Jumat, 15 April 2016

24 Jam

Setiap orang mempunyai jatah 24 jam yang sama setiap harinya. Yang membedakan adalah bagaimana seseorang menggunakan 24 jam yang ia miliki menjadi sesuatu yang luar biasa atau malah berlalu begitu saja.

Setiap hari orang terbangun dari tidurnya, bersiap memulai aktifitas dan rutinitas yang ia kerjakan, bermain, bercanda, kemudian istirahat, makan, minum, lalu istirahat, dan ia akan menghadapi lagi hari esok. Begitu lah setiap harinya. Ini adalah rutinitas yang pasti dilalui oleh setiap orang.

Hei kawan, 24 jam yang kita lalui memang adalah jatah waktu yang tidak berbeda setiap harinya dengan yang di dapat oleh yang lain. Tapi banyaknya 24 jam yang diterima tidaklah ada yang tahu ada berapa dan sampai kapan, bahkan Muhammad saw, makhluk di dunia yang paling dimuliakan oleh Allah tidak tahu berapa banyak 24 jam yang Ia miliki.

24 jam memang terlihat pendek, tapi akan terasa lama buat mereka yang menyia-nyiakan 24 jam itu. Kawan, kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, mungkin sejam lagi, esok, bulan depan, tahun depan, atau kapanpun itu. Sudah siapkah bekal kita akan itu? Kita mungkin masih melihat matahari pagi ini terbit dari Timur, bagaimana esok?

Kalau yang lain memulai harinya dengan terbangun dari tidur, dan memulai aktifitasnya, kenapa kita tidak memulai hari itu dengan tahajud di sepertiga malam, kemudian sholat shubuh di mesjid, menjadi seorang pejuang shubuh.

Kalau yang lain memulai harinya dengan terburu-buru dan tergesa-gesa sampai tak membuatnya duduk bersama dengan keluarga untuk sarapan dengan anggapan itu bisa membuatnya telat sampai ke kantor, kenapa kita tidak memulai hari lebih pagi, sempatkan dirimu untuk bercerita sedikit dan sarapan bersama dengan keluarga. Jangan sampai gara-gara ketakutan dengan si bos, sampai membuat kita bahkan lupa untuk mencium tangan ibu kita, pamit dengan istri, atau keluarga kita.

Kalau yang lain karena fokus dan totalitasnya dalam kerja, menganggap kerjaannya bisa terganggu dengan sholat dhuha, kenapa kita tidak menjadikan dhuha sebagai jurus jitu dalam menyelesaikan setiap masalah dalam kerjaan dan bisnis kita.

Kalau yang lain merasa tidak punya waktu untuk sholat dan tilawah karena jam istirahatnya benar-benar ingin digunakan untuk istirahat, kenapa kita tidak menjadikan sholat dan tilawah itu sebagai bentuk istirahat kita dalam bekerja.

Kalau yang lain merasa ia harus lembur hari ini untuk bisa dapat uang lebih dan bisa membelikan sebuah mainan untuk anaknya, kenapa kita tidak berfikir untuk bisa pulang lebih awal hari ini untuk bercanda dengan anak dan keluarga. Banyak mereka yang bekerja benar-benar fokus mengejar materi dengan tujuan membahagiakan keluarga, eh malah menelantarkan keluarga. Lembur tidak masalah dan semangat kerja itu juga tidak salah. Yang menjadi masalah adalah jangan sampai semangat kita menjemput rezeki itu membuat kita mengabaikan keluarga. Pulang malam setiap hari, ketika pulang, anak dan istri sudah tidur, ketika mereka belum tidur, kita tidak sanggup untuk bermain dan bercerita. Kita bekerja untuk mereka tapi waktu kita tidak ada untuk mereka. Hemm. Ada yang salah bukan?

Kalau yang lain menunda sholat magrib sampai malah meninggalkannya karena ada meeting, pekerjaan yang genting dan ribet jika tidak dituntaskan, kenapa kita tidak mengutamakan sholat itu padahal itu lebih genting dan ribet di akhirat nanti.

Kalau yang lain memilih makan malam di luar rumah karena harus lembur, kenapa kita tidak memilih untuk bisa makan malam bersama dengan mereka yang sudah menunggu di rumah. Bertukar pikiran akan hal-hal yang kita dan ia alami, mendengarkan cerita anak ketika ia bersekolah hari ini, dan membentuk majelis paling tidak dengan suami/istri untuk sharing akan ilmu agama. Mau dibawa kemana sebuah pernikahan jika ia tidak membuat kita semakin taat.

24 jam begitu berarti, sangat berarti, jangan kau siakan waktu itu berlalu begitu saja, jangan sampai ada penyesalan sedikitpun akan 24 jam yang berlalu. Profesi tiap orang mungkin berbeda, cerita di atas mungkin berbeda dengan yang masing-masing alami. Tapi kembali lagi akan 24 jam yang kita habiskan hari ini? Sudah bermanfaatkah buat kita, keluarga kita, dan lingkungan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar