Minggu, 30 November 2014

Gunung Gede (3-4 November 2014)

Mendaki sebuah gunung bukan sebuah kebanggaan, Kawan
Karena kalau kita anggap pendakian gunung itu kebanggaan
Maka jangan lupa, penduduk setempat bahkan setiap hari mencari kayu bakar, rotan, dan sebagainya di sana
Bahkan anak-anak mereka pergi memancing ke atas danau di gunung
Berangkat pagi, pulang sore

Mengunjungi sebuah kota, New York, London dan sebagainya juga bukan prestasi
Karena kalau melanglang buana itu kita anggap prestasi
Maka jangan lupa, pengemis, gelandangan di sana setiap hari mengemis dan menggelandang di jalanannya
Tidur di sudut-sudut kota, tempat kita baru saja ber-pose
Lantas kita bagikan di jejaring sosial

Kita tidak bicara berapa banyak gunung yang kita daki
Berapa lembar foto keren yang kita peroleh
Tapi berapa banyak pemahaman yang menetap di hati kita
Lantas menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi sekitar
Menyayangi alam, memahami kebesaran Tuhan
Berhenti bertingkah kekanakan
Itulah hakikat pendakian tersebut

Kita tidak bicara berapa banyak kota yang kita kunjungi
Berapa lembar foto hebat yang kita dapatkan
Tapi berapa banyak pelajaran yang tinggal di kepala kita
Lantas menjadi sumber kebermanfaatan bagi orang lain
Memahami keanekaragaman dan perbedaan
Berhenti sombong dan berlebihan
Itulah hakikat sebuah perjalanan

Lakukanlah perjalanan mengelilingi dunia, Kawan
Kunjungi tempat2 indah dan spesial
Bukan untuk dicatat, difoto lantas dipamerkan
Tapi simpel, perjalanan adalah perjalanan
Dia akan mendidik kita dengan lembut
Tentang banyak hal

*Tere Liye

Alhamdulillah dengan perencanaan apa adanya, demi keinginan yang lama dicatatkan di buku mimpi namun tak terealisasi, kami rombongan satu liqo bersama teman-teman yang lain akhirnya berhasil menaklukkan gunung gede pada tanggal 3-4 November 2014. Ya ini suatu bentuk perpisahan pula sebelum kami, rombongan PKS yang akan di wisuda dan merantau menuju perantauan baru. Mengukir sedikit kenangan yang indah sebelum perpisahan datang hehehe.

Kami 16 orang ikhwan bersama 4 orang akhwat tangguh akhirnya telah memutuskan untuk membuat sejarah baru untuk diri kami sendiri. UTS yang belum kelar, jadwal dimana keesokan harinya harus kuliah, emm makasih ya teman-teman atas pengorbannya demi kami *kepedean hehehe.

Untuk keberangkatan kami memilih untuk menggunakan jalur pendakian cibodas. Dikarenakan masih adanya teman-teman yang melaksanakan UTS dan diperkirakan selesai UTS pukul 17:30, keberangkatan kami menuju Cibodas dibagi menjadi 2 kuarter, yang tidak mengikuti UTS berangkat lebih awal dan mengurus semua keberangkatan, baik angkot, administrasi, makanan, dan lainnya, sehingga ketika rombongan yang UTS selesai ujian bisa langsung berangkat ke Cibodas dengan harapan pendakian kita tidak terlalu malam agar bisa menikmati sunrise hihihi.

Untuk rombongan yang pertama, kami berangkat pada pukul 17:00 dengan menggunakan sepeda motor (supaya hemat) hehehe maklum mahasiswa. Kami sempat beristirahat sejenak di daerah puncak sambil melaksanakan sholat magrib dan tiba di lokasi sekitar pukul 19:30. Untuk rombongan yang kedua, mereka berangkat ba'da magrib dengan menggunakan angkot dan tiba di lokasi sekitar pukul 20:30. Untuk biaya angkot sendiri, dari kampus Cilibende IPB kami kena biaya Rp 200.000, emm lumayan mahal sih.

Setelah rombongan tiba, kami melaksanakan sholat Isya dan makan malam sebelum berangkat sambil beristirahat menyiapkan tenaga untuk keberangkatan. Di camp peristirahatan, kita bisa meminjam perlengkapan pendakian. Jadi tidak perlu khawatir jika ada barang yang tidak kita miliki ataupun tertinggal.

Kami berangkat dari camp awal pada pukul 21:30, dengan bismillah dan semangat bergelora kami menuju lokasi. Kami melakukan registrasi lagi dan mendengarkan penyampaian pesan di post pertama untuk tetap menjaga kebersihan hutan dan tidak melakukan hal-hal yang aneh selama pendakian. Perjalanan pun kami lanjutkan. Selama perjalanan kami ditemani tangga bebatuan yang tak pernah habisnya hehehe. Selama perjalanan kami juga disuguhin suara-suara serangga dan pemandangan bulan yang indah *aseek hahaha. Setelah melalui pendakian bebatuan kami menemukan jembatan panjang yang terbuat dari kayu. Katanya sih jika kita berangkat di pagi hari kita akan menemukan pemandangan indah di jembatan kayu tersebut.

Setelah melalui jembatan kayu yang panjang kami disambut lagi dengan tangga bebatuan lagi. Batu deui batu deui kalau kata orang Sunda hehehe. Selama di perjalanan pula mungkin aku lah ya yang paling ribut bareng Soni hehehe. Iya untuk menghidupkan suasana perjalanan, supaya di jalan juga tidak membosankan sih hehehe. Kami juga sering beristirahat untuk mengumpulkan tenaga dan juga minum di perjalanan. Iya salut dah untuk akhwatnya, jujur saya belum pernah naik gunung dengan rombongan akhwat. Dengan tetap menjaga auratnya, bahkan menggunakan rok tidak menghalangi mereka untuk bisa mendaki. Memang energi mereka tidak sebanyak kami, tapi semangat mereka kadang di atas kami.

Tantangan berikutnya yang kami hadapi adalah sumber air panas yang harus kami lewati. Jalur yang setapak membuat jantung agak gimana gitu hehehe apalagi ditambah dengan batu-batuan yang licin disertai air panas yang mengalir. Apabila terpeleset maka jurang lah resikonya. Bener-benar seram sih sebenarnya, pokoknya kalau lewat sana mesti fokus.

Alhamdulillah setelah menempuh 4 jam perjalanan, kami tiba di tempat peristirahatan yaitu kandang badak. Kami memutuskan untuk beristirahat hingga pukul 03.00 pagi. Disana kami sempat menghangatkan badan dengan minum-minuman hangat yang kami buat, adapula yang makan nasi untuk mengisi tenaganya, bahkan ada yang tertidur karena terlalu kelelahan hehehe.

Setelah istirahat yang cukup sambil mengisi air minum dari sumber mata air ke botol-botol kosong kami sebelum melanjutkan perjalanan pada pukul 03:00 ya masih dengan harapan bisa melihat sunrise yang indah hehehe. Perjalanan semakin menantang ditambah dengan semakin serunya jalur pendakian yang semakin ekstrim.

Semakin mendekati puncak semakin memuncak pula semangat kami pada saat itu. Dan alhamdulillah pukul 05:30 kami belum tiba di puncak tertingginya sih hehehe tapi kami sudah bisa melihat sunrise di gunung gede. Subhanallah sungguh indah. Sesampainya kami langsung melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Rasanya gimana gitu, puas, seneng, semuanya jadi satu dah. Indah betul pemandangan di gunung gede ini.

Setelah sholat shubuh kami menyempatkan diri untuk mengambil beberapa moment indah dengan camera kami. Subhanallah lagi-lagi kami terkagum-kagum dengan ciptaanNya yang sungguh indah. Maka nikmat TuhanMu yang mana yang engkau dustakan? Kami pun langsung beristirahat untuk menyiapkan tenaga kepulangan hehehe. Dengan sleeping bagi kami langsung tertidur di tempat yang jauh dari tiupan angin. Satu hal lagi yang membuat saya salut dengan para akhwatnya, mereka rela-rela mengorbankan sedikit waktu istirahatnya untuk menyiapkan kami hidangan mie untuk sarapan pagi. Hehehe makasih ya para akhwat.

Pada pukul 10:00 kami melanjutkan perjalanan untuk mencapai puncak gunung gede sambil mengambil beberapa moment indah lagi. Kami memutuskan mengikuti jalur pendakian gunung putri untuk perjalanan pulang. Di perjalanan kami juga menemukan padang edelwish yang sangat indah. Di sana pula kami memutuskan untuk beristirahat lagi sambil menjalankan ibadah sholat dzuhur berjamaah.

Satu hal yang membuatku sangat senang dan nyaman dalam perjalanan ini adalah petualangan seru dan keren kami tidak sampai melupakan kami semua untuk selalu bersyukur kepadanya dan lalai dalam menjalankan ibadahNya. Banyak orang yang melakukan pendakian untuk menyaksikan keindahan ciptaanNya tapi ia sampai lupa akan kewajibannya. Sholat. Ya banyak orang yang lalai untuk sholat dengan alasan badan kotor, tidak ada air, tidak tahu arah kiblat, dll. Itu bukan alasan, ingatlah kewajiban utama kita kawan. Ya mungkin saran untuk teman-teman yang lain dan juga kami semua, agar perjalanan lebih berkah ibadah kepadaNya jangan sampai dilupakan.

Alhamdulillah dengan perjalanan yang santai dan tidak terlalu terburu-buru pada pukul 16:30 kami tiba di post akhir dari perjalanan ini. Setelah itu kami kembali beristirahat dan melaksanakan sholat Ashar. Dari jalur masuk Gunung Putri ke Cibodas kami menggunakan sarana angkot dengan harga Rp 150.000 dan ditempuh dengan waktu 30 menit. Sesampai kami di Cibodas, kami mengembalikan pinjaman-pinjaman barang kami sambil menunggu angkot jemputan kami datang.

Itulah perjalanan luar biasa kami, semoga pendakian kita tidak berakhir disini, semoga masih ada pendakian kita berikutnya. Terimakasih waktu indahnya teman-teman. Buat Lukman, makasih ya man sudah mau repot-repot ngurusin pendakian kita kali ini. Buat Ica dan Gipeng selamat ya atas pendakian pertamanya semoga tidak bosan mendakinya hehehe. Buat Soni, Bowo, kalian luar biasa bisa naik dengan menggunakan sepatu boot hahaha, mantap juga son atas kehebohannya di pendakian hehe. Buat Gita TMP dan Widia, kalian benar-benar wanita yang tangguh ya dalam pendakian, tenaga kalian kayaknya lebih banyak daripada lelakinya hehehe. Buat Rizky, ternyata kalau naik gunung kamunya tidak ngantuk ya ky hehe. Buat Septian, sep harusnya kita jualan acip donat di gunung, kayaknya laku, kita naikin harganya jadi 1 donat itu Rp 5.000 hehehe. Buat Panji, Eko, Rama, dan Rendy, mekanisasi perkebunannya tidak sulit kan, mudah-mudahan nilainya tinggi ya hehehe, salut juga buat kalian, malamnya baru pulang mendaki gunung gede, eh besok langsung mendaki gunung cikabayan hehehe. Buat Budi, walau sampai sakit gara-gara pendakian, jangan jerah ya untuk naik lagi hehehe. Buat rombongannya Mubin, makasih ya atas semua bantuannya bin selama pendakian.

Ya semoga perjalanan kali ini tidak akan kita lupakan dan bisa jadi bahan cerita untuk anak dan cucu kita nantinya. Aseeeeek. Kayak apa aja ya hehehe. Sampai jumpa di pendakian berikutnya.




Senin, 24 November 2014

GALAU!!!

Apa sih defenisi GALAU itu sebenarnya?
Kenapa di setiap media sosial ataupun hal yang paling menarik saat ini untuk dibahas adalah GALAU?
Seberapa besar sih GALAU memengaruhi hidupmu atau memengaruhi dunia?
Bagaimana cara mengatasi GALAU?
Salah tidak kalau kita merasakan GALAU?

Hehehehe.. Sunggu kata GALAU merupakan hal yang tidak terlalu asing lagu didengar di era sekarang. Menurut saya sih GALAU itu adalah perasaan dimana kita merasakan suatu kebimbangan hati atau keraguan dalam menentukan suatu tindakan yang harus diambil. Kurang tau sih kalau di KBBI apaan artinya hehhehe.

Setiap orang pasti pernah merasakan suasana GALAU. GALAU bukan hanya milik orang yang sudah paham mengenai masalah cinta ataupun yang sudah ahli dalam masalah cinta atau lagi yang sudah sering dan biasa pacaran. TIDAK!!!! Sekalipun dia tidak pernah pacaran ataupun tidak pernah menampakkan kegalauan yang ada pada dirinya, tidak bisa di pungkiri pasti dia juga pernah merasakan suatu perasaan yang disebut dengan GALAU.

Di saat perasaan GALAU, pasti kita butuh media ataupun sarana untuk menuangkan/berbagi/menransfer rasa itu. Karena GALAU adalah suatu penyakit hati, jika tidak segera diobati atau disembuhkan makan dokter pun tak bisa mengobatinya hehehe *sedikit lebay kayaknya. Tapi begitulah keadaanya. Eh tapi lupa, masih ada dokter cinta mungkin yang bisa mengobati atau mengurangi sedikit sakit yang ada hehehe. Oleh karena itu, banyak orang yang mengurangi sedikit rasa sakitnya itu dengan bercerita di media sosial. Berdasarkan quickqount yang diperoleh, teman yang paling setia mendengarkan curhatan kita adalah media sosial hehehe. Ada pula yang mengurangi rasa galau itu dengan bercerita kepada temannya, orang tuanya, dan adapula yang mengobati rasa kegalauannya itu dengan menangis. Ada banyak caranya dan saran saya jangan gara-gara banyak cara untuk mengatasi GALAU malah membuat anda GALAU untuk memilih cara yang paling tepat. Astaga bisa galau kuadrat nantinya hehehe.

GALAU menurut saya suatu bentuk pendewasaan diri. GALAU itu adalah fase dimana kita bisa beranjak dari suatu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Jujur saya sering GALAU. Ya ini buktinya, buat cerita tentang GALAU untuk melampiaskan keGALAUan yang dirasakan sekarang. Aseeeek hahaha.

Kalau hidup itu adalah es krim, maka GALAU adalah air putihnya. Perumpamaannya keren ni hehehe. Kenapa?? Kalau kita makan es krim pasti rasanya enak, tapi setelah habis kalau tidak minum air putih pasti rasanya malah tidak enak seperti ada yang kurang gitu hehehe. Nah begitulah GALAU itu. GALAU adalah pelengkap dan pewarna dalam hidup. Sungguh hidup yang lempang-lempang aja itu tidak menarik. Coba bayangkan kalau hidup yang penuh dengan GALAU, pasti malah tambah gak menarik soalnya GALAU mulu sih hehehe. GALAU yang baik itu adalah GALAU yang membuat kita bisa lebih baik dari sebelumnya, GALAU yang bisa mengajarkan kita hal-hal yang baru dan bisa mendewasakan kita. Setiap kita bangkit dari rasa GALAU pasti ada kepuasan sendiri. Coba bayangkan pula hidupmu tanpa rasa GALAU, gak seru euy!!

Jangan takut akan rasa GALAU, tapi takutlah tidak bisa bangkit dari rasa GALAU. Di depan keliatan tegar tapi sebenarnya hati sedang GALAU hehehe. Itu sikap yang baik pula. Kenapa? Kalau lagi GALAU jangan menebarkan virus-virus GALAU pula, nanti siapa yang mengobati kalau yang lain tertular virus GALAU hehehe. Kalau lagi GALAU jangan tampakkan keGALAUanmu, kalau bisa, walaupun sedang GALAU, kita harus memotivasi teman kita yang sedang GALAU mudah-mudahan dengan memotivasi, motivasi yang kita sampaikan bisa terciprat sedikit dengan kita. (Pengalaman pribadi, sok kuat menghadapi GALAU di blog, padahal lagi ***AU juga hehehe).

Jadi GALAU itu tidak salah kok, yang salah itu tidak bisa bangkit dari rasa GALAU. Kita selalu punya Allah untuk bercerita, walaupun kadang tidak ada yang mau mendengarkan curhatan kita, ingatlah selalu ada Allah yang selalu menjadi pendengar yang baik (pengalaman pribadi lagi hehehe).GALAU is good, but it’s not good if you can’t solve your GALAU.

Selamat mengatasi keGALAUan mu dan keGALAUan kita.

Kamis, 18 September 2014

Selamat Sidang Teman-teman PKS'49 , Smart Diploma Batch VI

Alhamdulillah 2 tahun lebih telah terlewati sejak menginjakkan kaki di bumi kampus IPB ini. Menjalani masa kuliah, belajar menjadi seorang wirausaha, menjadi aktifis kampus dan aktifis dakwah, menjalani 5 bulan magang di perkebunan, dan lain-lain, Alhamdulillah semua telah dijalani. Mungkin waktunya memang singkat, tapi yang terpenting waktu singkat itu bisa bermanfaat untuk diri pribadi dan juga banyak orang.

Sekarang sih perlahan semua kegiatan itu mulai ditinggalkan, sebenarnya masih ingin merasakan dunia kampus ini lebih lama, bukan berarti tak ingin lulus hehehe tapi masih banyak yang ingin kugali lagi di kampus ini. Menempah diri, memperbaiki diri, dan juga ingin lebih bermanfaat untuk banyak orang, mungkin itu salah satu alasan kenapa ingin merasakan dunia kampus ini lebih lama.

“Wah enak banget yang mau lulus,”

“Enak banget ya bisa kuliah cuman 2 tahun,”

“Enak banget ya dapat beasiswa, udah itu langsung kerja pula”.

Hampir 99 % berkata seperti itu. Mungkin 1 % nya itu komentar anak PKS yang berbeda hehehe. Karena ada sebagian orang yang ingin merasakan dunia kampus lebih lama, ada yang sebenarnya punya cita-cita sarjana, dll. Tapi sih intinya sekarang mensyukurinya aja sih, mau dapat gelar apapun, pekerjaaan apapun, beasiswa sebanyak apapun kalau tidak bersyukur ya sama saja. Nikmatnya ngak terasa cuy.. hehehe

Mungkin saat ini sedang sibuk-sibuknya nyiapin sidang, eh tidak terasa bulan November sudah wisuda. Semangat aja deh intinya buat kita semua teman-teman. Mungkin ini juga masa-masanya OMDI tapi yang pasti jangan gara-gara sidang, OMDI terganggu *lho hehehe.

Emmm sukses deh buat sidang kita semua teman-teman, bahagiakan sahabat-sahabatmu, keluargamu, dan semuanya yang telah mendukungmu hingga hari ini. Jangan bersedih akan gelarmu yang saat ini mungkin hanya A.Md, optimislah beberapa tahun ke depan dari gelar A.Md inilah kau bisa melanjutkan pendidikanmu hingga S1, S2, atapun S3, bisa memiliki kebun sediri, menjadi seorang pengusaha sukses, menjadi seorang artis *eh, artis sawit mungkin hehehe, atau apapun itu.


“Janganlah takut melangkah kecil, karena melangkah kecil yang terus menerus dan punya komitmen itu lebih baik dibandingkan melangkah besar tapi kau terhenti di langkah itu”.



Jumat, 25 Juli 2014

Hadirkan Qur'an Dalam Keseharian Kita

Apakah kita membutuhkan lebih banyak
waktu? atau kita perlu lebih disiplin dengan
waktu yg kita miliki?
#OneDayOneJuz

Menciptakan generasi cinta Qur'an harus
dimulai dari membiasakan diri untuk tilawah
#OneDayOneJuz

"Baca aja masih gagok, apalagi tilawah satu
juz" | Karena sering membaca lah lidah kita
terbiasa dan bacaan mnjadi lancar
#OneDayOneJuz

Bacaan sudah lancar bukan berarti tidak
mau trus memperbaiki bacaan kan? | jangan
pernah cepat puas, teruslah belajar
#OneDayOneJuz

Alhamdulillah jika bacaan sudah semakin baik,
jangan lupa berbagi ilmunya, karena sebaik-
baik orang adalah yang mempelajarinya dan
mengajarkannya
#OneDayOneJuz

Umur bukan batasan bagi kita untuk belajar
membaca Qur'an, jangan dikalahkan dengan
rasa malu karena umur yang tidak muda lagi..
#OneDayOneJuz

Jadikanlah tilawah sebagai suatu kebutuhan
bukan suatu keterpaksaan..
#OneDayOneJuz

Kita begitu suka membaca buku-buku terlaris,
novel-novel romntis, kisah-kisah inspiratif.. bagaimana
dengan Qur'an?? #OneDayOneJuz

Hadirkanlah Qur'an dalam keseharianmu..
Semoga kita akan mndapatkan ganjaran
sebsar2nya di akhirat aamiin..
#OneDayOneJuz



Selasa, 22 Juli 2014

Selamat Bertugas Pak Jokowi-JK

Alhamdulillah pesta demokrasi rakyat Indonesia telah berakhir. Presiden ke-7 kali ini telah sah dijabat oleh Pak Jokowi. Bersedih? Sungguh sedikit bersedih sih karena sesungguhnya bukan dia sih yang kuharap. Tapi yuk kita anggap ini adalah pilihan terbaik yang diberikan oleh Allah untuk Indonesia dan pastinya untuk membuat Indonesia bisa lebih berjaya.

“....Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu teramat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu teramat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (Q.S Al Baqarah: 216). Ya ayat ini selalu menjadi jurus jitu ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan.

Buat pendukung Pak Prabowo yuk kita kembalikan semuanya kepada Allah, kalau kata orang Jawa sih “legowo”.

“Tapi pihak yang menang bermain curang”.

Sebaiknya kita selalu berprasangka baik akan setiap kenyataan yang terjadi di sekitar kita walau tak sesuai dengan harapan kita. Jika memang terbukti ada kecurangan silahkan diajukan ke pihak Bawaslu ataupun KPU biar mereka yang menindak lanjuti, mereka dibentuk adalah untuk menangani masalah-masalah seperti ini kan, so serahkan kepada mereka tanpa harus menjadi provokator timbulnya kerusuhan.

“Bagaimana jika nantinya dia membuat ini, membuat itu......”.

Negara kita adalah negara demokrasi cuy, bukankah begitu mudah menurunkan orang yang sudah terbukti salah? Jadi jangan khawatir, saat ini kita hanya bisa percaya kepada mereka untuk memimpin negara ini. (Walaupun sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan sistem demokasi ini hehehe). Kalau ada kebijakan-kebijkan yang aneh-aneh atau bahkan melanggar syariat Islam, saya akan jadi salah satu orang yang paling memberontak akan kebijakan tersebut.

Seorang pemimpin yang hebat takkan mampun memajukan suatu negara tanpa adanya dukungan dari semua rakyat Indonesia, baik nomor 1 ataupun 2 yang terpilih. Yang dibutuhkan adalah saling kerjasama dari tingkat bawah hingga paling atas. Yuk kita dukung siapapun pemimpin kita selagi dalam jalan yang benar. Yang menang haruslah rendah hati dan yang kalah haruslah berbesar hati.

Ingatlah akan tujuan awal kita berdiri di tingkat tertinggi pemerintahan. Ingin kekuasaan tinggi atau karena ingin membuat Indonesia lebih maju? Hayoo yang mana...?

Jangan sampai jabatan tinggi yang menjadi tujuan awal kita, karena kalau jabatan tinggi itu yang kita incar maka sudah pasti galau pun akan melanda jika kita kalah hehehe.

Jadi yang harus direnungkan adalah “membuat Indonesia lebih maju bukan hanya karena jabatan kita yang tinggi, yang tak memiliki kursi di pemerintahan bahkan rakyat kecil juga bisa membuat maju Indonesia, untuk kita semua, tetaplah berkontribusi tanpa memandang status diri kita, InsyaAllah Indonesia akan lebih baik”

Buat pendukung Pak Jokowi, kemenangan ini bukan jadi ajang ejek-ejekan bahkan menghina satu sama lain. Semua ini hanya titipan amanah yang diberikan oleh Allah. Sudah seharusnya amanah ini menyedihkan kita karena begitu banyak tanggung jawab yang harus kita pikul, bagaimana jika kita melenceng sedikit saja bahkan mengecewakan orang banyak. Sudah seharusnya kita takut akan amanah ini, tapi mudah-mudahkan ketakutan itu bisa ditransfer menjadi energi positive sehingga membuat kita mau bekerja keras agar tidak mengecewakan semua rakyat Indonesia yang telah percaya kepada Pak Jokowi-JK untuk 5 tahun ke depan. Ditunggu kontribusinya untuk Indonesia. Bukan kontribusi Beliau saja tapi kontribusi kita semua.

Minggu, 20 Juli 2014

Sifat Ayah

Cukup mnyntuh ! ‎​‎​Arti ayah di kehidupan kita..

Bagi seorang yang sudah dewasa,
yang sedang jauh dari orang tua,
akan sering merasa kangen dengan mamanya.

bagaimana dengan ayah ?

Mungkin karena mama lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaan mu

Tapi tahukah kamu,
jika ternyata ayah lah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu ?

Saat kecil,
mamalah yang lebih sring mendongeng.
Tapi tahukah kmu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan pada mama apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kamu sakit batuk/pilek,
ayah kadang membentak
"sudah dibilang! jangan minum es!".
Tapi tahukah kamu bahwa ayah khawatir ?

Ketika kamu remaja,
kamu menuntut untuk dapat izin kluar malam.
ayah dengan tegas berkata "tidak boleh !"
Sadarkah kmu bahwa ayah hanya ingin menjagamu ?

Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya,
Ayah pun melonggarkan peraturannya.
Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yg dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa dan harus sekolah/kuliah di kota lain.
Ayah harus melepasmu.
Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Dan ayah sngat ingin menangis.
Di saat kmu memerlukan ini-itu, untuk keperluan sekolahmu, ayah hanya mengernyitkan dahi.
Tapi tanpa menolak,
beliau memenuhinya.

Ayah sangat menyayangimu, tetapi seorang ayah sulit mengungkapkan dalam perbuatan dan perkataan seperti ibu..

Sampai ketika teman pasanganmu datang
untuk meminta izin mengambilmu dari ayah
ayah akan sngat berhati-hati dalam memberi izin

Dan akhirnya..
Saat ayah melihatmu duduk dipelaminan bersama seorang yang dianggapnya pantas,
Ayahpun trsenyum bahagia

Apa kamu tahu,
bahwa ayah pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia.

Semoga Putra/putri kecilku yang manis berbahagia bersama pasangannya"

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk

Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu
♥ ayah 

Sabtu, 12 Juli 2014

Musa, Bocah Penghafal Qur'an Yang Berusia 5,5 Tahun

Sebuah program 'Hafidz Indonesia' yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta menampilkan berbagai hafidz dan hafidzah (penghafal Alquran) yang mayoritas adalah anak-anak.
Dalam sebuah sesi kontes Hafidz Indonesia yang disiarkan pada hari Minggu (29/6/2014), pihak penyelenggara menampilkan dua bocah Hafidz yakni Adi dan Musa. Acara yang dipandu oleh presenter kondag Irfan Hakim ini mulanya tampak biasa. 


Mula-mula Irfan melakukan sesi wawancara kecil kepada Adi tentang jumlah adik kandung yang dimilikinya, setelah itu ia mencoba senggol soal jumlah Juz Alquran yang telah dihafal oleh Adi. Anak penghafal Al-Quran yang tampil 'centil' itu mengatakan bahwa dirinya menghafal 9 Juz. Namun saat dikonfirmasi, Ibu kandung Adi yang tengah duduk di kursi penonton menklarifikasi bahwa Adi hafal 2 Juz, sedangkan 9 Juz tersebut adalah cita-cita Adi.

Suasana ruangan siaran pun mendadak berubah setelah Irfan Hakim mencoba bertanya kepada Musa. Kontestan asal Bangka yang baru berusia 5,5 tahun itu mengaku telah menghafal Al-Quran hingga 29 Juz. Lagi-lagi upaya konfirmasi Irfan berlanjut yang dibenarkan oleh ayah kandung Musa yang juga berada di kursi penonton.

Tercengang dengan pengakuan Musa, Irfan Hakim pun meminta kepada dewan juri untuk melakukan tes hafalan kepad Musa. Tester pertama dilakukan oleh Syeikh Ali Jaber sebagai dewan juri. 

Saat menguji Musa, Ulama asal Arab Saudi itu membacakan Surat Al-Baqarah. Bacaan Syeikh Ali pun dilanjutkan dengan lancar oleh Musa. Tak puas dengan test pertama, Irfan pun mempersilahkan kepada juri lainnya yakni Ustadz Amir Faishol Fath untuk ikut menguji hafalan Musa. Ustadz Amir pun membacakan sebuah ayat dari surat Ar-Rahman dan lagi-lagi surat tersebut dilanjutkan dengan mudah oleh Musa.

Ternyata Irfan pun tak puas dengan uji coba hanya dua kali. Beberapa penonton pun diminta untuk ikut membuktikan kehebatan hafalan Al-Quran Musa. Dua penonton yang mengajukan surat Al-Baqarah dan Surat Muhammad, bacaan dua surat tersebut pun mampu dilanjutkan dengan fasih oleh Musa.

Setelah membuktikan kehebatan hafalan Musa, beberapa penonton dan juga dewan juri pun tak sanggup menahan air mata melihat fenomena yang ada di hadapan mata mereka. Betapa hebatnya Musa yang sanggup menghafal Al-Quran hingga 29 Juz dalam usianya yang ke 5,5 tahun.

Haru melihat Musa, Ustadz Amir Fasihol pun hingga menangis dan mendatangi Musa di depan panggung sambil mencium tangan Musa. Insiden yang sangat jarang terjadi dalam ajang kontes Hafidz Indonesia itu. 

Tak ketinggalan pula, Ustadz Amir juga menyempatkan diri memberikan tausiyah kepada para pemirsa. Dalam tausiyahnya itu, Ustadz Amir mengumpamakan Musa dengan sebuah uang kertas senilai Rp. 100.000. Dengan uang kertas tersebut, Ustadz Amir menganalogikan sebuah bentuk dan nilai. Uang kertas itu tidak ada apa-apanya, tidak berarti bahkan saat diinjak sekalipun, namun kertas tersebut tetap akan berharga karena nilai yang terkandung pada uang tersebut.

Dalam sesi terakhir pada sekmen tersebut, Syeikh Ali Jaber pun mambacakan sebuah surat Al-Qamar dengan arti "Kami telah memudahkan Al-Quran untuk dipelajari".


Jadwalnya Musa si "Hafizh kecil" (5,5 tahun) sehari-hari?


Berikut jadwal Musa menghafal dan muraja'ah hafalan Al-Qur'an:Musa sekarang (beda ketika awal-awal) jam 02. 30 pagi sudah bangun kemudian wudhu dan langsung murojaah depan saya sampai jam 04.00 pagi.
Kemudian menambah hafalan barunya dan mnstorkannya sampai adzan Shubuh berkumandang. Kemudian berhenti untuk shalat. Selesai shalat langsung tambah hafalan dan berhenti sampai jam 07.30 pagi kemudian istirahat (untuk sarapan, minum, dan main) sampai jam 08.30.

Kemudian murojaah sampai jam 10.00 atau 10.30 (dilihat maju mundurnya waktu shalat). Jam 10.00 atau 10.30 wajib tidur sampai adzan zhuhur berkumandang kemudian ke masjid.

Setelah shalat, tambah hafalan baru dan berhenti sampai jam 13.30 siang kemudian istirahat dan makan siang sampai jam 14.00 siang.
Kemudian murojaah sampai 'Ashr. Setelah 'Ashr, tambah hafalan baru dan murojaah sampai jam 17.00 sore. Kemudian main sebentar dan umumnya menyiapkan untuk pergi ke mesjid shalat Magrib.

Setelah magrib murojaah sampai Isya dan makan malemnya setelah shalat Isya. Terkadang murojaah sampai mendekati waktu Isya dan langsung makan sore. Setelah shalat Isya harus tidur.
Tiap 4 atau 5 hari ada liburnya. Di hari libur tersebut, Musa full bermain.

dari Abu Musa dengan sedikit perbaikan kalimat...

semoga bisa menginspirasi para bapak ibu untuk mendidik anak2nya menjadi hafizhul qur'an...





Jumat, 13 Juni 2014

A Special Gift For You Dad

Alhamdulillah hari ini adalah hari yang bahagia buatku. 13 Juni 2014 merupakan hari kelahiran seorang yang sangat berarti. Ia yang selalu mendukung setiap kegiatan yang kulakukan. Ia yang telah kerja banting tulang hingga aku tumbuh sebesar ini. Aku tak tau berapa tetes keringat yang ia keluarkan hanya untuk membahagiakan kami sekeluarga.

Mungkin ia seorang yang terlihat acuh dibandingkan dengan seorang ibu. Mungkin ibu lebih sering menanyakan kabarku dan selalu khawatir akan anaknya yang jauh dari pelukannya, tapi sebenarnya selalu ada ia yang mengingatkan ibu untuk menanyakan kabar buah hatinya.

Aku teringat ketika seorang ibu begitu perhatian melihat anaknya yang begitu lelah sehingga membantunya untuk tidur, tapi harus kita tau pula sepulang ia kerja, ia selalu menanyakan kabar dan apa yang telah dilakukan anaknya seharian ini dibalik kelelahannya.

Sungguh kasih sayangnya mungkin tak kalah dibandingkan dengan seorang ibu, ia mungkin lebih memilih tidak menunjukan kasih sayangnya. Mungkin begitulah pemikiran seorang laki-laki yang begitu malu untuk menunjukkan semuanya.

Pa, sungguh aku sangat mencintaimu dan aku pun mungkin sama sepertimu, sulit untuk mengungkapkan rasa sayang ini ataupun menunjukkan perhatianku padamu. Tahukah papa kalau disinipun kadang aku meneteskan air mata melihat dirimu yang tetap bekerja keras walau rambut putih telah memenuhi kepalamu. Aku tahu kalau kau tetap ingin memberikanku sesuatu yang kusuka walau aku telah melarangnya bahkan hutang yang kau miliki tak menghentikanmu untuk mewujudkan apa yang kuinginkan.

Aku pun begitu sedih ketika mengetahui banyaknya masalahmu walau kau tak pernah menunjukkannya padaku. Sungguh aku benar-benar tidak tau bagaimana menunjukkan kasih sayangku padamu. Aku pun sedih ketika kau merasakan kesedihan itu. Ketika kau sedang dalam keadaan sakit aku juga merasa khawatir padamu walau aku tak menunjukkannya.

Selama ini kau hanya pernah marah satu kali di depanku hanya karena aku menginginkan buah manggis tapi kau tak mengizinkannya. Aku masih ingat hari itu hingga sekarang walau saat itu aku masih kelas 4 SD. Sungguh aku menyesal ketika aku malah merajuk hingga tak mau berbicara denganmu selama beberapa hari. Padahal itu adalah bentuk perhatianmu. Mungkin karena itu pula kau tak pernah marah lagi kepadaku langsung, jika pun kau tak menyukai apa yang kulakukan pasti kau menyampaikannya kepada mama. I’m sorry for that pa..

Hari ini adalah hari ulang tahunmu, sungguh aku ingin kau tetap punya semangat dalam menghadapi setiap masalah yang kau alami, aku ingin kau bisa melihatku sukses dan bisa memenuhi keinginan-keinginanmu tanpa membuatmu kesusahan. Aku tak tau apa yang bisa kuberikan dalam hari ulang tahunmu kali ini. Aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda di hari ulang tahunmu ini.

Mungkin aku bukanlah seorang hafidz Qur’an yang akan memberikan mahkota emas kepadamu nantinya di surga, satu bulan yang lalu aku berniat untuk menghafal Surat Ar-Rahman sebagai hadiahku untukmu. Alhamdulillah hari ini aku berhasil menyelesaikan hafalanku. Hadiah ini bukanlah sesuatu yang kubeli dengan banyak uang, hadiah ini bukanlah sesuatu yang bisa kau pakai atau kau gunakan dalam keseharianmu, hadiah ini adalah bentuk doaku padamu. Aku berharap dengan surat Ar-Rahman yang kuhafal, hatimu bisa terketuk untuk mencintai Islam, aku selalu berdoa untuk itu walau aku tak tau kapan waktu itu akan datang. Terimakasih buat Aldi yang telah memotivasiku dan menemaniku menghafal surat ini, Alhamdulillah kita berhasil kawan. Ya Allah ya Rahman ya Rohim semoga hadiah ini sampai kepadanya walau dia tak tau hadiah yang kuberikan dan semoga Kau mengabulkan doa-doaku ini. Aamiin ya Rab..

Kamis, 29 Mei 2014

Merekalah Obor Semangatku Disini

Alhamdulillah sudah hampir 2 bulan terlewati petualangan di kebun ini. Beginilah kehidupan kebun jika aku ditanya, sulit dari sinyal, jauh dari keramaian, dan jauh dari kota bahkan jalan raya.

Jadi apa tidak bosan jul? Emm pasti ada masanya bosan sih sebenarnya hehehe. Betah jul? Ya dibetah-betahin lah walaupun gak betah hehehe. Tapi Alhamdulillah selain bedanya dunia yang kuhadapi sekarang, aku punya penyemangat disini, merekalah yang bisa membuatku melepaskan kepenatan di kebun, tempatku bercerita dan tertawa. Ya mereka adalah anak-anak yang kutemui di mesjid yang ada disini.

Mungkin mereka sudah ditakdirkan bertemu denganku kali ya hehehe. Suatu hal yang tidak terduga ketika aku menyelesaikan tilawahku di ODOJ waktu itu, mereka mendatangiku merasa ada orang baru dan aneh. Mencoba berkenalan denganku, bercerita, hingga lama kelamaan mereka memintaku untuk mengajari mereka mengaji di saat Pak Ustadz berhalangan hadir waktu itu.  Jujur sebenarnya aku masih belum merasa pantas untuk berbagi ilmu mengenai ayat-ayatNya, tapi disini pula aku belajar memantaskan diri untuk bisa berdakwah dengan membaca dan mengajarkan ayat-ayatMu ya Allah.

Ketika kuliah aku sempat berfikir untuk menjadi seorang guru sambil menambah pemasukanku untuk makan sehari-hari, namun hal tersebut tidak tercapai karena banyak hal. Aku benar-benar ingin menjadi seorang guru kala itu untuk bisa berbagi ilmu dan juga menambah ilmu sendiri. Karena cara paling mudah untuk menambah ilmu adalah berbagi ilmu. Namun, kegagalanku kala itu dibalas oleh Allah disini, bukan sebagai seorang guru yang mengajarkan muridnya untuk bisa lulus ujian, UN atau SNMPTN, tapi Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk mengajarkan sesuatu yang lebih disukai olehNya, Alhamdulillah, semoga kesempatan ini bisa dimaksimalkan sebaiknya bukan semata untuk uang di dunia, tapi pahala di akhirat. J

Aku sangat bersyukur telah masuk ke jalan dakwah ini, mungkin aku bukanlah orang yang mendapatkan sekolah khusus ataupun belajar intensif dalam mengaji seperti anak yang lain. Bahkan ketika SMA pun bacaanku masih belepotan. Buta huruf Qur’an di masa laluku takkan kubiarkan terjadi untuk mereka. Mereka punya kesempatan dan aku akan beri mereka semuanya agar bisa memanfaatkan kesempatan itu.

Belajar bersama mereka, bercerita, mengajarkan sesuatu yang membuat mereka tertarik akan Islam, Alhamdulillah mereka pun mulai menerimaku dan aku benar-benar merasa diterima disini.

Jika ditanya seneng tidak disana? Sungguh aku merasa senang karena mereka. Aku selalu menanti sholat magrib untuk bisa bertemu mereka, malah aku merasa sedih ketika datang malam Jumat, karena malam itu dipastikan aku tidak bertemu dengan mereka karena mereka libur mengaji di malam Jumat hehehe. Pokoknya waktu yang selalu kunanti selain jam main bola, adalah mengaji dengan mereka. Benar-benar aku senang bisa menjadi guru ngaji untuk mereka, sekalian persiapan untuk ngajar ngaji kalo udah punya, *eh hehehehe. Maklum terlalu terobsesi. Tapi sebenarnya guru ngaji terbaik bagi seorang anak adalah ayahnya sendiri loh, jadi untuk calon ayah harus belajar ngaji tanpa kenal umur supaya bisa ngajar anaknya nanti.

Suatu hal yang sangat membuatku sayang dengan mereka adalah semangat belajar mereka. Ada yang ingin jadi dokter, seorang santri, pilot, guru bahkan ada yang berkata padaku bahwa cita-citanya adalah seorang hafidz Qur’an subhanallah. Seketika aku merinding ketika mendengar pernyataannya. Seorang anak sudah berfikir untuk menjadi seorang hafidz yang lebih mulia di mata Allah dibandingkan profesi lain. Semoga impian mereka semua bisa tercapai dan bisa tetap menyeru akan kebaikan dengan agamaMu ini ya Allah.

Alda, Darwin yang paling kecil dan paling akrab samaku dan paling kusayang, Esti dan Diah yang kemana-kemana selalu bareng semoga tercapai keinginnya untuk masuk pesantren dan jadi guru ya, Desi yang paling pendiam, Susi dan Manda yang paling cerewet, awas kalo tinggal kelas lagi ya dek, Remo yang paling mahir masalah jenis-jenis awan, semoga tercapai keinginannya  jadi pilot ya, Tasya, Afta, Yoga, dan yang lainnya semoga kita bisa bertemu nantinya, dan tidak lupa Wahyu, semoga tercapai keinginannya menjadi seorang Hafidz Qur’an yang akan menyematkan mahkota kepada orang tuanya kelak di surga. Aamiin.


Mungkin nantinya kalian akan jadi orang-orang yang tidak akan kulupakan ketika aku kembali ke Bogor, semoga begitu juga dengan kalian. Terimakasih atas waktu dan pelajaran hidup luar biasa yang kalian berikan.



Seorang Asisten


Seorang asisten adalah seorang satpam di kebunnya.
Seorang asisten adalah kepala desa bagi karyawannya.
Seorang asisten adalah teladan bagi karyawannya.
Seorang asisten adalah tempat curahan hati lingkungan sekitarnya.
Seorang asisten adalah penengah dalam setiap masalah yang terjadi.

Seorang asisten seperti seorang satpam yang harus siap siaga menanggapi kejadian yang terjadi di kebunnya, baik pagi, siang, malam, ataupun saat kita terlelap tidur. Kita harus mampu hadir dalam setiap kejadian yang terjadi. Kemalingan, kebakaran, seorang ibu yang ingin melahirkan di kebun, atau seorang yang mengalami kecelakaan di malam hari, kita harus bangun dan langsung menyiapkan ambulance untuknnya jika tidak mungkin nyawa atau harapan orang akan berakhir karena ketidak sigapan kita.

Seorang asisten adalah kepala desa bagi karyawannya yang mampu mewujudkan keinginan dan harapan dari warganya. Kita harus pula memberikan mereka kenyamanan tempat tinggal. Fasilitas kebun harus kita berikan semaksimal mungkin. Sarana olahraga, klinik, air, listrik, dan lain-lain adalah tanggung jawab seorang asisten. Secara tidak langsung kita adalah pelayan pula bagi mereka.

Seorang asisten adalah teladan bagi karyawannya yang sikapnya menjadi contoh dan panutan bagi yang lainnya. Bagaimana seorang bawahan bisa teratur jika atasannya saja tidak bisa diatur, bagaimana seorang bawahan bisa bersikap sopan jika atassannya saja tak mampu bersikap sopan di depan bawahannya. Setiap tindakan kita akan menjadi penilaian bagi mereka, sekecil apapun tindakan kita itu.

Seorang asisten adalah tempat curahan hati lingkungan sekitarnya, segala keluhan yang dirasakan oleh karyawan akan disampaikan ke kita. Kita harus menjadi seorang yang bisa menerima segala keluhan mereka, bahkan bukan hanya sebagai pendengar tapi juga sebagai seorang yang bisa mengatasi keluhan yang mereka rasakan.

Seorang asisten adalah penengah dalam setiap masalah yang terjadi baik masalah sosial, ego, lingkungan, dan lain-lain. Kita harus menjadi seorang yang menengahi masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungan kebun.

24 jam adalah jam kerjaan seorang asisten, kita adalah pemilik kebun, pengolah kebun, dan pelayan kebun. Asisten akan memegang tanaman kelapa sawit sekitar 700-800 hektar. Itu bukanlah hanya sepetak lahan yang kecil. Ingat, setiap kejadian adalah tanggung jawab seorang asisten, kecelakaan kendaraan, kebakaran, demo, pendidikan anak, kebebasan beragama, sarana olahraga, pangan karyawan, musibah, sarana transportasi, air, pemukiman, kebersihan, listrik, bahkan seorang ibu yang melahirkan itu menjadi tanggung jawab kita tapi bukan bertanggung jawab untuk menikahinya ya hehehehe, tapi segala fasilitas bayinya, proses kelahirannya akan menjadi tanggung jawab kita pula.

Berat? Emmm sebenarnya tinggal bagaimana kita menanggapi dan menjalaninya. Ikhlas adalah kuncinya. Kita digaji juga bukan untuk hanya kerja santai kan? Sebenarnya apapun pekerjaannya jika memang kita menikmatinya kerjaan apapun tidak menjadi masalah. Setiap pekerjaan pasti punya resiko, tapi dibalik itu juga punya kelebihannya kan. Yang terpenting sahabat-sahabatku PKS’49 siapkan dan mantapkan dirimu semaksimal mungkin sebelum penempatan kita nanti di November 2014. Semoga kita menjadi asisten yang diharapkan semua orang dan bisa berkerja dengan baik dimanapun kita ditempatkan. Semangat.!!! 





Sabtu, 26 April 2014

My Name is Julius Tan


Julius adalah sebuah nama yang diberikan kepadaku kurang lebih 20 tahun yang lalu tepatnya tanggal 12 Juli 1994 (promosi ulang tahun) hehehe. Aku sempat bertanya tentang arti dari namaku sendiri, kenapa aku memiliki nama yang begitu simpel dan singkat hehehe. Lalu orang tuaku memberitahu bahwa nama itu diberikan karena aku dilahirkan di bulan Juli, emmm begitu simpel jawaban kedua orang tuaku sih, ya sesuai dengan simpelnya namaku hehehe.

    Ketika aku ditanya oleh setiap orang tentang siapa namaku lalu aku menjawabnya bahwa namaku adalah “Julius”. Itu sajakah? Nama panjangnya siapa?

“Julius doang” atau kadang aku biasa menjawabnya dengan “Julus aja, Julius tok!”.

Sebenarnya terdapat sedikit pertanyaan kenapa namaku begitu simpel, padahal setiap orang tua selalu memberikan nama terbaik untuk anaknya, yang biasanya dibalik nama tersebut adalah doa ataupun harapan dari orang tuanya. Setiap nama seorang anak pasti ada yang unik, panjang, bermakna, dan lain-lain tapi berbeda denganku. Itulah yang membuatku terkadang merasa iri.     

Julius, emm mungkin namaku identik dengan seorang bangsa Romawi atau yang lebih dikenal dengan nama Julius Caesar, atau adapula yang menyamakan namaku dengan seniman Indonesia yaitu Julius Sitanggang, Ya itulah mungkin yang ada dibenak setiap orang jika mendengar nama Julius. Atau mungkin orang tuaku berharap aku bisa menjadi seseorang yang berpengaruh seperti Julius Caesar dan Julius Sitanggang kali ya hehehe.

Ada hal yang unik dibalik namaku ini, mungkin jika seseorang yang bernama Julius di dunia ini adalah seorang non Muslim, tapi berbeda denganku, aku adalah seseorang yang bernama Julius dan aku adalah seorang Muslim. Aku terlahir dari seorang pria luar biasa yang bernama Kasan Tan, beliau adalah orang keturunan Tionghoa dan seorang wanita perkasa yang bernama Nurcahaya Gultom yang merupakan keturunan Batak. Fisikku sendiri mungkin lebih pas jika dikatakan keturunan Tionghoa, mungkin karena mata sipitku ini hehehe.

Seorang ayah yang merupakan keturunan Tionghoa yang lebih identik dengan agama Buddha, dan seorang ibu yang merupakan keturunan Batak yang mungkin lebih identik dengan kaum Nasrani, tapi aku adalah seorang Muslim emm mungkin banyak orang yang bertanya-tanya tentang diriku, apalagi jika seseorang yang baru mengenalku dan melihatku berada di mesjid mungkin dalam benakknya ini di mesjid ada anak mualaf ya, lalu ia datang berkenalan denganku dan menanyakan namaku.

“Namaku Julius”.

Mungkin setelah itu dia langsung spot jantung dengar namaku. Mungkin dalam benaknya, “Anak ini muka cina, nama romawi gitu kayak orang non Muslim, tapi ke mesjid -____-” ”.

   Setelah lama kenal dia baru bilang, “Eh maaf ya dulu itu aku kira kamu non Muslim loh dari nama dan wajahnya keliatannya begitu, eh kok masuk mesjid, ternyata kamu Muslim”.

“Kamu sih mungkin udah orang ke-1000 yang bilang gitu”, ya begitulah jawabanku setiap kali ada yang ngomong begitu walaupun aku tak tau dia orang ke berapa, mungkin sudah seribu lebih ya sekarang, tapi tetep aja kubilang kamu orang ke-1000 hehehe.

   Sebenarnya nama lengkapku adalah Julius Tan. Tan sendiri adalah sebuah marga yang diturunkan dari ayahku. Katanya sih setiap orang Tionghoa itu pasti punya nama Tionghoanya. Emm dan Alhamdulillah di balik simpelnya namaku aku punya nama yang keren, ya bagiku sih keren hehehe. “Chen Guo You”, iya itu lah nama lainku. Chen adalah sebuah marga, kalau bahasa Indonesianya “Tan” dan kalau Mandarinnya adalah ”Chen”. Guo itu memiliki arti negara sedangkan You adalah sahabat. Jadi makna dari nama Chen Guo You itu adalah sebuah negara yang bersahabat. Kalau nama ini sendiri adalah nama diberikan oleh ayahku dikarenakan beliau masih memegang budaya Tinghoa yang ia percayai, mungkin dia ingin anaknya bisa berkembang seperti sebuah negara yang bisa menaungi jutaan rakyatnya dan juga menjadi seseorang yang bersahabat dengan setiap orang, kayaknya sih hehe. Ya walaupun pelafalannya agak sulit ya “Chen Guo You”, tapi aku sangat suka akan nama itu.

   Aku punya sebuah sejarah hidup yang buruk dengan namaku ini. Aku sempat ingin menghilangkan marga “Tan” yang ada pada diriku dengan tidak mau menempelkannya di absen, rapot, dan bet nama baju SD ku kala itu. Aku ingat kala itu aku tidak mau di baju sekolahku ada nama “Tan” aku hanya ingin nama yang ada di bajuku hanya “Julius”. Kenapa? Kenapa begitu?

   Aku sempat malu dengan keadaan namaku, terutama margaku itu. Aku merasa berbeda sendiri dengan teman-temanku yang lain. Aku malu ketika aku seorang Muslim tapi aku memiliki marga “Tan”.  Aku malu ketika aku seorang Muslim tapi mataku cipit dan aku memiliki kulit yang putih. Aku sempat berkata kepada ibuku waktu itu.

“Ma, Juli ingin punya kulit hitam aja, Juli mau main di terik matahari aja biar hitam biar tidak keliatan kalau Juli adalah orang Cina”, kataku.

Aku juga sempat berkaca di depan cermin dan mencoba membuka mataku lebar-lebar agar aku tidak memiliki mata sipit lagi ya maklum lah namanya juga anak kecil hehehe. Aku sempat sedih ketika aku mengingat pemikiranku waktu itu. Aku begitu malu dengan keadaan keturunanku yang mungkin berbeda dengan yang lain. Mungkin memang iya dulu aku sempat merasakan tekanan sosial dengan nama, fisik, dan kepercayaanku yang saling bertolak belakang. Ya tapi memang begitulah perasaanku waktu itu.

Sekarang aku tidak peduli dengan namaku yang simpel, margaku yang sempat ingin kuhilangkan saja karena aku tidak mau orang beranggapan kalau aku adalah seorang Buddhis, fisikku yang tidak cocok dengan orang Muslim lainnya, bagiku yang terpenting adalah menunjukkan pada semua orang kalau orang yang memiliki marga “Tan’ juga ada yang seorang Muslim dan bukan Mualaf. Aku bukan seperti Ustadz Felix Siauw yang memeluk agama Islam di masa dewasanya, aku sudah menjadi seorang Muslim sejak aku lahir, aku sudah biasa dengan anggapan setiap orang di awal perkenalanku dengannya, pasti ia memiliki pemikiran yang sama dengan yang lain. Aku seharusnya bangga dengan namaku yang mungkin lebih mudah orang mengingatnya. Aku juga tidak ingin menyembunyikan lagi marga yang kumiliki sekarang. Marga yang diturunkan dari ayahku, aku hanya ingin orang tau kalau aku yang sukses nantinya adalah seorang yang terlahir dari seorang yang keturunan Tinghoa dan memiliki marga “Tan”, aku sudah seharusnya bangga dengan marga yang kumiliki. Saat ini aku sudah ada beberapa orang yang memanggilku dengan Bapak Tan, walaupun sebenarnya masih agak asing di telingaku, tapi aku cukup senang akan panggilan itu. Ya setidaknya setiap orang akan tau kalau aku punya marga itu dan aku bangga dengan marga itu.




Orang Tua dan Anaknya


Setelah sebelumnya mendapatkan kisah inspiratif mengenai seorang pembrondol yang menyekolahkan anaknnya hingga kuliah, kali ini aku mendapatkan kisah luar biasa lagi dari seorang mandor perawatan yang juga telah susah payah menyekolahkan anaknya.

Kebetulan anaknya adalah adik kelasku juga di IPB. Walaupun tak seromantis kisah yang sebelumnya, tapi ada point penting dari kisah ini yang mungkin bisa membuka pikiran kita untuk bisa menjadi lebih baik.

Karena bisa lulus di program beasiswa yang sama, kuliah ini tidaklah menjadi beban besar bagi orang tua. Kalau boleh jujur sebenarnya uang saku yang diberikan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah lagi dengan lumayan besar biaya hidup di Bogor jika dibandingkan dengan Medan sih. *kurang bersyukur sepertinya hehehe. Tapi begitulah kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang minta bantuan ke orang tua untuk bisa memberikan tambahan uang saku.

Beliau sempat bertanya mengenai kelakuan anaknya di kampus apakah baik atau tidak. Aku yang kebingungan hanya bisa menjawab pastinya dia lebih dewasa pak dan sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk, soalnya jika aku bilang tidak baik nantinya bisa berabe urusannya dan kalau kubilang baik nanti dikira muji-muji anaknya hehehe. Berhubung aku tidak tau pasti maka kusampaikan saja seperti itu hehehe.

“Kalau dia mudah-mudahan lebih dewasa pak dibandingkan dengan adik-adiknya yang lain”.

“Baguslah pak kalau begitu, jadinya kan bapak tidak usah terlalu mikiri keadaannya di Bogor”.

“Iya pak mudah-mudahan bisa membantu adik-adiknya lah nanti jika sudah sukses. Soalnya pak, pernah saya bertanya kepada dia apakah dia punya uang atau tidak, dia bilangnya uangnya masih ada, eh rupanya setelah itu dia langsung menghubungi adeknya untuk minjam uang karena dia segan untuk ngerepotin saya pak, tapi adiknya menyampaikan kepada saya walaupun tanpa sepengetahuan dia pak, makanya sekarang saya selalu ngirimin dia uang walaupun dia bilang kalau uangnya masih ada, karena gitu kenyataannya pak kadang dia lebih memilih kelaparan daripada ngerepotin orang tuanya, iya kita sebagai orang tua tidak tega lah melihat dia seperti itu”, cerita bapak itu dengan logat bataknya hehehe.

Maklum disini kebanyakan orang-orang batak yang bahasanya masih sangat kental.

Begitu singkat cerita Bapak itu tapi begitu banyak makna yang tersirat dalam perbincangan kami. Pertama, sebagai orang tua bagaimana pun keadaannya dia tetap lebih mengutamakan keadaan anaknya walaupun si anak tidak mau merepotkan mereka. Terkadang banyak orang tua yang cerewet kepada anaknya tapi walaupun begitu cerewetnya mereka tidak sebanding dengan besarnya kasih sayang mereka. Aku mengetahui keadaan keuangan orang tuanya mungkin bisa dikatakan pas-pasan, tapi dia tidak peduli dengan keadaan keuangan yang pas-pasan itu asal bukan anaknya yang sampai tidak makan disana gara-gara ingin menghemat uang yang ia punya. Mungkin saja jatah makan orang tuanya yang tiga kali sehari diporsir olehnya menjadi dua kali dan jatah makan satunya disisihkannya untuk uang pesawat anaknya ketika ingin pulang ke kampung halaman. Bagitulah besarnya pengorbanan orang tua untuk harapannya di masa depan yaitu kesuksesan anaknya.

Kedua, sebagai seorang anak sudah seharusnya kita mengerti keadaan orang tua. Aku  salut dengan anak tersebut yang bisa kukatakan sudah cukup dewasa. Memang sudah saatnya kita mandiri dan tidak merepotkan orang tua lagi. Tindakan dia benar-benar  kuacungkan jempol hehehe. Mau sampai kapan kita merepotkan kedua orang tua kita, setidaknya secara perlahan kita harus bisa mengurangi intensitas uang yang diberikan beliau untuk kita. Apalagi jika kita lebih sering menghabiskan uang yang mereka peroleh dengan keringat hanya untuk kepuasan sementara tanpa ada hasilnya. Memang pasti sulit, tapi mari perlahan dan secara bertahap untuk tidak merepotkan mereka lagi. Aku sudah merasakan capeknya kerja dibawah terik matahari, pergi pagi-pagi lalu pulang sorenya hanya untuk anak tercinta tapi apa balasan dari kita? Jujur jika aku terus-terusan seperti itu mungkin hanya bisa mengeluh apalagi gaji tidak sebanding dengan keringat yang keluar. Mereka hanya ingin kita sukses, maka daripada itu ayok berkomitmen untuk bisa sukses dan mulai belajar lebih dewasa.

Untuk saat ini mungkin beliau yang selalu mengirim kita uang saku, tapi tahun depan kita sudah harus bisa mengurangi intensitas uang yang mereka kirim, lalu tahun berikutnya kita sudah tidak bergantung dengan uang kiriman mereka bahkan mungkin sudah bisa mengatakan untuk tidak usah mengirimkan uang saku lagi, dan tahun berikutnya lagi sudah kita lah yang mengirim mereka uang bukan mereka yang memberikan kita uang. Subhanallah Allahu Akbar!!


Tetap semangat teman-teman, semoga kita bisa membuat mereka tersenyum dengan apa yang telah kita lakukan.


Demi Buah Hati Apapun Kulakukan


Perantauanku saat ini setelah kota Bogor adalah Riau. Disinilah aku berdiri sekarang untuk 5 bulan ke depan. Kebun Rama-rama insyaAllah akan menjadi sebuah tempat yang takkan kulupa karena akan banyak memberikanku pelajaran baik di dunia sawit, sosial, ataupun yang lainnya.

Kusingkirkan tingkah keanak-anakanku ditempat ini. Aku bukanlah dipanggil lagi adek, mas, bang atau apapun, saat ini semua orang memanggil diriku dengan sebutan Pak.

“Aku masih muda bu, pak, masak sudah dipanggil Bapak hehehe”, gumamku dalam hati.

Tapi beginilah kenyataannya hehehe aku sudah menjadi bapak-bapak disini hehehe.

Tapi bukan itu yang ingin kuceritakan kali ini. Disini aku belajar bagaimana menjadi orang tua yang berjuang demi anaknya dan belajar bagaimana menjadi seorang anak agar tidak mengecawakan orang tua yang telah berjuang demiku.
Sesuap nasi yang dimakan orang-orang disini semua bergantung dari perusahaan yang memperkerjakan mereka. Bangun pagi-pagi, ikut lingkaran pagi, berangkat ke kebun, kerja mati-matian demi memperjuangkan si “Rupiah”. Begitulah rutinitas setiap harinya yang mereka lakukan.
Di kebun ini aku berjumpa dengan ayah sahabatku di kampus yang kebetulan satu jurusan denganku. Beliau bekerja sebagai karyawan disini tepatnya seorang pengutip brondolan kelapa sawit. Kulihat dia berjalan tanpa alas kaki mengelilingi kebun yang beratus-ratus hektar sambil mengutip brondolan sawit yang jatuh dan tercecer, berpakaian baju kampanye yang diberikan oleh salah satu partai politik serta celana yang juga seadanya. Kujabat tangannya sambil tersenyum seraya berkenalan dengannya dan menyampaikan kalau aku adalah teman anaknya di kampus. Beliaupun membalas senyumku dengan senyum terbaiknya walau harus menampakkan gigi-giginya yang perlahan mulai hilang.

“Bapak itu dulunya adalah seorang pemanen namun sekarang karena sudah tua, beliau tidak mampu lagi memanen ditambah dengan semakin tingginya tanaman, oleh karena itu saat ini beliau hanya mampu mengutip brondolan”, celetus dari salah satu mandor yang menemaniku saat itu.

“Sekarang anak bapak itu seangkatan dengan bapak kan di IPB?”, tanyanya.

“Iya pak kebetulan kami seangkatan dan saya lumayan kenal dengannya”, jawabku.

Mandor itu bercerita panjang mengenai cerita hidup seorang bapak tua yang mati-matian menyekolahkan anaknya hingga berkuliah saat ini walau hanya sebagai seorang pemanen dan pembrondol.

“Ketika anaknya telah lulus di program wisuda yang diberikan Sinarmas ini, bapak itu merasa bahagia bercampur sedih. Senang karena dia berharap anaknya bisa sukses dan bisa menyekolahkan adik-adiknya, ada pula perasaan sedih karena di lain sisi dia tidak memiliki uang untuk memberangkatkan anaknya ke Bogor. Sebelum berangkat bapak itu sempat keliling kampung ini untuk minjam uang ke tetangga-tetangga untuk bisa memberangkat anaknya tapi tidak satu pun orang mau memberikan pinjaman dengan alasan masih sama-sama butuh uang tersebut. Pintu ke pintu tapi tak juga ada yang mau membantu. Saya sebenarnya begitu sedih tapi saya juga tak punya uang untuk membantunya. Akhirnya Bapak tersebut meminta tolong kepada saya untuk membantunya meminjamkan uang di bank karena sulitnya mencari pinjaman di kampung ini, tapi ketika saya tanyakan apakah bapak tersebut punya akte, surat nikah atau yang lainnya, beliau juga tidak punya. Saya sempat bingung bagaimana menolongnya. Benar-benar tidak tega melihat bapak tersebut. Akhirnya saya berusaha mencari bantuan untuk menggadaikan surat tanah orang untuk bisa minjam uang di bank, dan untungnya ada yang prihatin dan ikhlas membantu dan dengan syarat, biaya per bulan yang dikenakan oleh bank menjadi tanggungan bapak tersebut, dan bapak itu mengiyakannya” cerita bapak mandor tersebut.

Apapun kulakukan demi suksesnya anakku walau keringat bercucuran darah nantinya, mungkin begitulah yang ada pada benak bapak tersebut. Dan mudah-mudahan anaknya bisa membalas kerja keras orang tua saat ini di masa depan.

Beberapa hari setelahnya aku mengetahui bahwa setiap bulannya beliau hanya mendapatkan tidak lebih dari 2 juta, menghidupi keluarga dengan uang secukupnya mungkin juga kurang sebenarnya, fasilitas dari perusahaan pun kurasa kurang baginya. Aku teringat ketika anaknya sering telat membayar uang kosan, jarang ikut patungan jika ada sesuatu, ataupun ikut jalan-jalan. Perasaanku benar-benar terharu saat itu. Hatiku bertanya kenapa aku tidak peka terhadap kehidupan teman-temanku sendiri. Namun, yang bisa kulakukan adalah berdoa semoga usaha yang dilakukan bapaknya takkan bisa dan semoga anakknya bisa membalas kerja keras yang dilakukan orang tuanya.



       Dengan sepenggal kisah ini, bukan hanya dia, mungkin aku dan kita semua harus bisa membahagiakan semua orang yang telah berjuang demi kita terutama orang tua kita. Tetap syukuri hidupmu saat ini, jangan cepat puas dengan segalanya, tetap berusaha demi kehidupan yang lebih baik untukmu dan untuk semuanya karena pahitnya hidup yang kita alami mungkin lebih pahit lagi kisah hidup orang di luar sana atau bahkan sahabat kita sendiri. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin..

Sabtu, 08 Maret 2014

Mengukir Prestasi


Pengalaman Organisasi

1.      Ketua Departemen Olahraga OSIS SMA Negeri 4 Medan 2010/2011
2.      Ketua I Bidang Internal Bina Mental Islam (Bintalis) SMA Negeri 4 Medan 2010/2011
3.      Anggota Departemen Apresiasi Karya dan Seni Teater Enceng Gondok SMA Negeri 4 Medan 2010/2011
4.      Penangung Jawab Mata Kuliah Matematika PKS’49 Semester I 2012
5.      Bendahara PKS’49 Semester II 2013
6.      Anggota Departemen Olahraga Seni dan Budaya BEM-J IPB Kabinet Trilogi Integrasi 2012/2013
7.      Ketua Departemen Syiar Forum Rohis Diploma IPB 2012/2013

Pengalaman Kepanitiaan

1.      Ketua Pelaksana Silahturahmi Program Ramadhan XXVII Bintalis SMA Negeri 4 Medan Tahun 2009
2.      Wakil Ketua Pelaksana Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
3.      Ketua Seksi Peralatan dan Tempat Isra Mi’raj SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
4.      Wakil Ketua Pelaksana Program Ramadhan XXVIII Bintalis SMA Negeri 4 Medan 2010
5.      Wakil Ketua Pelaksana Idul Adha SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
6.      Ketua Seksi Transportasi Latihan Dasar Kepemimpinan XXVI Bintalis SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
7.      Sub-Kordinator Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
8.      Anggota Seksi Peralatan Tempat MOS Teater Enceng Gondok SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
9.      Ketua Pelaksana Bintalis Training Program (BTP) SMA Negeri 4 Medan Tahun 2011
10.  Anggota Seksi Transportasi Teater Expedition & Recreation (TER) Teater Enceng Gondok SMA Negeri 4 Medan Tahun 2011
11.  Ketua Seksi Transportasi Buka Bersama Teater Enceng Gondok SMA Negeri 4 Medan Tahun 2010
12.  Master of Training (MOT) Program Ramadhan XXIX Bintalis SMA Negeri 4 Medan 2011
13.  Kordinator Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Negeri 4 Medan Tahun 2011
14.  Anggota Seksi Konsumsi Diklat OSIS SMA Negeri 4 Medan Tahun 2011
15.  Anggota Seksi Acara Perpisahan Kelas XII SMA Negeri 4 Medan Tahun 2011
16.  Anggota Divisi Pertandingan Olimpiade Mahsiswa Diploma IPB (OMDI) Tahun 2012
17.  Ketua Divisi Logistik “Seminar Ada Apa Dengan Cinta (AADC)” Tahun 2012
18.  Anggota Divisi Acara Silahturahmi dan Halal bil Halal PKS Tahun 2012
19.  Anggota Divisi Acara Pelepasan Wisudawan PK PKS Batch V Tahun 2012
20.  Ketua Kontingen Diploma IPB pada Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) Tahun 2013
21.  Kordinator Penanggung Jawab Program Keahlian PKS pada Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) IPB Angkatan 50 Tahun 2013
22.  Anggota Divisi Keamanan Pekan Budaya dan Seni (PSB) Diploma IPB Tahun 2013
23.  Ketua Pelaksana “Seminar Ekonomi dan Cinta PLANET (Power of Love and Economy Training)” Tahun 2013
24.  Ketua Divisi Logistik Santunan Anak Yatim (SAY) DKM Al-Ghifari 2013
25.  Anggota Divisi Acara Pelepasan Wisudawan PK PKS Batch VI Tahun 2013
26. Ketua Divisi Pertandingan Olimpiade Mahasiswa Diploma IPB (OMDI) 2013
27.  Ketua Pelaksana Rihlah dan Tadabur Alam Mentoring Tahun 2014
28.  Admin One Day One Juz (ODOJ) 398 Tahun 2014


Prestasi

1.      Juara III Tunas Muda Cup (SSB TGM) 2007
2.      Juara II Bina Muda Cup (Bina Muda FC) 2008
3.      Juara I Bina Muda Cup (Bina Muda FC) 2009
4.      Juara II Tunas Jati Cup (SSB Mencirim Putra) 2009
5.      Pemain Terbaik Bina Muda Cup (Bina Muda FC) 2009
6.      Tim TGM (Thamrin Graha Metropolitan) U-18 dalam Piala Suratin U-18 Wilayah Sumbagut 2009
7.      Juara III Lomba Baca Puisi Penyair Medan Tingkat Kota 2010
8.      Juara I Lomba Festival Ekskul pada EXPO Piala Walikota Kota Medan 2010
9.      Captain Tim Sepakbola SSB Mencirim Putra dalam Mencirim Putra Cup 2010
10.  Tim ASBIN (Asosiasi Sepakbola Binjai) 2010
11.  Tim PSMS Jr. U-18 dalam Piala Suratin U-18 Tingkat Nasional 2010-2011
12.  Juara II Piala Suratin U-18 Wilayah Sumbagut (PSMS Jr.) 2010
13.  16 Besar Piala Suratin U-18 Tingkat Nasional (PSMS Jr.) 2010-2011
14.  Juara IV Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Tingkat Kota Medan 2011
15.  Captain Tim Sepakbola SMA Negeri 4 Medan pada LPI 2011
16.  Juara III Musikalisasi Puisi Festival AMUK Unimed 2011
17.  Aktor Pembantu Terbaik Festival AMUK Unimed 2011
18.  Juara II Drama Pendek FSLS2N Tingkat Kota Medan 2011
19.  Juara I Tari Berpasangan 2011
20.  Juara I Lomba Band (For You) Festival Band Yamaha SMA Negeri 4 Medan 2011
21.  Juara II Lomba Festival Ekskul pada EXPO Piala Walikota Kota Medan 2011
22.  Juara III Lomba Festival Ekskul pada EXPO Piala Walikota Kota Medan 2012
23.  Juara II Musikalisasi Puisi Festival Teater TEMUGA SMA Negeri 3 Medan 2012
24.  Juara Harapan I Lomba Band Akustik (Rindu) Festival Teater TEMUGA SMA Negeri 3 Medan 2012
25.  Program Keahlian Terdisplin MPKMB Diploma IPB “Generasi Berkarya” 2012
26.  Juara II Sepakbola Olimpiade Mahasiswa Diploma IPB (OMDI) 2012
27.  Peserta Terbaik Latihan Kepemimpinan Kaders (Lakers) Forum Rohis Diploma IPB 2012
28.  10 Besar Lomba Tulis Cerpen Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) IPB 2013
29.  Runner-up Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) 2013
30.  Juara II Futsal Olimpiade Mahasiswa Diploma IPB (OMDI) 2013
31. Juara II Sepakbola Olimpiade Mahasiswa Diploma IPB (OMDI) 2013

    Alhamdulillah hingga sekarang Allah telah memberikan pengalaman yang luar biasa untuk kujalani.. Semoga prestasi ini takkan berakhir sampai disini aamiin..