidaknya bisa untuk makan malam hehe. Untuk mendapatkan
tambahan lebih kami menambah dagangan berupa gorengan, susu kedelai, ubi rebus
dan pisang rebus. Alhamdulillah penghasilan menambah menjadi masing-masing
10.000-12.000 rupiah lah hehe. Tetapi karena kesibukkan perkuliahan dan
organisasi, usaha susu kedelai, pisang rebus dan ubi rebus kami tinggalkan
karena itu membutuhkan tenaga ekstra keras, mesti bangun tengah malam dan ditakutkan
kecapekan ketika perkuliahan.
Gorengan dan rotilah
menjadi andalan kami untuk mendapatkan sesuap nasi kala itu hehe. Pergi ketika
yang lain masih terlelap dan pulang setelah yang lain tertidur. Begitulah kami,
di pagi hari sibuk dengan dunia perdagangan dan malam sibuk dengan dunia
organisasi. Bisnis, kuliah, dagang adalah pekerjaan yang melelahkan sebenarnya,
tetapi jika kita enjoy semua jadi
nikmat sih hehe.
Dengan penghasilan itu
masih belum membuat kami berhenti untuk terus berjuang demi sesuap nasi hehe.
Setelah itu kami menemukan dagangan baru yaitu donat. Sebenarnya penghasilan
dengan penjualan donat ini lebih menguntungkan namun jarak yang terlalu jauh untuk
mengambil donatnya membuat kami sedikit kebingungan. Kami terpaksa meminjam
motor teman kami untuk mengambil donat di pabriknya. Sebenarnya tidak enak sih
jika kami harus menyewa motornya sehingga kami mamutuskan untuk memberikan
donat atau roti gratis setiap harinya untuk ia makan sebagai ucapan terimakasih
kami. Tetapi tetap saja ada perasaan tidak enak ke dia. Iya bermodal nekat kami
membeli sebuah motor untuk mempermudah bisnis kami. Alhamdulillah keputusan
yang tepat dan tidak kebayang kalau tidak punya motor dengan kesibukan yang
harus membuat kami pulang pergi kampus dan sibuknya organisasi apalagi kalau
kuliah di Darmaga dan mesti pulang malam jika ada acara di kampus.
Dengan penjualan donat
alhamdulillah penghasilan kami meningkat dan impian untuk tidak meminta bantuan
dari orang tua benar-benar terwujud berkat kerja keras dan juga sedekah yang
tiada henti-hentinya. Sejak penjualan roti kami menyisihkan setiap orang seribu
rupiah untuk diinfakan, kemudian naik dengan dua ribu dan seterusnya seiring
meningkatnya usaha kami. Berkah sedekah benar-benar kami rasakan dan itu
benar-benar membuat kami sadar akan 1 hal. Bisnis yang kita usahakan bukan
hanya mengejar dunia semata, dunia akhirat juga harus dipikirkan. InsyaAllah
jika niat lurus dan kerja keras semua yang kita kerjakan tidak akan sia-sia dan
keuntungan pun mengikuti.
Alhamdulillah sekarang
kami menjadi distributor semua penjualan donat di Diploma IPB, sekarang
penghasilan kami kurang lebih 100.000 peharinya.. Selain itu kami berhasil
memotivasi dam membantu teman-teman Diploma IPB untuk bisa hidup mandiri tanpa
bantuan orang tua dengan berjualan donat di kelasnya. Donat ini juga membantu
teman-teman yang ingin berdanus untuk suatu acara ataupun event dan pastinya membantu kegiatan-kegiatan Forum Rohis yang luar
biasa dan tidak kenal henti menyampaikan dakwah ini walaupun hanya satu ayat.
Memang penghasilan kami
belum sampai berpuluh-puluh juta ataupun ratusan juta, belum bisa seperti Elang
Gumilang dan teman-teman lain yang telah terlebih dahulu sukses dengan bisnis
mereka masing-masing di IPB. Dengan hanya memakan waktu kurang lebih hanya 1-2
jam pengahasilan itu sangat cukup buat kami. Saya juga bisa fokus di kegiatan
BEM dan Rohis saya.
"Saya bukanlah Elang
Gumilang yang bisa begitu sukses di IPB ketika masa kuliahnya, tetapi saya
tetap jadi diri saya sendiri dengan kenyamanan saya menjalankan usaha ini
bersama Septian di IPB dan yang terpenting bisa memotivasi dan membantu orang
untuk bisa hidup mandiri dengan membantunya berdagang". Hal itu adalah kepuasan
batin tersendiri dan mudah-mudahan pengalaman bisnis di kuliah ini menjadi
modal berbisnis yang luar biasa nantinya. Aamiin..
merinding bacanya juls, udah 100rb per hari aja ya haha. inspirasinya boleh dicontoh ya hehe
BalasHapusiya alhamdulillah.. hehe iya tpi bagi berdua dengan kawan.. iya gak tetap sih.. kadang bisa lbih kadang kalau kurang bruntung ya lebih rendah hehe.. aamiin semoga menginspirasi orang
BalasHapuskka sya dari sulbar pgen kuliah di ipb bgai mana cara supaya bisa hidup mandri kya kka
BalasHapusFokus bagaimana bisa kuliah disini dulu aj :) InsyaAllah nantinya kamu nemuin jalannya jika memang sudah ada niat dari hati untuk bisa hidup mandiri.. Belajar sungguh-sungguh supaya bisa LULUS di SBMPTN.. Semangat!! IPB menantimu :)
Hapussangat menginspirasi,, saya juga pengen bgt bisa mendapat penghasilan sendiri ,, tpi belum ketemu jalan.a ...
BalasHapusbisa kasih saran ga kak ? aku maba, angkatan 51 di diploma ipb
wah maaf ni lama balasnya hehee, semoga masih bisa memberi saran, emm luruskan niat dulu dan komitmen yang kuat akan itu, karena banyak orang yang pengen usaha tapi ngejalaninya setengah-setengah atau berdasarkan mood, ngejalaninya mesti konsisten, rawan rasa malas, rugi pasti sesekali terjadi, dan bukan membuat kita malas untuk melanjutkannya, tapi berusahalah bagaimana agar kerugian tidak terjadi lagi dan terus mengembangkan usaha yang ada, itu sih :) misalnya mungkin saat ini kita awalnya berjualan di dalam kelas, mungkin setelah itu satu jurusan, kemudian 1 kampus, jadi seorang distributor, selanjutnya bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu pemilik usahanya, tapi semua butuh proses, nikmati prosesnya. Harus dijalani sih step by stepnya, mulai dari bawah hingga ke atas.. Tetap semangat, semoga bermanfaat.. :)
Hapusmnginspirasi kak.pengen banget masuk ipb.doakan ya kak aamiin.hehe
BalasHapusoya kak,bagaimana caranya dapet beasiswa kaya kakak yang diceritain diatas?