Sabtu, 28 Mei 2016

Cemburu

Berjalan tak terhitung langkah
Menempuh rangkaian impian tinggi
Kisah tak selamanya indah seperti yang akal fikirkan
Berharap sempurna pada rangkaian kata tamat

Duri di sepanjang jalan mungkin sakit jika diinjak kita
Tapi jangan biarkan sakit itu berlanjut terasakan yang lain

Bendera putih tak layak berkibar bersama dengan lelah
Usap keringat saat lelah, bukan hanya keringatmu
Hapus lelah mereka yang berada sejajar dengan kita

Senyum pun bisa berbohong
Ia menenangkan yang lain tapi tidak untuk dirinya
Asalkan menyamankan yang lain,
Sungguh bijaksana
Tapi cobalah bijaksana pula untuk diri sendiri,
Kadang diri cemburu untuk dimanjakan oleh kita

Rabu, 25 Mei 2016

Jaga Komunikasi

Banyak dari kita menginginkan hubungan yang benar-benar diridhoi Allah tapi masih ternoda dengan hawa nafsu. Komunikasi salah satunya.

"Aku sudah niat tidak mau pacaran", tapi tiap hari nyatain kalau kau adalah wanita yang paling kucintai, -,-

"Aku mau ta'aruf saja dengan dia", tapi ketika ditanya kapan mau silahturahmi ke rumah, jawabannya masih siapkan mental dulu, alasan melulu

"Aku mencintaimu karena Allah, makanya aku selalu ngingatin kamu buat sholat", tapi dianya masih sering ninggalin sholat, edeeeeeeh.

"Aku mau kita bisa jaga interaksi", mintanya jangan tiap hari ketemu, paling tidak malam minggu kita bisa ketemuan, emm itu sih sama aja -,-

"Karena dekatmu keimananku jadi meningkat, jadi tetaplah jadi pengingat akan ibadahku", kalau sudah sah sih gak apa-apa, ini ditanya kapan mau ngelamarnya, jawabannya tahun depan -,- itu sih masih lama.

Astaghfirullah.. kita selalu menginginkan agar cinta kita berlabuh di tempat yang tepat dengan ridhoNya. Mencari keridhoan itu ya harus dengan syariat-syariat yang sudah di syiarkan. Tidak ada yang sempurna, benar, tapi proses untuk selalu menjadi lebih baik yang terus menerus itulah yang diinginkan. Sudah tahu bukanlah pribadi yang sempurna, eh masih saja malas perbaiki diri.

Buat kita yang sudah memiliki niat yang baik akan suatu hubungan, mudah-mudahan Allah selalu menuntun kita ke jalan yang benar, buat kita para pencari kehalalan Allah, hawa nafsu mudah sekali masuk pada mereka yang sedang jatuh cinta, rasa ingin diperhatikan, rasa ingin dicintai, dsb. Tetaplah jaga pandangan, komunikasi, dan interaksi, sekalipun kalian sudah memutuskan proses ta'aruf. Jangan buat ia menunggu lama akan hadirmu, karena hidupnya bukan hanya untuk menunggu.

Minggu, 08 Mei 2016

Seberapa Siapkah Aku Dipinang

Seberapa siapkah aku dipinang? Mungkin tulisan itu lebih terkhusus untuk para akhwat, setelah sebelumnya tulisan "Seberapa siapkah aku meminang" untuk para ikhwan.

Seorang akhwat pada hakikatnya menanti dan menunggu akan ikhwan yang datang melamarnya. Tapi bukan berarti ia tanpa persiapan yang matang. Banyak akhwat berharap setiap harinya agar jodoh segera bertamu ke rumahnya. Tapi sudah seberapa siapkah ia untuk menjamu sang jodoh?

Pernikahan bermula dari kesiapan para calon baik ikhwan maupun akhwat, bukan semata karena ikhwan sudah melamar, maka pernikahan sudah saatnya dilaksanakan. Banyak akhwat saat ini menikah karena sang jodoh terlanjur bertamu, bahkan dipaksakan kesiapannya dengan jarak waktu yang singkat, yaitu dari khitbah menuju akad.

Teman-teman akhwat, persiapan diri ataupun perbaikan diri bukan semata karena kita sudah dikhitbah. Kalau menunggu dikhitbah lalu perbaikan diri? Emm ;$&×*@(#?#

Seorang akhwat nantinya akan menjadi ibu ataupun madrasah awal bagi generasi-generasi berikutnya. Sudah siap belum ilmu-ilmu yang harus diajarkan ke mereka nantinya? Sudah siap belum menjadi contoh bagi mereka nantinya? Sudah siap belum menjadi pendengar setia curhatan mereka? Sudah siap belum menenangkan hati suami nantinya dengan masakan-masakan terlezat sedunia *eh. -,-"

Berkarir bagi seorang ibu nantinya tidak menjadi masalah, berkarir di rumah maupun di luar rumah, yang terpenting kewajiban utama sebagai seorang ibu dan istri jangan di nomorduakan.

"Sudah siapkah aku dipinang?"

Lagi-lagi kalimat ini harus terus dingiangkan di dalam lubuk hati kita, jangan cuman berfikir,

"Kapan aku dipinang?"

Kalau memang sudah siap, insyaAllah akan ada yang bertamu untuk itu, tinggal didiskusikan dengan murabbi nya, insyaAllah dicarikan yang siap dan terbaik nantinya.

"Akhwat meminta? Pantaskah?"

Kenapa tidak pantas? Sah-sah saja kok, insyaAllah jika memang sudah siap menuju proses itu kenapa ditunda? Allah akan mendatangkan jodoh kita di waktu yang paling tepat untuk kita. :)
Perempuan yang baik pasti untuk laki-laki yang baik. Jangan cemas dan takut akan jodohmu yang mungkin saat ini belum datang, insyaAllah ia akan datang dengan persiapan sematang-matangnya, dan tunggulah ia dengan persiapanmu pula yang sematang-matangnya. :)

Minggu, 01 Mei 2016

Pendidikan

Goresan pena takkan pernah habis tertulis pada lembaran-lembaran kertas
Setiap huruf dipersatukan menjadi sebuah kata
Lalu kata dikolaborasikan sedemikan rupa menjadi kalimat
Hingga kalimat berderet membentuk suatu barisan tulisan yang indah.

Hei para pujangga sudah berapa banyak syair yang kalian ciptakan,
Hei para kreator peradaban sudah berapa banyak tulisan pergerakan kalian,
Hei para komentator sudah kah komentar kalian menjadi suatu tulisan yang menginspirasi banyak orang.

Banyak, banyak, sangat banyak.
Tapi sudahkah para generasi muda, sang pendobrak, sang pencetus atau apapun itu benar-benar bermanfaat untuk yang lain.

Kacamata untuk pendidikan negeri ini tak tahu apa warnanya
Setiap tahun berlalu dengan ceremonial megah tapi tak kelihatan nilainya
Negeri butuh pergerakan nyata bukan ceremonial belaka

Kita terlalu bangga akan prestasi segudang segelintir orang
Tapi tak tersentuh akan minimnya prestasi banyak orang

Hei pendidikan, begitu tidak adilnya kah kau dengan yang lain
Masih banyak mereka di ujung negeri ini bermimpi untuk bersekolah, tapi apalah daya
Menuju sebuah sekolah ala kadarnya harus menempuh berjam-jam perjalanan
Bahkan melewati bukit dan sungai

Hari ini hari pendidikan nasional, dan untuk kesekian kalinya kita merayakan ini,
Pertanyaan untuk diri kita masing-masing,
Apa kontribusi kita untuk pendidikan negara ini?

Ujung Borneo, 02 Mei 2016
Kapuas Hulu
(Kalimantan Barat)

Seberapa Siapkah Aku Meminang

Agak sedikit tertawa mengingat akan judul yang kubuat ini. Hahaha. Banyak dari kita terutama mereka yang baru saja menyelesaikan studinya gencar-gencarnya membahas bahkan masuk ke tahapan yang disebut "pernikahan".

Pernikahan bukanlah suatu hal sepele yang pasti kita lalui. Ia adalah moment ataupun titik awal deretan ibadah yang suci. Kita sebagai umat manusia diwajibkan menikah ketika kita sudah siap untuk menikah.

Sudah seberapa siapkah diri kita? Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk meminang seseorang. Tapi jangan juga dikarenakan merasa diri belum siap, hingga menikah menjadi terus-terusan ditunda. Menikah itu adalah salah satu cara untuk bisa menjaga diri. Segerakan menikah, bukan berarti terburu-buru dalam menikah.

Suatu rumah tangga akan menjadi majelis kecil dalam hidup kita. Disanalah kita belajar hal-hal baru, disanalah kita beribadah, disanalah kita saling mengingatkan satu sama lain, disana pula lah kita insyaAllah menghadirkan generasi-generasi terbaik nantinya. Aamiin ya rab. Untuk itu ilmu agama, ilmu duniawi, ilmu sosial, menjadi salah satu yang harus kita terus pelajari.

"Aku belum menjadi seorang ulama, insinyur, ataupun profesor, aku belum mau menikah".

Ada pula mereka yang berada di posisi dengan pemikiran di atas, terus mau menikah dengan sederet gelar tapi umur uda ketuaan?
Emmm sebaiknya dipikirin ulang deh.

Ilmu agama belum cukup? Tapi malas belajar agama.

"Kapan siapnya kalau gitu?".

Nikah itu niatnya diluruskan dulu. Untuk apa dan bagaimana menuju kesananya. Ilmu apapun itu sangatlah luas dan kita hanyalah manusia yang sangat miskin ilmu dibandingkan sang Pemilik Ilmu, tapi semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri itu yang penting. Semoga pula dengan menikah nanti, dipermudah kerja kita, belajar kita, dan ibadah kita.

Oh iya balik lagi, "Sudah Seberapa Siapkah Aku Meminang?"

Buat kalian yang sedang mempersiapkan diri, teruslah belajar dan memperbaiki diri.
Buat kalian yang akan menuju suatu pernikahan, teruslah belajar dan memperbaiki diri.
Buat kalian yang sudah menikah, teruslah belajar dan memperbaiki diri.